Weekend untuk istirahat. Setidaknya itulah yang ada di pikiran Azmi beberapa menit yang lalu, sebelum sang kakak tercinta menarik paksa dirinya untuk mengantarnya ke playground menemani Khanza bermain sekaligus menjadi supir. Bagus sekali.
"Udah ngga usah cemberut gitu," ucap Qila-Kakak Azmi- mereka kini telah berada di perjalanan dengan Azmi sebagai pengemudi mobil.
"Hmm."
"Khanza liat tuh uncle nya cemberut, kayak Bebek yah..." ucap Qila pada anak yang duduk di pangkuannya.
"Ncel... Ebekk...?" ucap bocah berusia 17 bulan itu dengan polosnya.
"Kamu ngegemesin banget sih Za..." Azmi tak tahan akhirnya mencubit gemas pipi keponakannya itu dengan satu tangannya yang bebas.
"Aaaa...!" dan pekikan Khanza sukses menciptakan tawa renyah Azmi.
"Kebiasaan ih!" Qila memukul pelan bahu Azmi yang masih tertawa, sementara Khanza kini tengah menangis akibat kesal.
"Khanza jangan nangis..." bujuk Azmi begitu mereka tiba di parkiran mall, "Uncle temenin main deh. Beli mainan juga, mau?"
Bocah menggemaskan itupun akhirnya mengangguk masih dengan air mata yang berlinang.
"Pinter." Azmi mengecup pipi gembul Khanza yang kini telah berpindah ke gendongannya. "Yuk!" ajaknya.
"Az kamu langsung aja yah bawa Khanza sekalian. Mba mau nunggu Papanya Khanza dulu."
Azmi memutar bola matanya kesal, "Jadi ceritanya aku disuruh jadi babysitter sementara orangtuanya sibuk pacaran gitu?"
"Iya," ucap Qila enteng.
"Ck." Azmi berdecak kesal, "Untung Khanza imut. Yaudah deh mba, sana. Tapi jangan lama-lama, soalnya belum sarapan nih."
"Salah sendiri bangunnya siang."
"Mba, ini tuh weekend yah. Jadi wajar."
"Iya deh, terserah. Mba pergi dulu yah," ucap Qila kemudian mencium pipi Khanza. "Mama tunggu papa dulu ya, sayang."
"Pappa...?" Khanza bertanya lucu.
"Iya, Papa." ucap Qila, "Titip ya Az, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
"Mama kamu tuh, Za. Ribet. Kita main aja yuk, Khanza mau main apa?" Azmi mengajak bicara Khanza yang ada di gendongannya. Sementara yang di ajak bicara juga sibuk berceloteh sana sini. Mungkin jika ada yang melihat Azmi saat ini ia akan dikira Papa muda.
"Main di sini aja?" tanya Azmi begitu ia telah tiba di salah satu tempat bermain anak.
"Yayaya...!" pekik Khanza heboh, ia sudah seperti ingin lompat dari gendongan Azmi.
"Iya, sabar ya. Kita beli tiket dulu." Azmi kemudian menghampiri salah satu petugas untuk membeli tiket masuk.
"Anaknya ya, mas? Cantik banget..." ucap salah satu petugas disana dengan tatapan mata kagum bercampur gemas.
"Hah?"
"Nikah muda, ya? Masnya mukanya masih kayak anak SMA gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Benarkah Caraku Mencintaimu?
SpiritualFollow sebelum baca...😉 Benarkah Caraku Mencintaimu? Cinta. Kata yang sederhana, namun dengan makna yang kadang sulit dipahami, sulit di definisikan. Ini tentang Cinta, tentang mereka yang sama-sama memendam Cinta. Apakah yang akan terjadi diant...