Satu: Teman lama

6.5K 360 27
                                    

○○○

Arthit membuka matanya. Samar ia rasakan usapan lembut mampir ketelinga nya, secara cepat mengembalikan kesadarannya.
Pemandangan yang sudah sangat ia sering lihat. Sesosok laki-laki menjadi objek pertama yang ia lihat hari ini. Memamerkan senyum, memberikan sentuhan hangat pada kedua pipinya.

Kongpob memang seperti itu. Ketika Arthit membuka mata, selalu ada dirinya yang sudah tampan dengan setelan kampus yang biasa lelaki itu pakai. Padahal Arthit masih berantakan.
Akhir pekan adalah jatah Kongpob menguasai seluruh atensi Arthit. Tak ada lagi tugas kantor ataupun tugas kuliah untuk dirinya sendiri.

"Selamat pagi."

Arthit masih sangat mengantuk. Tak berniat membalas salam dari kekasihnya. Membiarkan begitu saja bibirnya untuk puas dicium Kongpob.

"Aku belum sikat gigi."
Balasnya lebih mirip sebuah gumaman.

"P'Arthit akan bekerja. Hari ini sampai jumat kita akan sulit bertemu. Sebentar saja ya"

Kongpob kini sudah memasuki tahun keempat kuliahnya. Setelah selesai magang dikantor Arthit, Kongpob mulai keteteran dengan segala tetek bengek urusan yang selalu dihadapi mahasiswa tingkat akhir.
Arthit mesti tegas. Ia melarang Kongpob menemuinya pada hari-hari sibuk. Itu semua Arthit lakukan agar Kongpob bisa fokus.
Awalnya Kongpob menolak, tapi dengan sedikit paksaan dan iming-iming akhir pekan yang menyenangkan, akhirnya Kongpob setuju.

Seperti biasa setiap akhir pekan Kongpob akan pergi ke apartement Arthit dengan motornya. Melepas rindu dan merawat Arthit yang kadang abai dengan keadaannya sendiri. Sungguh kekasih yang sempurna.

Arthit tak mengerti mengapa Kongpob tiba-tiba sudah berada diatasnya. Menindihnya tanpa berusaha menyakiti.
Demi apapun, Arthit masih amat sangat mengantuk!

" Kongpob"

Kongpob tersenyum lebar. Puas akan wajah Arthit yang mulai merona. Mata bulat itu akhirnya terbuka sempurna, menatap Kongpob memohon. Jenis tatapan yang selalu membuatnya terpesona. Ia paham mengapa Arthit begitu.
Kekasihnya itu hanya malu. Tidak tahu kah ia, bertemu hanya dua hari dalam seminggu kadang membuat Kongpob frustasi sendiri.

Kongpob memulai dengan kecupan ringan didahi Arthit. Lalu beralih memberikan atensi pada dua buah pipi yang memerah itu.
" Padahal aku masih rindu P'Arthit"
Ucap Kongpob sebelum mendaratkan bibirnya pada milik Arthit yang sedikit terbuka.
Mengabaikan fakta jika kekasihnya itu belum sikat gigi. Toh, rasanya masih sama.

Arthit menggumam pelan saat bibirnya dihadiahi beberapa gigitan kecil oleh Kongpob.
Saat tautan basah itu terlepas, Arthit malah terbawa suasana.
Berusaha meraih bibir Kongpob, namun Kongpob iseng menghindar.

" Lagi"

Kongpob menyeringai. Gemas melihat wajah kekasihnya yang jika diibaratkan seperti anak kecil yang permennya diambil secara paksa.
Lucu sekali.

Hap! Arthit mendapatkan kembali bibir favoritnya. Sang empu tak mau didominasi oleh makhluk manis bernama Arthit. Memilih menyelesaikannya sendiri.

Beberapa saat. Sebelum semuanya lepas kendali lagi.

"Ayo mandi dulu P'Arthit. Nanti aku akan mengantarmu kekantor"
Satu kecupan dikening sebagai penutup pagi.

Addicted [Sotus Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang