Zura:"Bagaimana ini?. Dia akan ke rumahku sekarang.".
Aku terus bingung akan hal itu. Sepanjang jalan aku hanya memikirkan itu. Aku juga tidak konsentrasi saat Aelyana mengajakku mengobrol. Aku menjawabnya sekedarnya saja.
Selang beberapa lama, kami sampai di depan rumahku. Aelyana terdiam melihat rumahku dari depan.
Aelyana:...
Zura:...
Aelyana:"Jadi, ini rumahnya Zura.".
Zura:Lyana?.
Aelyana:Ah, ya.
Zura:Ayo kita masuk!.
Aelyana:Ya.
Zura:(Masuk)
Aelyana:(Masuk)Sementara dia duduk di ruang depan, aku mengambil minuman untuk kami berdua. Air yang berada di dalam gelas. Air putih yang bisa ditemukan di mana saja. Dan aku pun duduk menemaninya.
Aelyana:(Memegang gelas)"Ini. Dari rumahnya Zura.".
Zura:Lyana?.
Aelyana:Ya?.
Zura:Kamu tidak minum.
Aelyana:Oh, ya. (Minum)
Zura:(Minum)Hari ini dia aneh sekali, terlebih sejak sampai di sini. Dia sering melamun dan melihat keadaan sekitar. Biasanya juga begitu. Namun, ini lebih dari biasanya.
Kami langsung masuk ke kamar, karena di kamarlah semuanya ada. Tentang tugas, loh, maksudnya. Ada keperluan untuk mengerjakan tugas. Karena semua bukuku ada di sana.
Aelyana:Rumahmu sedang tidak ada orang, ya, Zur?!.
Zura:Ya. Aku menyiapkan semuanya dulu, ya?!. (Menyiapkan)
Aelyana:"Kenapa aku bertanya itu?. Itu kan sudah jelas terlihat.".
Zura:"Pertanyaan Lyana aneh-aneh saja.". (Menyiapkan)
Aelyana:...
Zura:(Menaruh)Mau langsung mengerjakan?.
Aelyana:Ya.
Zura:(Menyalakan laptop)Kami mulai mengerjakan tugas dari XXXXX. Dikumpulkankannya tinggal beberapa hari lagi dan kami belum mengerjakannya sama sekali. Lyana membaca-baca materi saat aku mengetik laporannya. Tidak lupa juga dengan foto-foto saat di XXXXX.
Waktu terus berlalu, kami terus mengerjakan tugasnya. Kadang juga bergantian dan diselingi dengan camilan. Dengan itulah, kami masih tetap fokus. Masih banyak yang harus diketik sekarang ini.
Tanpa terasa, waktu di jam menunjukkan pukul XXXXX. Ini artinya, hari sudah mulai gelap. Aelyana juga harus pulang ke rumahnya. Padahal, ini masih lama selesainya.
Aelyana:(Melihat jam)Sudah jam segini.
Zura:Ya. Kamu tidak pulang?.
Aelyana:Eh?.
Zura:... Bukan begitu. Maksudnya, kalau terlalu malam, nanti tidak bisa pulang.
Aelyana:Benar juga. (Bangun)Aku pulang dulu, ya?!. (Menyiapkan)Kenapa aku seperti mengusirnya?. Maksudnya kan agar tidak terlalu malam. Bahaya kalau dia pulang malam-malam sendirian. Selesai berkemas, aku mengantar Lyana ke depan rumah.
Aelyana:Kamu yakin bisa mengerjakan sisanya sendiri?.
Zura:Ya. Aku sudah terbiasa.
Aelyana:Kalau begitu, aku pulang, ya, Zura?!.
Zura:Ya.
Aelyana:(Pergi)
Zura:(Masuk)Baru beberapa saat Aelyana pergi, hujan turun dengan derasnya secara tiba-tiba. Awan gelap langsung menyelimuti langit saat aku melihat keluar jendela. Sebelum aku memalingkan pandangan, ada seseorang yang berlari ke arah rumahku. Dia meneduh di depan rumah. Aku hampiri dia karena penasaran.
Zura:Lyana?!.
Aelyana:Hai, Zura.
Zura:Kamu basah kuyup?.
Aelyana:Ya. Tiba-tiba saja hujan.
Zura:Ayo masuk dulu!. Di sini nanti kedinginan.
Aelyana:(Masuk)
Zura:(Masuk)Aelyana:...
Zura:(Datang)Ini.
Aelyana:Ini handukmu?.
Zura:Ya. Keringkan dulu kepalamu.
Aelyana:(Memakai handuk)
Zura:...
Aelyana:(Tersenyum)"Handuknya Zura.".
Zura:(Memerah)Kenapa?.
Aelyana:Ah, tidak.
Zura:Kamu sebaiknya mandi agar tidak masuk angin.
Aelyana:Mandi?.
Zura:Ya. Kamu pakai saja handuk yang itu. Aku akan menyiapkan baju gantinya.
Aelyana:...Aku mendorong Aelyana sampai depan kamar mandi. Habisnya, dia melamun terus. Setelah masuk, aku pergi ke kamar mencari baju untuk Aelyana. Kira-kira, baju yang mana, ya?.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Interest To Be Your Girlfriend 2
RomansaSetelah jalan-jalan ke XXXXX, kami kembali. Bersekolah, dan mengerjakan tugas yang ada. Berkumpul bersama teman-teman kembali di sekolah. Namun, ada yang berbeda kali ini. Aelyana:... Zura:... Ini adalah saat terakhirku. Aku tidak tahu untuk selanju...