Chap 2 ; (jatuh cinta)

9 6 0
                                    

______

Jalanan jakarta saat ini sedang macet parah, sehingga membuat beberapa pelajar harus memilih untuk mencari jalan keluar agar bisa sampai di sekolah mereka, bahkan ada pula yang memilih untuk tetap tinggal diam di dalam mobil mereka.

Sama halnya dengan celline, dia sebenarnya ingin turun dan berjalan kaki kesekolahnya namun dia dilarang oleh ayahnya. Kata ayahnya sihh biar dia nggak kelelahan, tapi sebenarnya bagi seorang celline berjalan di pagi hari seperti ini itu sangat sehat, yahh walaupun sebenarnya pasti akan kecapean. Dan disinilah celline memilih untuk membaca buku paket matematika miliknya sembari menunggu jalannya mobil mereka.

Sebenarnya ini baru pukul 06.25 jadi tidak masalah bagi celline jika harus menunggu larutnya kemacetan ini. Itu juga yang membuat dodi kebingungan, sebab anaknya itu suka sekali datang pagi padahl teman-temannya selalu datang pukul 07 pagi, entah apa yang membuat celline datang sepagi ini.

"Kak, aku boleh pinjem flashdist nya kakak nggak, soalnya flashdist aku rusak kak, dan nanti ada pr fisika yang harus dikerjain" itu suara delaine, adik kandung celline yang beda setahun dengannya. Celline mengeryitkan keningnya lalu membuka tasnya dan mengambil sebuah benda kecil.

"Ini, jangan diilangin yah, ini tuh penting" balas celline jutek dan menyodorkan flashdist itu pada delaine, delaine tampak senang dan segera memgambil bendah ditangan celline seraya berterimakasih.

Dodi membuang nafas lega saat kemacetan itu mulai berkurang sehingga mobil Bmw yang dikendarainya perlahan mulai berjalan. Tujuan dodi saat ini adalah mengantar celline kesekolahnya setelah itu mengantar delaine karena sekolah mereka berbeda. Celline di sma 1 jakarta sedangkan delaine di smk kebangsaan.

Celline memgambil tasnya serta buku paket matematika ditangan kanannya dan segera turun dari dalam mobil saat dodi berhenti di depan gerbang sekolah celline. Celline tidak sama sekali memberi salam pada ayahnya ia terlalu cuek untuk hal seperti itu, bahkan delaine yang akan melambaikan tangannya segera mengurungkan niatnya saat celline sudah memasuki gerbang sekolahnya.

Sebenarnya celline bukanlah orang yang cuek, dia hanya cuek disaat bersama keluarganya, sikap dingin dan cuek celline akan pudar jika sudah bersama dengan sahabat-sahabatnya. Celline akan menjadi lebih ceria, dan centil tentunya.

Seperti saat ini, celline mengagetkan kesya, oliv, dan dyra yang saat itu tengah berdiri di depan ruangan lab ipa. Celline bisa menebak jika mereka ada di depan lab ipa itu berarti mereka tengah menunggu dia, michell, dan gisel.

"Ngangetin aja sihh lo cell!!" Bentak kesya emosi. Celline hanya nyengir kuda sambil menatap raut wajah kekesalan kesya dan juga oliv.

"Tau nihh, masih untung kita tungguin lo pada disini" balas dyra sama kesalnya, oliv hanya diam, dia orangnya seperti itu, dingin dan pendiam.

"Sorry-sorry, abisnya gue nggak nahan gitu pen ngagetin kalian, lucu mukanya kkk" jawab celline tertawa puas. Ketiga sahabatnya hanya memutar bola matanya malas seakan tak perduli lagi celline menertawakan mereka.

Dyra berubah menjadi serius, pandangannya saat ini hanya tertuju pada celline seorang. Dia terus menatap manik mata celline sehingga membuat celline mendongak ke arahnya.

"Woyy, kenapa lo?" Celline menjentikan jarinya di hadapan dyra, berusaha membuyarkan lamunan dyra.

"Oh iya cell, lo tau nggak kelas 12ipa9"

Celline mengeryitkan dahinya, untuk apa dyra menanyakan hal itu kepadanya.

"Iya, emang kenapa"

"Itu kelasnya devan lohh!!"

Mata celline membulat sempurna, ia tidak menyangka dyra akan tahu sebanyak itu tentang devan. Dia saja tidak tau apa-apa, oliv dan kesya yang juga tertarik dengan ucapan dyra segera mendekat dengan kening berkerut.

I'M Promise : (early)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang