1

23 3 0
                                    

Hay.. Ini adalah cerita pertama aku. Semoga kalian suka yah. Maaf, kalo ada kata kata yang tak sesuai dan ada typo. Maklum soalnya aku baru pertama kali buat. Semoga responnya baik. 💓💓💓

***

Suara deru kendaraan terdengar semakin tak mengenakan gendang telinga. Ditambah juga umpatan umpatan para pengguna jalan  lainnya. Sesekali dia melihat arloji DW jarum jam yang bertengger ditangan manisnya menunjukkan pukul 14.30. Suara klakson mobil makin menjadi jadi, kala lampu merah akan berubah jadi hijau. Tinggal hanya hitungan detik dia menarik tuas kemudian. Dan melesat pergi, di dalam mobil terdengar lantunan musik yang melantun dengan indah. Perfect lagu dari Ed Sheeran seolah menggambarkan perasaannya saat ini. Betapa bahagiannya, itulah kata kata yang sangat sulit untuk mendeskripsikan nya lewat sebuah kata. Ditangannya tak hanya bertenger arloji DW nya, namun juga sebuah gelang yang sudah bertengger di sana semenjak 3 bulan yang lalu. 

Hari ini dia berencana akan pergi jalan jalan bersama seseorang yang sudah mengisi hari hari selama 3 bulan kebelakang. Semoga sore ini hujan tidak turun ke bumi, meski awan sedikit mending. Namun, hal itu tidak melunturkan senyumannya.

Selama diperjalanan dia tak sengaja menangkap rupa seseorang yang sangat mirip dengan orang yang sudah menjadi kekasihnya itu. Baik dari posturnya, tatanan rambutnya, gayanya berpakaian, dan sepatu yang dia pakai. Sedang memasuki sebuah restoran bersama dengan seorang perempuan.

Dia menghentikan laju mobil kendaraannya yang tak jauh dari  di mana orang yang sangat mirip kekasihnya berada. Turun dengan perasaan yang sudah gundah gulana. Menarik nafasnya dengan satu tarikan yang panjang dan memantapkan hatinya.

Ting...

Suara pintu restoran berbunyi pertanda dia sudah masuk ke dalam restoran. Mengedarkan pandangannya ke segala arah penjuru restoran. Dan matanya tiba tiba membulat kala ia menemukan sesosok orang yang sangat mirip dengan kekasihnya itu. Memang benar adalah kekasihnya.

Senyum mirislah yang sekarang ia tampilkan, bukan senyuman riang yang sejak tadi bertengger manis dibibirnya.  Kemudian dia berjalan menuju meja kekasihnya yang sedang bersama dengan seorang perempuan.

"Hai.. Andre, wah. Aku gak nyangka lo, kita bakal ketemu di sini. Kamu apa kabar?" Tanya orang itu sambil tersenyum untuk menyembunyikan rasa kecewanya. Dia adalah Almer.

"Al.... Almer," kagetnya begitu dia mengetahui orang yang menyapa itu adalah kekasihnya Almer.

"Hay.. Aku Almer, temanya Andre," ucap Almer berkenalan dengan perempuan yang duduk dihadapan Andre sambil mengulurkan tangannya.

"Riska, pacarnya Andre," balasnya.

Sakit... Hanya rasa sakitlah yang sekarang tengah menyerang hati Almer. Dia tak bisa berbuat apa apa selain tersenyum lirih. Akan kenyataan yang tiba tiba menghantam nya begitu menyakitkan. Di dalam hatinya Almer tak kuasa lagi menahan rasa sakitnya. Namun, ia harus kuat.

"Ouh.. Selamat yah, kok kamu gak kasih tau aku sih Dre. Kalo kamu sudah punya pacar?" tanya Almer menatap manik mata Andre yang memancarkan kesakitan yang amat sangat dalam.

"Al.. A... Aku bisa jelasin, Al," ucap Andre merasa bersalah.

"Ouh... Sorry Dre, aku ada janji nih ama seseorang. Jadi, maaf yah. Aku pulang duluan. Kapan kapan kita lanjut lagi yah ngobrolnya. Bye,," pamit Almer pura pura sambil melirik arloji DW nya dan pergi meninggalkan seseorang yang berstatus sebagai kekasihnya.

Derai air mata tak kuasa lagi Almer tahan. Dia keluar dari restoran dengan bercucuran air mata. Sesampai dia di dalam mobil. Almer menangis se jadi jadinya sambil memujuk muluk dadanya yang bertujuan agar rasa sakit itu dapat berkurang. Namun, rasa sakit itu semakin menjadi membuat Almer tak kuasa dengan kenyataan pahit yang menghantam nya. Dia mulai menghidupkan mobilnya sambil terus menangis.

"Al, Almer. Aku bisa jelasin Al. Ini tidak seperti apa yang kamu lihat Al. Al, buka pintunya. Al," panggil Andre mengedor gedor kaca mobil Almer.

Namun, Almer masih saja tak mau mendengarkan panggilan Andre. Malah dia sekarang sudah tancap gas, pergi meninggalkan Andre yang mengejarnya sambil meneriaki namanya.

"Kamu jahat, Dre. Kamu jahat, kamu udah goresin kepercayaan ku. Kamu jahat Dre. Jahat," racau lirih Almer terisak.

"Almer... Aku bisa jelasin Al. Almer, Almer...." teriak Andre percuma.

"Rasa dan perhatian yang kau beri, hanyalah bualan belaka Dre. Terima kasih kau sudah menorehkan bahagia dan luka secara bersamaan."

Bersambung....

2KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang