Chapter 1

383 26 2
                                    

Pada suatu siang, seorang wanita berkaca mata hitam tengah duduk didalam mobilnya. Dia adalah Namikaze Kushina, helaian rambut merahnya sedikit bergerak-gerak mengikuti hembusan arah angin karena memang kaca mobilnya sengaja dibuka. Kedua matanya menatap lurus kepada sesuatu ditaman luas yang memang tak begitu ramai.

Setelah terdiam selama beberapa saat, salah satu sudut bibirnya terangkat. Tentu saja karena ia barusan melihat kedua sosok yang sedang ia buntuti. Yaitu sepasang kekasih yang sedang menebar kemesraan di taman.

Siapa dia?

Dia, Namikaze Naruto, seorang pria bersurai kuning cepak yang sedang memeluk pinggang ramping kekasihnya. Kushina pun juga sedang mengamati sesosok gadis mungil bersurai indigo.

''Maafkan Kaasan nak, Kaasan harus memisahkanmu dengan gadis itu.'' Imbuh Kushina dengan menutup kaca mobilnya dan melajukan mobilnya meninggalkan mereka yang sedang kasmaran.



Sejak awal, Kushina memang dapat dibilang tidak mempunyai hubungan yang baik dengan kekasih putra semata wayangnya itu. Dimulai dari Naruto yang pertama kali mengenalkannya pada Hinata.

Namikaze Naruto, putra semata wayang pewaris utama Namikaze corp mempunyai kekayaan yang berlimpah, ia juga diberkati ketampanan yang sedikit dibumbui oleh sifat cerianya. Gadis mana pun pasti akan menjerit kegirangan jika berhasil mendapatkannya. Namun,entah karena pesona apa Naruto jatuh cinta pada sesosok gadis mungil bersurai indigo itu.

Bisa diperjelas, kedudukan mereka sangatlah jauh. Jauh bahkan lebih jauh. Hinata berasal dari keluarga miskin, jauh dari keinginan Kushina yang menjunjung strata. Ia tidak ingin putranya itu bersanding dengan Hinata, ia akan memisahkan mereka,walau harus mengorbankan perasaan putranya. Dengan apa? Tentu saja dengan uang yang wanita itu punya.

Hinata POV...

Ketika aku melihat wanita paruh baya bersurai merah berada di sini, bersama tundukan kepala, kedua mata keperakanku terbelalak. Aku terkejut. Karena sadar akan reaksiku, wanita paruh baya itu pun bertanya.

"Kau tak mempersilahkan tamumu masuk, Hinata?" Ujarnya dengan nada dingin. Dengan gerak gugup, aku segera menatap kedua matanya sekilas dan mengangguk. Aku melangkah mundur, dan mengisyaratkan bahwa Kushina boleh memasuki rumahku yang kecil ini.

"Si-silahkan masuk Nyonya Kushina..."

Hinata POV END...

''Aku ingin kau meninggalkan putraku."

"APA-?" Hinata kehilangan kata-kata mendengar perintah telak dari Kushina.

Sadar bahwa Kushina masih menunggu respon dari Hinata yang sedikit kebingungan harus menjawab apa. Kushina merogoh tas nya dan mengambil satu amplop coklat berisi-uang?!

Ia memberikan amplop berisi uang itu ke genggaman Hinata. Hinata semakin tersentak.

"Aku ke sini, hanya untuk berbicara empat mata denganmu." Hinata semakin terdiam. Remasannya pada amplop itu semakin menguat.

"Aku tau putraku sangat mencintaimu. Tapi sayangnya aku sangat tidak menyetujui hubungan kalian berdua. Aku tak menginginkan Naru ku menjalin hubungan dengan gadis miskin sepertimu." Kushina berbisik.

''Kau tak sepadan dengan keluarga kami." Kushina mendengus kesal.

"Aku tidak akan pernah membuatmu bahagia." Wajah Kushina sedikit mendekat.

"Kecuali kalau kau memutuskan Naruto dan pergi menjauh dari kehidupannya." Kushina memberi jeda. Sampai ia berucap.

"Aku memberikanmu uang untuk kehidupanmu kedepan. Menjauhlah dari putraku." Jeda beberapa saat, Kushina tersenyum, yang di ketahui sebagai senyum palsu. Senyum kelicikan.

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang