Prolog

11 1 0
                                    

Kring… kringgg…. kringgg

Gadis itu mendengus kesal ketika pendegarannya terganggu oleh bunyi alarm di nakas kamarnya, tentu saja hal itu menandakan sang pemilik kamar harus segera bangkit dari tempat tidur ternyamannya untuk melakukan serentetan aktivitas yang melelahkan.

Alih-alih ia bangun dari tidurnya, justru ia malah mengambil benda yang sedari tadi mengganggu tidurnya kemudian mematikannya dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut berharap bisa melanjutkan mimpi indahnya, ia tidak memikirkan akan terlambat pergi ke sekolah, tidak memikirkan ayam yang sedari tadi berkokok dana matahari semakain gencar memancarkan sinarnya karena hari semakin siang dan tak memikirkan tugas Fisika yang belum ia kerjakan, yang ada dipikirannya adalah bisakah waktu terulur 1 jam kebelakang atau bisakan waktu berjalan dengan lambat karena ia masih merasa sangat kantuk karena baru tidur jam 3 pagi hanya karena nonton drama korea. Kalau kalian ingin mengetahui orang paling santai sedunia gadis ini orangnya. 

“ Ri kamu sudah bangaun belum?” teriak Devi dari lantai bawah sambil menyapkan sarapan.

“Ri! Sudah jam berapa ini? berhenti bertingkah seperti anak SD.” Teriakanya lagi pada putrinya.

Merasa tidak mendapatakan respon dan jika berteriak lagi akan membuang tenaganya, Devi memutuskan untuk beranjak naik ke lantai 2 menuju kamar anak bungsunyan yang susah sekali bangun pagi.

Devi segera masuk karena sang pemilik kamar tidak mengunci pintunya.

“Ri bangun sudah jam berapa ini! bahkan kamu tidak bisa mendahului suara kokokan ayam.” Ucap Devi di sudut kasur putrinya.

Ia sangat paham putrinya sangat susah jika bangun pagi.

Sebenarnya gadisnya sudah mendengar teriakan ibunya dari lantai bawah tadi, baginya itu adalah alarm yang tidak bisa ia matikan dan melanjutkan tidurnya, meskipun ia masih ingin bermanja dengan kasur king size nya.

“Ri bangun nak, nanti terlamabat ke sekolah.” Ucap Devi lembut pada putrinya sambil mengguncang kecil tubuh putrinya agar segera bangun. Devi paham betul menghadapi putrinya, gadis itu harus dihadapi dengan kelembutan.

“Iya Mah” Ucap putrinya sambil berusaha membuka matanya.

Karena jika sudah berhadapan dengan ibunya yang sangat berprinsip pada kedisiplinan waktu akan berakaibat fatal jika ia harus melanjutkan tidurnya karena ia akan mendengar khutbah panjang nan lebar dari Ibunya.

“Cepat mandi dan turun untuk sarapan” ucap Devi sambil berjalan keluar.

Baru saja ia ingin merebahkan kembali tubuhnyan ke kasur Ibunya seperti mempunyai indera ke 6.
“Hei Mama hitung sampai 3, cepat mandi!” ucapnya sambil menutup pintu kamar putrinya.

“Iya iya” ucap putrinya pasrah dan kemudian berjalan ke kamar mandi
Sementara di meja makan sudah ada Ayahnya dan juga Kakak laki-lakinya sedang bercerita ria dan Ibunya menyiapkan sarapan.

Kemudian gadis itu turun dari kamarnya menuju meja makan dengan seragam sekolahnya dan tasnya serta lengkap dengan rambut kuncir kudanya.

“Apa harus setiap pagi kita nunggu kamu untuk sarapan Ri” Lukman akhirnya buka suara ketika putrinya sudah duduk di hadapnnya.

Bukan menjawab putrinya malah tersenyum menunjukan deretan giginya yang rapi seolah-olah ia tau itu jurus yang paling ampuh untuk menghadapi Ayahnya.

“Sudah yuk di makan makananya, nanti terlambat” ucap Devi pada keluarganya
Satu keluarga utuh itu menikmati sarapannya dengan disertai cerita kecil dan candaan.

“Aku berangkat dulu ya Mah, Pah” ucap gadis itu setelah menghabiskan segelas susu kemudian mencium punggung tangan orang tua dan kakaknya.

“Hati-hati ya sayang” ucap Bambang kepada putrinya.

“Siap Pah” balasnya dengan tegas sabil memposisikan tangannya seperti orang hormat kepada komandannya.
“Bang gue duluan” ucapnya sambil menepuk bahu Kakaknya.

“Yo, hati-hati Dek”

“Sok panggil Dek kalo lagi di depan Bokap Nyokap sih” ucapnya pada Kakaknya.

“Udah sana berangkat nanti telat loh, mangkanya jangan kebanyakan nonton banci Korea” timpal sang Kakak.

“Eh sembarangan lo, oppa oppa Korea lebih keren dari pada lo” ucap sang Adik tidak mau kalah

“Udah dong ribut terus nih, Bang udah lanjutin sarapan nya, dan kamu Ri cepat berangkat nanti terlambat” ucap Devi berusaha melerai perdebatan putra putrinya

“Inget ya Bang! Ini belum selesai” ucap sang Adik dengan wajah yang ia coba untuk menakuti Kakaknya
Kemudian sang Kakak membalas dengan wajah yang menantang.

Setelah itu gadis itu pergi kesekolah di antar oleh Pak Ahmad supir pribadinya.

Haiii, sebelumnya aku mau berterima kasih buat kalian yang udah baca cerita aku, ini cerita pertamaku yang aku publish ke Wattpad hehe semoga suka ya, akhirnya aku berani juga publish, biasanya cuma di laptop hehe. Jangan lupa Like dan comment yaa, kasi masukan juga atau saran. Maaf kalo banyak typo

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kamu dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang