Manis.
Aku sangat menyukai senyuman manisnya. Matanya akan membentuk bulan sabit dengan sebuah dimple mungil di bawah mata bulan itu setiap tersenyum. Entah dari mana datangnya rasa manis itu. Yang ku tahu, setiap melihat dia melengkungkan bibir cherrynya ke atas maka aku dapat merasakan rasa manisnya. Aku sangat menyukai senyuman itu.
Aku juga menyukai wajah berserinya. Dia akan tampak sangat cantik dengan matanya yang berbinar. Aku tidak sedang menggombal loh ya, dia memang benar-benar sangat cantik. Tidak akan ada yang bisa menandingi sosoknya di mataku.
Dia 'lah orang yang paling ku sayang. Orang yang paling ku cintai di dunia ini, setelah keluargaku tentu saja. Dia segalanya untukku. Apa kalian ingin mengenalnya? Aku yakin kalian akan sangat menyukainya. Tapi, jangan rebut dia dariku ya. Aku tak akan tinggal diam.
Dia, Airyn. Sahabat tersayangku yang menempati posisi terpenting dalam hatiku. Apa kalian merasa janggal dengan kalimatku tadi? Yaaa... Dia hanya sahabatku, tidak lebih dari itu. Sahabat yang ku pandang lebih.
Aku mengenalnya sejak kecil. Dia teman pertamaku di kota ini. Karena sebelumnya aku tinggal di desa bersama kakek dan nenekku. Aku pindah ke kota ini saat SMP. Aku termasuk anak yang cukup pendiam, bisa dibilang aku ini introvert.
Aku ingat, hari itu dia dan Ibunya berkunjung ke rumahku, untuk memberikan makanan. Katanya juga Airyn ingin menemuiku, ingin berkenalan. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, baru kali itu aku bertemu dengan anak semanis Airyn. Dia sangat hiperaktif dengan sifat periangnya. Kami selalu bersama sejak itu. Perbedaan umur kami yang hanya berjarak satu tahun dan sifat Airyn 'lah yang membuat kami bisa sangat dekat. Entah apa yang ku fikirkan saat itu. Dan lagi, untuk pertama kalinya, baru kali itu aku merasakan jantungku berdetak dengan tidak normal. Ada rasa aneh yang perlahan tumbuh di dalam hatiku.
"Aish! Daffa! Dengar aku tidak sih?!"
Aku tersadar dari lamunanku karena sentakan Airyn. Ku lihat dia mengerucutkan bibir dengan wajah yang tertekuk kesal. Aku terkekeh melihatnya. Tanpa sadar tanganku bergerak untuk mengelus lembut sisi wajahnya. Dapat ku rasakan tekstur halus dari wajah Airyn.
"Maafkan aku. Kau bilang apa memangnya?"
Dapat ku lihat ada rona merah samar di kedua pipinya. Wajahnya kembali berseri menatap berminat padaku. Ah! Dia benar-benar menggemaskan.
"Pulang nanti antar aku ke toko buku, ya? Ada buku yang ingin ku beli, juga ada terbitan novel terbaru dari penulis kesukaanku. Temani aku, ya? Ya? Ya? Ya?"
Lihat mata berbinarnya, yang seperti mata anak kucing itu. Oh Tuhan.
"Apa aku bisa menolak?" kunaikkan satu alisku sambil tersenyum.
"Tidak." senyumnya semakin mengembang lebar. "Terimakasih, Daffa."
Bahagia sekali rasanya, saat melihatmu juga bahagia.
•-•
Untuk pertama kalinya. Senyum manis itu tidak bisa membuat jatungku berdebar dengan rasa senang seperti biasanya. Kali ini, senyumnya membuat luka tak kasat mata untuk hatiku. Membuat dadaku sesak dengan rasa tak suka. Aku benci dengan rasa ini.
Aku benci saat-saat seperti ini. Saat dimana aku harus bersikap baik-baik saja, padahal ada luka yang terbuka lebar di hatiku. Ada sesak yang sekuat tenaga aku tahan. Ada perih yang harus ku sembunyikan.
Bagaimana mungkin aku bisa menunjukan semua sakit itu, saat dia tersenyum dengan senangnya? Bercerita dengan menggebu tentang seseorang yang dia sukai. Aku tau, dia memang menyukai seseorang. Dia selalu bercerita padaku tentang lelaki itu. Aku kenal dengannya, dia teman satu jurusan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[OS] When You Love Someone
Short Story"Saat kau mencintai seseorang Begitu banyak seolah kan meluap Itu sangat menakjubkan Karena begitulah adanya" Day6 - When You Love Someone yuhaem © 2018