SenjaBersamamu [14]

12.1K 633 4
                                    

Pukul empat sore pekerjaan Aluna baru saja selesai. Devano tanpa permisi masuk kedalam ruangan Aluna."Assalamu'alaikum,Al"

Aluna mendongak lalu kembali merapikan mejanya "Wa'alaikumsalam. Apa masih ada pekerjaan untuk saya?"

"Sepertinya untuk hari ini sudah tak ada. Kita pulang sekarang,Aluna"

"Bersamamu?"

Devano mengangguk jelas Aluna tidak melihatnya "Iya,Aluna. Bersamaku,lagi pula dari pada kau meminta orang lain untuk menjemputmu"

"A..aku akan pulang bersama Vina"

"Aku lihat tadi dia sudah pergi dengan seorang pria" ucap Devano. "Sudahlah,Aluna.. Kita pulang bersama saja"

Aluna bangkit dari duduknya lalu melenggang pergi keluar ruangan tanpa menghiraukan Devano. Devano dengan cepat berlari mengikuti Aluna dan dia berhasil berada didepannya. "Aluna,apa yang kau lakukan? Jangan seperti ini"

Aluna menghela napas "Kau kenapa berlari seperti itu,Vano?"

"Ya karena aku ingin mengejarmu,Aluna"

Aluna kembali berjalan lalu menyapa karyawan yang masih bekerja,merekapun tersenyum dan mebalas sapaan Aluna. Aluna masih diikuti Devano. Aluna masuk kedalam lift masih diikuti Devano. Mereka tidak sendiri namun ada sekitar empat perempuan serta satu pria dan Aluna bersyukur karena dia tak harus berduaan dengan Devano.

"Aluna kau ini kenapa" gerutu Devano.

Aluna mengerutkan keningnya "Maksudmu?"

"Ya kau menghindariku bukan"

Aluna terkekeh "Ada-ada saja. Siapa yang menghindarimu? Bahkan sekarang kita sedang dalam jarak yang dekat"

Devano menghela napas gusar "Lalu apa-apaan kau tak menggubris diriku yang sedari tadi mengejarmu"

Aluna terkekeh lalu mendongak menatap wajah Devano yang memang tubuh Devano lebih tinggi darinya sehingga diapun harus mendongak,Aluna kembali terkekeh saat melihat raut wajah Devano yang terlihat kesal dengan cepat dia mengalihkan pandangannya "Maaf,Vano. Aku tidak bermaksud. Aku emm apa ya,hanya mengerjaimu"

Devano menggelengkan kepalanya tidak menyangka. "Kau keterlaluan! Benar-benar jahat"

"Jahat mana, ketika perasaanmu seseorang terbangkan sehingga kau berangan begitu jauh dan tinggi namun tanpa diberi kepastian yang tentu,bahkan itu sangat sakit rasanya"ucap Aluna.

Devano terdiam. Dia jelas tahu kemana arah bicara Aluna saat ini. "Kadang semua rasa sakit itu suatu saat akan tergantikan oleh tangis bahagia saat orang yang kau cintai datang menjemputmu untuk membangun hubungan yang sangat-sangat penting dan berharga,kadang kebahagiaan itu memang sudah terlihat jelas didepan kita namun terkadang kita tak pernah sadar akan hal itu. Kau hanya perlu menunggu saatnya tiba dimana kau akan mengerti akan semua ini,kesakitan dan juga anganmu tak akan sia-sia. Jangan pernah menyesal dengan perasaan yang kau miliki saat ini"

Aluna diam namun tetap mengerti apa yang Devano katakan,namun yang tak mengerti adalah saat kalimat Kebahagiaan itu memang sudah terlihat jelas didepan kita namun terkadang kita tak pernah sadar akan hal itu. Aluna terus memikirkan hal itu,Kebahagiaan apa yang dia maksud. Batinnya.

Devano tersenyum mendengar suara hati Aluna "Aluna,kau hanya tinggal amati semua ini dan kau akan mengerti dengan semua ini. Sudahlah tak usah dipikirkan nanti kau pingsan karena berpikir keras tentang kebahagiaan apa yang ku maksud"

Aluna mengangguk dengan polosnya. Tak lama lift itupun berhenti dan semua keluar dilantai dasar. Aluna berjalan dibelakang Devano, Aluna berhenti dimeja receptionis dia tersenyum kepada Nahda. "Selamat sore,Aluna"

Senja Bersamamu | √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang