Sumber : septiianiizahraa17
Kejadian ini terjadi beberapa bulan yang lalu saat aku sedang sibuk-sibuknya dengan tugas yang menumpuk dari sekolah. Kala itu, angin berembus halus dari celah jendela kamarku. Membelai kulitku yang tidak tertutupi kain. Beberapa kali aku mengusap cepat tanganku agar perubahan suhu sedikit meningkat dari biasanya.
Entah kenapa, malam ini terasa menakutkan untukku. Seakan ada sepasang mata yang mengintaiku dari tempat yang tidak aku ketahui. Namun, aku kembali memusatkan pikiran kepada tugas proposal IPA-ku yang menantikan untuk segera aku kerjakan.
Aku mulai membuka laptopku dan menekan tombol power. Layar empat belas inci itu menyala dan seperti biasanya menampilkan layar biru yang disusul dengan password yang harus aku isi.
Tidak ada masalah dan tidak ada yang aneh pula. Jari jemariku mulai menari-nari di atas keyboard, mengetikkan beberapa kata untuk tugas proposalku.
Malam pun semakin larut. Badanku mulai pegal dan ini juga saatnya aku harus ke kamar mandi karena kantong kemihku yang mulai menegang.
Aku pindahkan laptopku ke atas meja belajar dan segera pergi ke kamar mandi untuk menghemat waktu. Dan lagi, aku tidak ingin rangkaian kata-kata yang sudah kususun dalam pikiran, kabur begitu saja karena terlalu lama mengulur waktu.
Aku pun segera kembali ketika kantong kemihku sudah terkuras habis. Dan ketika aku kembali ke dalam kamar ...
Bang! Laptopku sudah hilang dari tempat terakhir aku menaruhnya. Kulirik jam di dinding kamar yang telah menujukkan jam ... jam dua belas?
Sial!
Kenapa harus tepat jam dua belas? Seketika bulu kudukku meremang. Jantungku berpacu dengan waktu seiring barang penting yang menghilang. Aku yakin, tidak ada yang masih terjaga selarut ini selain aku.
Pikiranku mulai kacau. Ingin melangkah, namun kaki ini terlalu berat untuk beranjak. Pandanganku menyapu seisi kamar dengan hati-hati. Mencari benda segi empat yang kuyakin disimpan di atas meja belajar.
Sayangnya, semua itu nihil. Benda itu seakan lenyap ditelan bumi.
Dengan perasaan tidak yakin, kakiku melangkah ke luar untuk mencari laptop. Dan ...
Bang!
Laptopku kini sedang menyala di ruang tengah yang gelap gulita. Aku menelan salivaku dengan berat. Mendekat perlahan seraya menekan saklar lampu yang berada di dinding sebelah kiriku.
Ruangan menjadi terang. Tidak ada seorang pun di sana. Kusapukan pandangan beberapa kali, dan hasilnya nihil.
Udara kian menusuk pori-pori kulitku. Aku pun segera meraih laptopku untuk dibawa ke dalam kamarku.
Namun, ketika aku melihat ke layar laptop ...
"TOLONG"
Kata itu tertulis di layar. Dan tidak ada satu pun keluargaku yang mengakuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Itu Ada
HorrorIni merupakann kumpulan kisah nyata yang langsung saya dengar dari sumbernya. Langsung simak ceritanya.