2 A

81 6 3
                                    

Tapi,"

Wajah Dandi yang terlihat bahagia, perlahan berubah sendu,lagi. Tatapannya pun mulai kosong dan senyum tak lagi terukir dibirnya.

Gabby yang semula bingung kini makin penasaran dengan cerita Dandi. Ia tak sabar mendengar kelanjutan dari cerita Dandi. "Tapi kenapa,pa?"

Dandi tampak menghela nafas panjang dan menatap lurus kedepan. " 4 tahun setelahnya. Penyakit mama kamu semakin parah dan hanya bisa bertahan sekitar 5 tahun lagi. Mama sangat terpukul sayang, papa juga. Mama benar-benar memanfaatkan 5 tahun terakhirnya dengan bermanja-manja denganmu. Mama pun sempat menitipkan kamu pada papa dan menyuruh papa untuk menjaga kamu, harta paling berharga baginya. Sampai akhirnya 4 tahun berlalu dan mamamu -" Satu bulir air mata jatuh dipipi Dandi.

Gabby yang melihatnya tak tau harus berbuat apa. Ia tak pernah melihat Dandi menangis. Perlahan Gabby mulai menggenggam erat tangan Dandi. Dandi yang menyadarinya sontak terkejut dan menghapus air matanya, memaksakan senyum termanis yang ia punya.

"Mama kamu meninggal sweety, dan kamu tau? Sampe sekarang Papa belum bisa ngelaksanain amanat Ella dengan baik. Jangankan mendidik, bahkan papa tak bisa menjaga hubungan komunikasi yang baik denganmu. Papa merasa gagal menjadi orang tua papa merasa-" Omongan terhenti ketika gadis itu dengan cepat memotong perkataannya sembari menggenggam erat lengan Dandi.

"Cukup pah cukup." Oke kali ini ia tak tahan bahkan tak tau? Bulir demi bulir air mata telah berhasil lolos dari mata sipit Dandi tanpa bisa ia tahan. Sesuatu yang tak pernah ia lakukan 3 tahun terakhir ini.

"Maafin Manda pa, Manda janji bakal berubah buat mama, buat papa juga. Maafin Manda juga yang udah bikin papa khawatir, cemas. Maaf pa". Entah darimana kata-kata itu meluncur dengan fasihnya dari mulut kecil gabby. Dan sialnya, kenapa air.mata ini harus tumpah? Bahu gadis itu naik turun mengendalikan emosinya, mengingat kejadian dua bulan lalu yang membuatnya benci dengan Dandi.

" Makasih gabby, makasih. Oke papa cuman mau cerita ini aja, seenggaknya makasih udah mau dengerin curhatan alay papa. Papa gak mau kamu sakit. So, ini udah malem. Good night sweety". Ucap Dandi sambil mengelus kepala gabby pelan.

Gabby hanya tersenyum dan bergumam tak jelas menanggapi perkataan dandi barusan.

Dandi yang melihat gabby tersenyum, sangat merasa bahagia.

Karena itu adalah sebuah kemajuan baginya.

'Terima kasih Tuhan.' Batin dandi

Flashback off

🌸🌸🌸

"Nanti pulang jam berapa man?" tanya Dandi ketika gadis itu turun dari mobilnya.

Gadis itu menoleh sekilas lalu membuang mukannya sembari membenarkan bajunya yang agak kusut. "Gak tau." jawabnya ketus.

Dandi menghela nafas kasar dan mencoba tersenyum. "Yaudah nanti kalo udah pulang telepon mang udin aja suruh jemput. Belajar yang bener ya.Have fun sweety".

Gadis itu tersenyum lantas pergi tanpa ucapan sedikitpun. Dandi yang melihatnya hanya bisa kembali tersenyum miris.

"Gadis kecilku belum memafkanku ternyata."

🌸🌸🌸

Hai pada kangen gakk?? Hehe maaf yak aku gantunginnya terlalu lama.

Gimana feelnya ngena gakk?

Oya aku mau ngasi tau kayaknya untuk bab berikutnya bakalan lama updatenyaa maaf yaak 😂😂😂

Soalnya aku fokus ujian juga, huft.

Semoya kalian suka ya sama bab ini❤❤

Oiya satu lagi di bab berikutnya
A

ku bakalan ngasi visualnya, so siap siap aja yaa😂😂

Oke sekian dulu buat bab ini jangan lupa vote dan commentnya yaw 😇😇

Las u❤

Sinta wahyuni
9 maret 2018

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang