Gus Azzam

48 4 0
                                    

Namanya Abdullah Khorul Azzam, sahabat, kolega dan santri Bapaknya biasa memanggilnya Gus Azzam. Dia adalah anak ke empat dari lima bersaudara. Cara bertutur menenangkan caranya bersikap menyenangkan. Tak heran semua orang selalu terasa nyaman ketika berada di dekatnya.

Dua tahun yang lalu, pesantren digemparkan oleh pernikahan Gus Azzam. Bagaimana tidak, seorang Gus yang sewajarnya menikah dengan golongan kiayi atau setidaknya santri malah menikah dengan penjual kopi pinggir jalan yang notabene punya citra negatif. Berbagai penolakan dari keluarga sempat terjadi, namun kesantunan dan kelihaian Gus Azzam dalam berdiplomasi dengan keluarga mampu membuat mereka mengiyakan apa yang diinginkan Gus Azzam.
****
Tiga tahun telah berlalu, Rumah tangga Gus Azzam berlaju tanpa halangan, hanya keromantisan yang terlihat diantara pasangan seoarang Gus dan penjual kopi, terlebih lagi kelucuan anaknya yang menambah kesmpuranaan kebahagiaan.
***
" Neng Mayra...," panggil Gus Azzam dari kamarnya.
Mayra yang pada saat itu masih mencuci baju dengan dibantu Aisyah, santri Gus Azzam, bergegas menemui Gus Azzam.

"Iya... Abi. Wonten menopo(ada apa)?, " jawab Mayra sembari lari menuju kamar mendekati Gus Azzam.
Gus Azzam yang baru saja terjaga dari tidurnya bergegas berdiri mendekatkan wajahnya ke wajah Mayra. Seperti hendak beradu.

"Aku kangen...(muach...)," ucap Gus Azzam sambil mencium kening Mayra, kemudian pergi entah kemana.

"Heeleeeh.... Abi...Abi..."jerit kecil manja Mayra sambil menghentakan kaki di lantai. Persis seperti anak kecil yang merenggek minta mainan.

Entah mau kesal atau tersanjung yang ada di benak Mayra. Di satu sisi dia merasa dipermainkan karena waktu repot dipanggil hanya untuk ucap kangen dan cium kening di sisi ia merasa sangat dicintai Gus Azzam.

"Mbak, Mayra kok senyum senyum ada apa dengan Gus Azzam?" Tanya Aisyah sabil terus fokus mengucek baju.

"Itu lho, Mbak, Gus mu ada ada aja lha wong lagi repot nyuci kok cuma dipanggil untuk dibisikin kangen aja, kan yo aneh mbak. Njengkelke," jawab Mayra sambil tersenyum malu.

"Njengkelke kok tersenyum gitu to. Cie.. cie.. yang tiap hari digeruduk keromantisan dari Abi," ledek Aisyah.

Meskipun Mayra adalah Istri seorang Gus, yang patut di hargai dan dihormati setiap santri Pesantren, namun Mayra mengajarkan kepada para santri untuk bersikap biasa saja, seperti teman dekat dan sebaya.

"Hehhehe.. apa sih.. Mbak Aisyah ini, gk kok biasa saja, emang Gus mu ya gitu tiap hari godain orang," jawab Mayra yang masih terkesan bahagia.

"Iya, Mbak. Gus Azzam itu orang romantis, perhatian, berkharisma, dulu pernah akan di jodoh kan oleh Romo Yai, tapi Gus azzam menolak," tutur Aisyah.

"Lho kenapa menolak?"

"Gak tahu persisnya , Mbak. Setau aku karena tak ada dasar Cinta. Begitu katanya."

"Masak seorang Gus, masih peduli Cinta?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang