Adrian's pov
Hari ini gue udah siap berangkat ke sekolah, ya walaupun harus melewati satu paragraf nasihat mama yang selalu terdengar sebelum gue berangkat dengan si blacki sepeda motor gue. Sebelum melanjutkan cerita yang lebih panjang, nama gue Adriansyah Raditya Putra murid kelas 11 ips 4 SMA Widyagurna. Anak semata wayang dari kedua orang tua.
Gue memegang jabatan sebagai anggota osis di sekolah, jadi akan lebih baik bila gue harus cepat datang di sekolah karena hari ini adalah hari pertama mos siswa baru di sma. Setelah mendengar satu paragraf nasihat mama, gue langsung melajukan si blacki dengan kecepatan penuh menuju sekolah. Tak butuh waktu puluhan menit gue udah sampai di sma tercinta yang jaraknya cuman 7 km dari rumah. Disana sudah ada belasan murid berseragam smp yang datang di depan gerbang. Entah mengapa mereka lebih betah di luar sekolah, mungkin mereka masih malu atau takut menghadapi sekolah barunya. Dengan santainya gue masuk ke gerbang sekolah dengan si blacki dan memarkirkannya di halaman parkir luas yang di telah di sediakan sekolah.
Di osis, gue di berikan tugas untuk mengecek setiap barang bawaan peserta mos yang udah di umumkan 1 hari yang lalu. Gue dan Wildan temen gue, juga kebagian untuk menjadi pendamping gugus Batara selama mos berlangsung sampai hari terakhir mos.
Ngeliat jam yang masih nunjukkin pukul 7 kurang 20 menit. Padahal mos di mulai jam 8. Lebih baik gue siap-siap ngambil beberapa kertas materi yang ada di ruangan osis.
Berlembar-lembar kertas pun sudah siap di tangan. Tinggal menunggu siswa baru dari gugus batara yang baru datang di depan ruangan satpam samping gerbang. Wildan yang bertugas mencentang di kolom yang ada di kertas dan gue bertugas mencek barang-barang dari peserta mos. Sudah ada puluhan peserta yang memadati jalan depan ruang kecil satpam ini.
Tepat pada pukul 8. Upacara pembukaan mos pun berlangsung dengan hikmat dan lancar dilanjutkan di aula luas milik sma. Acara pertama di aula ada pembukaan dari pembawa acara yang juga anggota osis, lalu perkenalan setiap anggota osis di setiap divisinya. Jujur saja, gue gugup menghadapi tatapandari ratusan peserta mos. Tapi apa daya, lebih baik di hadapi. Tak lupa juga gue memasang wajah datar andalan gue yang diikuti kacamata minus yang bertengger manis didepan mata.
Tapi tunggu-tunggu, saat gue memperkenalkan diri dan divisi gue. Gue menangkap salah satu peserta mos yang memiliki tatapan yang tak seperti peserta putri lainnya yang seakan menatap gue dengan tatapan mengerikan itu. Justru gadis itu malah memalingkan wajahnya, seakan enggan melihat ke arah gue. Jujur saja baru pertama kali gue mendapati tatapan dari gadis seperti ini yang membuatku dongkol untuk sesaat.
Adrian's pov end
Siapa sih tuh cewek.-batin-Adrian penasaran.
Bersambung........
Yeah ini cerita ke tiga gua setelah Milan dan Rahasia dia. Trus koment kritik dan saran dan vote nya ya guys.
09-03-2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Never give up to me
Teen FictionWalaupun kita tak pernah saling bertegur sapa. Aku yakin kamu adalah orang yang sempurna dengan segala keterbatasanmu. . . Ya orang itu kamu, gadis yang selalu kupandang dari jauh. --- "Hei Quena." tegur Linda yang membuat fokusku pecah seketika. "A...