Pernikahanku
Sungguh aku tidak tahu jika Allah SWT menyediakan dia sebagai jodohku. Selama ini aku hanya tahu dia dari jauh. Tak berkomunikasi, bertemupun sangatlah jarang. Bahkan dihitung dengan jaripun bisa. Ini kisahku saat Allah mempertemukan aku dengan dia, suamiku, imamku.
Saat ini aku menyisiri taman yang sering orang-orang tempat tinnggalku bersantai. Melepas lelah karena seharian berkerja. Duduk sendiri menikmat suasana sore. Tak ada yang menemani hanya telepon genggam yang ada di genggaman ku sekaraang ini. Tak lama bersantai telepon genggamku berbunyi menandakan bahwa ada telepon masuk. Benar saja. Mamah menelponku. Mamahku itu sangat mengkhawatirkan jika aku keluar sendiri. Maklum aku belum ada pendamping untuk menjagaku sepenuhnya, semoga saja suatu saat nanti ada yang menjadi pendampingku kelak.
"mamah ingin mengenalkanmu pada calon suamimu sayang?"
"calon suami??" tanyaku, sungguh aku kaget dengan apa yang mamah sampaikan. Mamah akan memperkenalkan calon suami kepadaku. Pantas saja mamah menyuruhku pulang cepat tapi ternyata ini yang mamah sampaikan. Bagaimana papah apakah beliau tahu soal ini??
Akupun bergegas pulang dengan mengendari motor metikku. Sesampainya mamah menyambutku diruang tamu dengan raut wajahnya sangat bahagia dengan senyum yang indah.
"mah, apa papah tahu bahwa mamah akan memperkenalkanku kepada calon yang mamah sebut itu? Tanyaku. Ya aku harus menanyakan hal ini pada mamah langsung.
"Papah tahu rencana ini sayang" jawab mamah antusias sambil membela kepalaku yang dihiasi jilbab ungu yang sedang kenakan sekarang. Aku mengunakan jilbab saat aku memasuki sekolah tingkat menengah. Karena sekolah yang aku tempat memang mengharuskan untuk mengenakan jilbab.
"Mah, apapun yang terbaik dan yang diberikan kepadaku sekarang, Aku yakin ini pasti yang terbaik."
"terima kasih sayang, mamah sangat bahagia karena menpunyai anak cantik sepertimu."
Dan aku bersyukur karena mempunyai kedua orang tua yang sangat memperhatikan anaknya. Apalagi aku adalah anak pertama. Aku tidak mempunyai saudara ataupun sepupu, karena kedua orangtuaku adalah merupakan anak tunggal dari kedua kakek dan nenekku. Jangan dikira aku tidak mempunyai sahabat atau teman. Itu salah besar sekali, karena aku sampai dengan sekarang aku mempunyai teman sangat yang sangat baik, tapi sayang kami jarang bertemu karena kedua sahabatku itu sudh berkeluarga. Hanya aku yang belum menikah antara kami bertiga.
Senin 13 januari 2015,
Mamah, Papah mengajakku untuk bertemu dengann calonku. kami sekeluarga telah sampai di sebuah saung makan yang sangat banyak diminati jika hari libur. Kebetulan hari ini aku libur dari pekerjaanku. Maaf aku sampai lupa jika aku sudah berkerja disalah satu perusahaan batu bara sebagai admin disitu. Aku takut jika yang katanya calon suamiku tidak menyukaiku. Setelah sampai kamipun menempati tempat duduk yang sudah disediakan. Dengan gugup dan malu aku menyalami kedua orangtua yang bakal akan menjadi orangtua keduaku setelah Papah dan Mamah. Jika tak salah lihat aku seperti mengenal siapa calon dari suamiku. Akupun tidak begitu asing dengan calon mertuaku, sebut saja begitu.
"nada.. kau nada kecil itu kan?" tanyanya. Astafirullah mengapa tante ini tahu namaku. Apa aku mengenalnya sebelumnya.
"iya tante saya Nada" jawabku dengan senyum manisku itu menurut versiku.
"Apakah Nada masih ingat dengan Rama? Tanyanya padaku
Rama, seperti nama itu tidak asing bagiku. Apa aku mengenal laki-laki yang disebut tante Lana padaku. Sungguh ku sangat familiar dengan nama itu, tapi dimana aku mengenalnya. Tanda Tanya besar yang kini bersarang dikepalaku. Apakah Rama yang disebut tante Lana yang kukenal sejak aku berumur sepuluh tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
pernikahanku
RomancePernikahanku yang membawa kebahagianku ternyata ada pada Gadis kecil itu dan aku bahagia. suami. imanku ternyata orang sangat aku kenal.. dan aku sangat bersyukur akan itu. no plagiat. DLDR