"Dinda!!!" saya tak habis fikir dengan ucapan Ulfa
"Belum terlambat bang... masih bisa dibatalkan" isaknya sambil memegang tanganku
"Sekarang dinda tenang dulu... kasihan bayinya" saya mencoba menenangkan Ulfa
"Dinda bisa minta maaf ke keluarga Hafsah jika abang mau" tangisnya semakin tak terkendali
"Istighfar dinda...istighfar"
Saya memeluknya, saya tak tahu kenapa Ulfa jadi seperti ini... pikiran saya jadi kacau.
Hafsah
Seluruh hari-hariku kujalani penuh bahagia... tak lama setelah wisudaku Ustadz Abdi akan segera melamarku secara resmi ke keluarga besarku.
Aku tak sabar menunggu hari itu tiba...apalagi sejak Ustadz Abdi datang kerumah, hampir setiap hari dia sms sekedar menanyakan kabarku, maklum aku sudah jarang bertemu dengannya di kampus. dan hari ini adalah wisudaku, mama dan papa datang ke Pekanbaru.
Aku mendapat nilai terbaik... tentu orang tuaku bahagia, banyak yang memeberi selamat padaku.
Tapi tak kulihat Ustadz Abdi... aku baru sadar apa dia tak hadir?!
Mama dan papa juga menanyakannya... aku mencoba menelponnya tapi tak diangkat
Sepulang acara, papa dan mama mampir ditempat kosku untuk melepas lelah
Sedang fikiranku terus saja memikirkan Ustadz Abdi, kenapa dia tak hadir? Sedangkan semalam di telpon dia bilang akan hadir...
Aku mencoba menahan rasa penasaranku... biarlah nanti dia yang akan mengabariku.
Kuhabiskan malamku bersama orang tuaku... jalan-jalan dan makan malam bersama. Meski sesekali kulirik hp karena menunggu kabar dari Ustadz Abdi.
Keesokannya papa dan mama kembali ke padang, sebelum pulang mama berpesan untuk segera menyusul pulang karena seperti rencana, Ustadz Abdi akan segera datang kerumah membawa keluarganya.
Sampai siang itu tidak ada kabar dari Ustadz Abdi, akhirnya kuberanikan menelpon lagi, tapi tetap tak diangkat... aku sedikit khawatir, apa mba Ulfa sakit?
Akhirnya aku menelpon mba Ulfa...
"Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam, mba ulfa apa kabar?"
"Alhamdulillah baik, Hafsah gimana?"
"Alhamdulillah baik mba"
"Lagi dimana mba?"
"Ooh... ini lagi dirumah, bang Abdi lagi masak didapur... babynya kepengen dimasakin abinya" jelas mba Ulfa membuatku sedikit lega karena semua baik-baik saja
"Ooh... syukurlah" aku terdiam, aku ingin sekali menanyakan Ustadz Abdi tapi segan...
"Hafsah... sudah dulu ya, ini abinya sudah datang"
"Ooh... baik mba, Assalamualaikum"
Ketika telpon di tutup ada sedikit perasaan ngilu di relung hatiku... entah karena apa, hampa menyelimuti hatiku.
Aku coba menahan sedih yang mulai menguasaiku
Abdi
Sejak kemarin Ulfa meminta saya tidak kemana-mana, dia bilang tidak enak badan... bahkan hp saya di pegangnya, dia tak ingin ada yang mengganggu...
Padahal kemarin Hafsah Wisuda, dan saya bilang akan datang... tapi apa boleh buat, saya yakin Hafsah tak akan menjadikannya masalah.
Dia wanita yang cerdas, tak akan memikirkan hal-hal sepele.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Hati
SpiritualSiapa yang ingin menjadi yang kedua? apalagi jika kamu bisa memilih untuk menjadi yang pertama... bahkan jadi satu satunya. tapi bagaimana jika hatimu lebih pengalah dari akalmu? hatimu lebih lemah dari egomu? hatimu lebih memilih sakit dari pada p...