Dengan tergesa aku menaiki beberapa anak tangga, melewati koridor kelas yang sepi. Kulihat beberapa siswa-siswi sudah ada di dalam kelas beserta guru pengajarnya. Jangan sampai aku telat, bisa gawat. tiba-tiba seseorang menabrak ku membuatku terjatuh, aku memegang keningku yang berdenyut akibat benturan dari lantai.
"Hei, tidak bisakah kau berjalan dengan tenang.. kenapa harus berlari-lari"
Aku pun terduduk dan menatap namja yang memarahiku sambil menyilangkan kedua tangan nya di depan dada. Namja ini, bukan nya membantuku malah memarahiku. Aku pun berdiri sambil menepuk-nepuk rok sekolahku, mungkin ada debu yang menempel disana.
"Dasar kepala brokoli, seenaknya saja memarahiku bukan nya membantuku.. aisshh kepalaku" kataku sambil mengelus-elus dahiku yang mungkin besok akan berubah warna menjadi biru
"Apa kau bilang, kau yang salah malah menyalahkanku"
"Setidaknya bantulah aku dasar tak berperasaan"
Aku pun membalikan badan dan berlari lagi agar cepat sampai ke kelasku. Tak kupedulikan jimin yang terus memanggil-manggil namaku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sepulang sekolah~
Dengan resah lagi-lagi aku menghubungi appa yang tidak kunjung datang menjemputku. Sudah setengah jam aku berdiri di depan gerbang sekolah. Apalagi perutku yang terus berbunyi dari tadi. Dan kenapa appa tidak bisa dihubungi, tidak biasanya seperti ini.
Aku menolehkan kepalaku saat seseorang memanggil namaku"Haneul~ah, sedang menunggu appamu?"
"Ne sunbae, kalau kamu sendiri?"
"Ah aku sedang menunggu namjachinguku, dia sedang di parkiran sekolah mengambil motornya sebentar lagi ia akan kesini"
"Oh begitu"
Jieun adalah senior di sekolah ku. Kami memang tidak begitu akrab tapi aku menyukainya, selain baik dia juga cantik. Banyak yang menyukainya.
Tiba-tiba ku dengar suara motor dan berhenti tepat di depanku dan jieun. Namja itupun membuka kaca helm nya dan sinar menyilaukan datang reflek aku menutup kedua mataku dengan tangan 😁 Aigoo, dia sangat tampan.
"Haneul-ah mian ne, aku duluan"
Jieun pun menaiki motor yang lumayan tinggi itu dan memeluk tubuh namjachingunya. mereka pun pergi meninggalkan ku.
"Tutup mulutmu itu, lihat air liurmu sampai menetes" ujar seseorang tiba-tiba, membuatku tersentak
"Jangan gila, dari tadi aku sudah menutup mulutku"
"Kajja, ikut aku"
"Hentikan kau mau mengajakku kemana?"
"Kau kira kemana, tentu saja pulang"
Jimin menarik tanganku menuju parkiran sekolah, lalu menyuruhku masuk ke dalam mobil berwarna merah yang menyilaukan mata ini. Ia memutari depan mobil dan duduk di sebelahku. Mobil pun berjalan keluar area sekolah.
"Jimin-ah bagaimana jika appa menjemputku dan mendapati ku sudah tidak ada di sekolah"
"Tadi sehabis istirahat appamu menghubungiku dan menyuruhku untuk mengantarmu pulang"
"Lalu kenapa kau lama sekali"
"Aku sedang ada latihan basket"
Kami berdua pun sama-sama diam. Suasana pun terasa canggung. Aku menolehkan kepalaku menatap gedung-gedung tinggi, bahkan sampai menghitung jumlah mobil yang menyalip.
"Ah jimin-ah, kau tau namja di depan gerbang tadi.. kau tau namanya? Dia yang memakai motor warna hitam?"
'Tuk'
Jimin mendaratkan tangan nya dan menyentil keningku keras.
"Agggrh appo"
"Kenapa kau menanyakan soal itu kau rabun atau apa, sudah tau dia sudah bersama jieun.. dan juga aku ini seniormu, lebih tua darimu. sekali lagi kau tidak memanggil ku dengan sebutan oppa akan kunikahi kau"
'Dukk' aku memukul keras kepala jimin
"Ahh sialan" ujarnya sambil mengelus-elus kepalanya
"Kau tau tempat tanganmu menyentil dahiku itu adalah tempat yang sama saat aku terbentur lantai tadi, dan rasa sakitnya makin bertambah dua kali lipat.. jimin babo"
Bukan nya meminta maaf manusia kepala brokoli ini malah tertawa terbahak-bahak sedangkan aku hanya menatapnya sambil mengerucutkan bibirku
Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Little Brother
FanfictionPark jimin dan Cho haneul, mereka akan menjadi saudara sebab kedua orang tua mereka mempunyai hubungan khusus dan akan dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Tapi apa jadinya jika sebelum pernikahan orang tua mereka terjadi, tetapi jimin tiba-tiba jatuh...