---
"Oke, oke. Gue akan temuin lo!!"
"Sayang..?"
"Eh, sa-sayang... ada apa?" Sahut Ali tergagap. Tangannya segera menekan tombol merah pada layar handphonenya yang masih menyala sebelum akhirnya memasukan kedalam saku celana miliknya.
"Lagi nelpon siapa? Kayaknya serius banget?"
"Ohh.. it-ituuuuu, teman lama, iya, teman lama. Jadi dia baru ngabarin aku setelah lama menghilang, katanya dia tinggal di London sekarang, makanya nanti sekalian aku ajak ketemuan aja. Kebetulan kan besok aku kesana." Jelas Ali setenang mungkin. Padahal jantungnya sedang memompa kencang, kaget sekaligus takut Prilly mendengar percakapannya dengan dia.
"Teman lama? Siapa emang?" Prilly menaikkan sebelah alisnya.
"Eummmm, itu... sebenarnya dia teman SMP aku, jadi kamu gak akan tahu lah." Alibi Ali.
"Ohya? Tapi kedengerannya tadi tegang gitu sih?"
"Masa sih sayang?" Prilly hanya membalas dengan mengendikkan bahunya.
"By the way, cewek atau cowok?" Tanya Prilly akhirnya.
"Cieeee penasaran.." ledek Ali sambil menekan-nekan pipi chubby Prilly. Melihat pipi yang kian hari kian bulat itu membuatnya gemas, alhasil rasanya pengen ada saja yang Ali lakukan pada pipi itu. Sebenarnya sih sengaja untuk pengalihan pembicaraan.
"Iiiihh abiiiii... aku serius." Rengek Prilly
"Kapan sih aku gak serius sama kamu? Hahahaha..." Ali semakin tertawa terbahak-bahak melihat respon Prilly yang malah mencebikkan bibirnya. "Uuuunncccchhhh makin gemesinnnn..!!!"
"Aaaaakkkk... sakitttt!!" Kini tangan Ali bukan cuma menekan, sudah berganti mengunyel-unyel lalu menggigit pipi chubby itu gemas layaknya pada anak kecil. Sifat vampirnya keluar.
"Abiiii lepasin!!" Uta menarik tangan Ali untuk menjauh dari Prilly. Kemudian berkacak pinggang sembari menatap Ali tajam, bertingkah seperti orang tua sedang memarahi anaknya. "Abi ini, dasar kejam!!"
"Lho??" Ali dan Prilly sama-sama melongo tidak mengerti maksud Uta. "Kejam gimana maksudnya?"
"Itu abi gigit-gigit umi, kan kasian umi-nya."
"Ya ampuuuunn, gigitnya juga pelan, Uta lebay ih.." balas Ali
"Abi bohong, kalau pelan gak mungkin umi sampe teriak kayak tadi." Uta masih saja memarahi Ali. Uta memang paling sayang dengan Prilly, maklum saja apa-apa selalu sama umi-nya, kemana-mana juga sama umi.
"Hahahaaaaa... bilang aja Uta iri, mau juga kan digituin kayak umi?" Ali tertawa meledek.
"Enggak! Ngapain Uta iri, apa lagi pengen digigit abi. Ihh ogahhh!!"
"Masa sihhh??"
"Enggak abiiiii.."
"Ya udah, abi gigit umi lagi kalau gitu.."
"Abiiii!!!!" Teriak Uta sambil kembali menarik tangan Ali yang sudah melangkah mendekati Prilly.
"Udah, udah ah, jangan berantem terus." Lerai Prilly akhirnya. Selalu saja ribut dua lelakinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please. Forgive Me
FanfictionSebuah kebohongan besar dimasa lalu membuat Ali dibenci oleh Prilly. Ali harus merelakan dirinya kehilangan keluarga yang merupakan sumber kebahagiaannya, dibenci pula oleh keluarga besarnya, bahkan dihujat habis-habisan oleh para fansnya. Kebohonga...