2.6 Meylisa silviana

2K 71 0
                                    


" Karna yang pertama memang sulit untuk dilupakan."

-Alfy Nararya putra-

Lisa memasuki kelas XI IPA 3 bersama guru Biologi bernama Bu Ratna. Baru saja ia melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas, ia sudah disambut oleh siulan genit para siswa dan bisikan-bisikan dari siswi lain.

Bu Ratna menyuruh Lisa memperkenalkan diri seperti murid pindahan lainnya. Lisa mengangguk samar kemudian berdiri tegap dan mulai memperkenalkan diri. " Nama saya Meylisa silviana, saya pindahan dari SMA 34 Jakarta. Semoga saya diterima di kelas ini." Ucap Lisa diakhiri senyum manis.

Siulan menggoda dan lirikan sinis semakin banyak di terima Lisa. Cewek itu menjelajahi ruang kelas dengan mata coklat caramelnya. Melihat siapa saja yang akan menjadi classmates-nya yang baru.

Mata Liana berhenti pada satu titik di pojok kelas. Ia menemukan Alfy yang sedang asik memainkan ponsel di sana. Tampak tidak peduli dengan keadaan kelas yang ricuh karna kedatangan murid baru.

" Kamu bisa duduk di sana." Ucap Bu Ratna menunjuk salah satu bangku kosong di barisan ke tiga. Berada tiga longkap dari tempat Alfy duduk. Lisa dengan senyum tipis berjalan menuju bangkunya. Cewek itu duduk tenang di samping seorang cewek berambut pendek yang memiliki wajah manis.

" Gue Ana." Ucap cewek itu menjulurkan tangannya ramah. " Gue Lisa." Jawab Lisa menjabat uluran tangan Ana. Mereka berbincang seperti seorang kawan yang sudah lama saling kenal. Lisa merasa cocok berteman dengan Ana karna cewek itu juga suka hal-hal yang berbau korea. Sama seperti dirinya.

Sementara Lisa sibuk mengobrol dengan teman barunya, Alfy malah sibuk memainkan game di ponselnya. Karna Bu Ratna ada keperluan dengan kepala sekolah, kelas Alfy kembali riuh seperti biasa.

Sesekali cowok itu mengumpat kasar karna terlalu serius bermain. Rio yang sedang tertidur di samping Alfy lantas menegakkan badannya menatap Alfy dengan mata yang memerah khas bangun tidur.

" Apa sih njing. Berisik banget lo!" Ucap Rio menoyor kepala Alfy. " Jangan ganggu bego! Lagi push rank nih." Balas Alfy sebal. Rio yang sudah sepenuhnya sadar berdiri dan berjalan keluar seraya menoyor kepala Alfy lagi. Cowok itu berjalan menuju toilet untuk mencuci wajahnya.

Sedangkan Alfy kembali melanjutkan gamenya. Tidak peduli sama sekali dengan lingkungan sekitarnya. Cowok itu hanya fokus menatap layar ponsel dengan kedua ibu tangan bergerak lincah. Juga bibir yang sesekali mengumpat kasar.

Alfy benar-benar tidak peduli dengan lingkungan sekitar sampai ia tidak menyadari Lisa sudah berada di sampingnya. " Serius amat masnya." Ucap Lisa menyenggol lengan Alfy. " Apa lagi sih Yo!" bentak Alfy kesal.

Tawa Lisa pecah kala melihat wajah kesal Alfy. Cewek itu benar-benar menikmati mimik wajah Alfy yang sudah lama tidak ia lihat. Beberapa murid melirik keduanya. Alfy yang merasa aneh lantas meletakkan ponselnya dan beralih menatap Lisa.

" Eh lo? Lo masuk kelas gue?" Tanya Alfy heran. Lisa masih tertawa tidak peduli wajah Alfy yang menunjukkan kebingungan yang begitu kentara. " Hahaha.. komuk lo anjir ngakak!" Ucap Lisa masih dengan tawa yang berderai. Cewek itu memukul meja melampiaskan emosi positifnya.

" Yeu si anjir.." ucap Alfy sebal kemudian mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja. " Kalah kan.. lo sih! Ganggu gue mulu dari tadi." Alfy menekuk wajahnya sebal. Jika saja ia tidak di ganggu tadi, pasti ia akan menang dan otomatis ranknya naik.

" Lo serius amat sih." Jawab Lisa mengambil salah satu buku catatan yang ada di atas meja. Lisa mengerutkan kening bingung ketika melihat nama 'Devian rio arescha' pada bagian depan buku itu. Lisa merasa ia pernah mendengar nama itu dari Dirga, abangnya.

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang