Lara

153 14 2
                                    

Kehancuran itu datang begitu tiba-tiba. Tanpa memberi aku waktu untuk belajar cara memperbaikinya. Tanpa memberi aku ruang untuk bisa mengahadapinya.

Dan yang saat ini sedang terjadi, membuat seluruh jalan yang sempat aku rangkai menjadi hancur tanpa nilai. Semua diluar kesanggupanku, diluar perkiraanku.

Aku sadar, sikap yang saat ini aku tunjukkan adalah sikap yang menurutku begitu ke kanak-kanakan. Namun, yang saat ini bisa kulakukan hanyalah itu. Menjaga mata agar tak melulu memandangmu, karena aku takut harapan yang sedang ku coba kubur malah tumbuh tanpa kendali. Menjaga tubuh agar tak begitu dekat denganmu, karena aku tak punya daya sedikitpun untuk berdekat denganmu di situasi seperti ini.

Aku tak menyalahkanmu. Bahkan aku tahu konsekuensi yang kau ucap dulu.  Aku juga tak menyalahkan takdir, karena itu bukan sesuatu yang bisa ku lawan.

Mungkin, satu-satunya yang bisa kusalahkan saat ini hanyalah hati. Hatiku sendiri. Mengapa harus menepi di tempat yang tak mengijinkanku menetap? Mengapa harus mengetuk pintu yang terkunci rapat disaat pintu-pintu lain bersedia membiarkan aku masuk?

Sebenarnya aku kesal. Karena hati itu sesuatu yang tak akan mau mengalah, egois, merasa punya kuasa untuk mengatur seluruh hidupku. Bahkan disaat aku telah hancur melebur jadi debu, hati tetap saja tak memberi aku ijin untuk mundur.

Lalu mengapa? Mengapa harus ada luka dalam kehidupan? Bukankah bahagia lebih pantas untuk kami, manusia. Kenapa harus ada gelap? Padahal terang telah tercipta.

Baiklah, misiku sekarang adalah menghapus kata dan rasa luka dalam kehidupan. Bahkan, aku ingin sekali menghapus kata luka dalam kamus besar bahasa Indonesia.

Mungkin, saat ini aku mundur beberapa langkah. Tapi, sebenarnya itu hanyalah ancang-ancang. Dan akan ada saatnya aku berlari lebih kencang, bertarung lebih tangguh, bekerja lebih keras, untuk mengejar titik bahagia itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lupa Rasa LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang