Azalea menarik selimutnya hingga seluruh tubuhnya tertutup. Ia menangis, bagaimana tidak, dalam keadaan seperti ini tidak ada yang menjaga nya, bahkan sekedar menanyakan 'sudah makan' itu terdengar sangat mustahil baginya. "Bunda, Lea kangen."Dirinya mengambil benda pipih yang berada di atas nakas dekat Rillakuma kesayanganya. Azalea menekan sebuah aplikasi berbentuk huruf 'G'. Lalu mengetik sesuatu pada kolom yang tersedia di sana.
'Gejala nyeri pada daerah ginjal, mual, dan urin berbusa.'
Beberapa detik kemudian, berbagai artikel muncul dengan judul yang membuat matanya membulat sempurna. "Gejala awal gagal ginjal."
"Yang benar saja."
Tak ingin kalut karena berbagai artikel yang menyeramkan, Azalea melempar asal ponselnya. "Bunda, Lea takut."
"Leaaa ... "
Itu suara Angkasa, 'kesambet apa Ayah datengin kamar Lea?' Batin Azalea menatap ke arah knop yang mulai terputar.
Angkasa mulai memasuki kamar yang dominan berwarna coklat muda dan mendekati putrinya. "Baru jam segini udah meluk guling aja," ujar Alanska sambil membelai rambut panjang putrinya.
"Ngantuk."
"Tadi Atta ke sini," ucapan Angkasa berhasil membuat Azalea menegakkan tubuhnya.
Angkasa memberikan sebuah kertas berwarna hitam putih, "Dia ngasih ini."
Azalea menerima kertas itu, lebih tepatnya sebuah undangan. Azalea teringat ucapan Mario yang mengatakan bahwa Atta telah kembali dan akan melaksanakan pesta ulang tahun.
"Yaudah, kamu lanjut tidurnya. Ayah ke bawah lagi."
Angkasa kemudian bangkit dan meninggalkan putrinya yang tersenyum penuh arti kepadanya. 'Pergilah Ayah, tak ada artinya jika kau berlama-lama disini.'
Azalea mulai membuka undangan tersebut. tunggu, ini bukan sebuah undangan. Melainkan sebuah kaset yang Azalea tak tau kaset itu berisi apa.
Azalea meraih laptop nya yang berada di atas nakas dan mencari tahu apa isi kaset tersebut.
Muncul seorang laki-laki yang sangat Azalea kenal. "Hai Lea."
'Atta.' Lirihnya lemas.
"Gue minta maaf gue ngilang gitu aja, dan tiba-tiba muncul lagi di depan lo dalam bentuk video," ujarnya sambil terkekeh.
Azalea hanya terdiam, hatinya sakit. Bukankah seharusnya ia merasa bahagia sebab Atta nya telah kembali? Tapi ini tidak, mengapa Atta harus datang kembali disaat hatinya mulai memberi ruang untuk Alanska.
"Gue kangen sama lo," celetuk Atta pada video tersebut.
Azalea nampak menarik seulas senyum tipis, "gue juga."
"Lo inget kan, besok tanggal berapa?"
Azalea sontak melirik kalender kecil diatas nakas. 'Tanggal 14' gumam Azalea seakan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Atta.
"Besok gue ulang tahun yang ke-17."
"Lo pasti udah tau kan dari Mario kalo gue udah balik ke Indo. Gue mohon lo mau dateng ke acara sweet seventeen gue."
"Di Awan Longue Tanah Abang, jam 8 malam yaa."
"Dresscode kali ini kesukaan lo Lea, warna coklat. Dandan yang cantik ya. Daa cantik."
Azalea langsung menutup laptopnya. Setelah sekian lama Atta menghilang, dengan santainya ia muncul begitu saja. Takdir memang sedang mempermainkanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWERIST
Ficção Adolescente🐾Revisi setelah Tamat🐾 Tentang sebuah cerita klasik dari masa putih abu-abu. Cerita tentang seorang gadis tegas yang tercipta dari sebuah keluarga yang dapat dibilang jauh dari kata bahagia. Dan cerita tentang seorang laki-laki berperawakan tinggi...