⏺KEJADIAN⏺

40 10 8
                                    

Hay....
Semoga kalian paham sama bahasaku yang amburadul ini ya :v

"Maaf! nggak sengaja," ucap seorang gadis yang tengah berlari kearah lapangan sekolah. Wajahnya memperlihatkan sebuah kepanikan.

Sesampainya di lapangan sekolah, dilihatnya seseorang yang sangat ia kenal berdiri di tengah lapangan dengan dua orang lainnya yang juga ia kenal sedang dikerumuni banyak siswa.

Luna melihatnya dengan tatapan takut dan tangan yang mulai gemetar, namun ia tetap mencoba berusaha bersikap senormal mungkin, disisi lain detak jantungnya berubah menjadi tidak normal, keringat mulai keluar dari telapak tangannya dan tak sedikit pula pada wajahnya yang sudah hampir pucat. Bukan, bukan karena bertemu pujaan hatinya namun karena ia akan bertemu dengan dua orang yang bersama sahabatnya tadi.

Perlahan tapi pasti gadis itu melangkahkan kakinya menuju tempat dimana orang orang tadi berkumpul, dia terus berjalan sambil menunduk merasa bahwa jarak yang sebenarnya cukup dekat itu terasa sangat jauh, apalagi ditambah banyak pasang mata yang saat ini mengawasinya. Sesaat kemudian ia sampai di samping sahabatnya, entah kenapa dadanya sesak melihat kenyataan yang memang tergolong menyakitkan baginya.

Meskipun Luna masih menunduk namun dia bisa merasakan tatapan dari orang disekitarnya, tatapan kasihan dari orang sekitar juga tatapan remeh dari dua orang di depannya. Melalui ekor matanya dia dapat melihat senyum sinis dari perempuan dihadapannya itu.

Dengan pandangan masih menunduk dan tangan yang terasa dingin, Luna mencoba menarik Gisel sahabatnya itu untuk menjauh namun tak ada reaksi apapun dari sahabatnya.

Gisel melepaskan genggaman Luna pada tangannya "Lun, gue mohon kali ini jangan halangi gue,"

"Tap.." terlambat. Gisel sudah menghampiri kedua orang tadi dengan pandangan yang sulit diartikan. Fyi, Gisel saat ini sedang marah.

Bugh

Satu pukulan mendarat di pipi laki laki yang diketahui bernama Fano membuat para perempuan disana memekik karena ada orang yang berani memukul laki laki yang lumayan populer itu, dan parahnya yang memukul adalah seorang gadis.

Begitu pula dengan Luna yang tak kalah terkejut karena sahabatnya itu ternyata benar benar memukul Fano seperti yang telah dikatakannya kemarin sore, padahal kemarin ia sudah melarangnya dengan keras. Dia sudah bilang, biarkan orang lain berbuat jahat pada kita, asalkan kita selalu membalasnya dengan kebaikan maka hidup kita akan tetap bahagia. Namun ternyata perkataannya tak berarti apa apa untuk Gisel.

Sedangkan perempuan yang tadi memberi senyum sinis pada Luna berusaha membantu Fano dengan wajah yang sudah memerah karena marah, belum sempat ia menghampiri Gisel namun Gisel terlebih dulu berdiri di depannya.

Plak!

Lagi. Perbuatan sahabat Luna itu membuat semua orang terkeejut. Gisel baru saja menampar Erlin setelah gadis itu sampai di hadapannya.

"Maksud lo apa?!" Erlin bertanya dengan emosi yang sudah meluap luap.

Gisel tersenyum "Cih, lo tanya maksud gue apa?! Lo harusnya tau kenapa gue nampar lo!" ucap Gisel kemudian mendorong bahu Erlin.

"Gak usah kasar bisa kan?!" bentaknya lagi.

"Lo itu udah keterlaluan!"

"Keterlaluan mana gue, atau dia!" ucap Erlin dengan menunjuk kearah Luna.

Luna semakin takut dan bergetar saat suasana semakin memanas, apalagi mendengar perkataan Erlin, dadanya sesak, air matanya mulai berjatuhan perlahan membasahi pipinya, kakinya terasa lemas berada di situasi seperti ini. Dia ingin mencegah namun tak akan bisa.

Perlahan pandangannya mengabur karena air mata dan pusing yang tiba tiba menderanya, detik berikutnya semuanya berubah gelap membuat orang orang berteriak kaget karena Luna pingsan, namun yang lebih mengejutkan lagi adalah laki laki yang berhasil menangkap tubuh Luna dan menggendongnya.

Gisel yang akan membalas ucapan Erlin berlari kearah Luna saat tahu sahabatnya itu pingsan. Dia menyusul Luna yang sudah berada di dalam gendongan seorang laki laki bertubuh tinggi tegap yang diyakininya adalah Denand, ketua OSIS yang badboy tapi disiplin dan paling disegani di sekolah ini bahkan diluar sekolah.

---------

Di UKS Denand meletakan Luna diatas tempat tidur dengan hati hati kemudian keluar bertepatan dengan Gisel yang baru saja tiba. Sesaat pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Gisel kini duduk di samping tempat tidur Luna mengoleskan minyak kayu putih di bawah hidungnya agar segera sadar, jujur ia merasa bersalah karena sahabat satu satunya itu pingsan karena perbuatannya.

Dia harusnya tahu kondisi Luna, tapi dia juga tidak bisa diam saja melihat sahabatnya merasa tersakiti terus menerus seperti ini.

Luna Amalia Vespera perempuan cantik yang saat ini terbaring lemah dihadapannya, ia adalah sahabat satu satunya mulai sekarang, sahabat yang selalu ada untuknya, yang selalu membantunya, selalu ceria dan tegar sebelum kejadian beberapa bulan lalu terjadi dan mungkin itu juga karena perbuatan Gisel sendiri.

"Lun gue minta maaf ya, cepet bangun dong. Gue khawatir tau sama lo," gumamnya sambil terus memegang tangan Luna yang sudah tidak sedingin tadi.

Hai hai hai.
Gimana kabar kalian hari ini? Senang sedih atau jadi satu??
Semoga yang udah baca cerita pertama aku jadi suka dan mau ngikutin terus cerita ini,,jujur ini susah karena cerita pertama yang aku buat, walaupun sebenernya udah lama dibuat tp aku baru berani publish sekarang dengan banyak pertimbangan setelah aku unpublish berkali kali. Hehe udah deh gitu aja, ntar jadi gaje lagi...:v

Boleh follow my ig @Kata_senja4
Follow akun wp ku juga boleh Lattech

DENANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang