_____
Sehabis istirahat tadi keenam sahabat itu kini sudah masuk dikelas mereka masing-masing. Jam menunjukan pukul 10.20 itu tandanya saatnya jam matematika di kelas 11ipa1 dimulai. Gisel duduk berseblahan dengan celline yang sejak tadi tidak ingin diam. Michel duduk dengan dyra, dan kesya duduk dengan oliv.
Keenamnya setia menatap datar ke arah papan tulis seraya mengangguk jika ada pertanyaan ya atau tidak yang dilontarkan oleh bpk ben, guru matematika mereka.
Sudah berapa kali sang guru menjelaskan namun tak ada satupun yang bisa di jawab oleh mereka semua, bukan karena mereka bodoh tapi saat ini mereka semua sedang mengantuk akibat obat tidur yang sengaja diminum mereka dikelas. Namun untung saja keenam sahabat atau biasa di panggil winner tidak ada yang meminum obat tsb, sehingga mereka mampu mengerjakan soal dengan mudah.
"Yasudah anak-anak, sampai sini dulu penjelasannya. Ada yang mau bertanya?"
Dyra, celline, dan gisel menatap ke arah michel dengan pandangan membingungkan. Michel yang mengetahui tatapan itu hanya bisa menggeleng lemas.
"Baiklah kalau tidak ada, kerjakan soal hal 58 no'-" ucapan bpk tidak bisa dilanjutkan karena diluar sana sudah berdiri tiga cowok berpakaian lengkap dan rapih yang baru saja memotong pembicaraannya.
"Maaf pak, kalo kita ganggu" ucap salah satu diantara mereka. Bpk ben hanya mengangguk seraya mempersilahkan mereka masuk.
"Eum, boleh minta waktu sebentar"
Semua dikelas itu diam, termasuk winner yang saat ini tak bisa lagi berbuat apa-apa saat melihat ketiga cowok dihadapan mereka. Apalagi celline yang tak bisa berkata apa-apa lagi, bahkan saat ini wajahnya sudah ia tutupi setengah dengan jacket jins miliknya. Dyra, gisel, michel, kesya, dan oliv mendongak ke arah celline sembari tertawa kecil.
"Sebentar akan ada pemilihan osis, jadi kami minta untuk pengurus kelas hadir dalam pemilihan itu, tak terkecuali!!, kalian mengerti?"
Semuanya mengangguk, bahkan ada pula yang berbisik, dan ada juga yang heboh melihat ketampanan ketiga lelaki itu, sama halnya saat ini celline hanya bisa pasrah melihat tingkah laku lita. Teman sekelasnya yang sangat histeris melihat devan dihadapannya, rasanya saat ini celine ingin sekali memukul wajah lita tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi.
"Woww sumpah devan keren bangett!!"
"Nggak salah gue ngejar-ngejar devan"
"I love you devan muachh"
Pendengaran celline sudah dipenuhi dengan kata-kata lita yang membuatnya jijik setengah mati.
"Itu aja, kalo gitu terimakasih atas kerja samanya, permisi" ketiga lelaki itu -Gerald, Devan, Dika- akhirnya pergi dari kelas itu membuat lita memanyunkan bibirnya menatap kepergian ketiga cowok tampan itu.
Celline yang tidak sabaran meremas jacketnya lalu segera melemparnya ke arah lita membuat lita segera meringis dan menatap kesal ke arah celline, kesya, oliv, dyra, gisel, dan michel hanya bisa terkikik geli melihat tingkah sahabat mereka.
"Apansihh lo cell, lo pikir gue apaan lo main lempar gitu!!" Bantah lita kesal. Celline yang sudah kesal segera berdiri dan menghampiri meja lita.
"LO!!! ngapain lo histeris gitu di depan devan sama temen-temennya!!" Kesal celline, lita tertawa mendengar ucapan temannya.
"Ohh jadi namanya devan, woahh bagus dong. Makasih yah celline sayang" lita berdiri dan berjalan keluar kelas. Celline mematung mendengar ucapan lita. Segera celline berjalan menyusul lita keluar kelas, namun sebelum celline menjambak rambut lita michel sudah menahannya membuat ia berhenti dan menatap michel kesal.
"Kenapa lo halangin gue!!" Ucap celline ketus. Michel memutar bola matanya malas, ternyata sahabatnya itu bisa juga cemburu, pikir mcihel.
"Lo tau kan, lita itu emang suka gitu, lagian kan dia juga udah tahu lo suka sama devan makanya dia sengaja jailin lo" balas michel.
"Tapi, tapi dia udah segitu hsiterisnya, ini bener-bener nggak bisa dibiarin!! Orang kayak gitu harus diberantas"
"Hmhm terserah lo dehh, lagian lo harus sadar devan itu udah punya pacar kali, buat apa dia ladenin lita apalgi lo!!"
Detik itu juga celline terdiam mematung, kata-kata michel barusan sangat menusuk hatinya, seakan-akan ada seribu pisau yang menusuknya.
Michel yang tersadar akan kata-katanya segera menutup mulutnya. Ia sangat tau pasti saat ini celline sedih, karena celline baru mengetahui jika devan sudah memiliki pacar.
Michel dapat melihat saat ini celline hanya bisa menundukan wajahnya sedih. Segera michel berjalan mendekat ke arah celine sembari mengusap-usap rambutnya.
"E-eum, c-cel. Maaf yahh kalo kata-kata gue tadi, bikin lo sakit" ucap michel gugup, celline hanya mengangguk sedih dan berjalan keluar dari kelasnya. Michel hanya bisa menundukan wajahnya merasa sangat bersalah, sedangkan kesya, dyra, dan gisel menatap kaget kepergian celine secara tiba-tiba.
♡
Saat ini Dyra, Kesya, Gisel, Dan michel tengah asik berkumpul di ruang tamu milik Dyra. Rencananya tadi mereka ingin mengerjakan PR fisika, namun entah kenapa mood mereka berubah drastis semenjak hujan menguyur kota jakarta.
Dan disinilah mereka, berakhir dengan kumpul di ruang tamu rumah dyra, tadi sebelum berkumpul di ruang tamu Bunda marry ibu kandung dari dyra sudah menyuruh mereka untuk makan dulu. Jadi sekarang mereka sudah kenyang.
"Oh iya guys, gue pengen cerita sesuatu sama kalian semua, kebetulan kan disini nggak ada celine si toa sekolah" ucap dyra antusias sambil berjalan mendekat ke arah teman-temannya.
"Apaansihh ra, jangan becanda yah!" Ucap gisel menunjuk ke arah dyra merasa bahwa ucapan dyra nanti akan asal-asalan.
"Iya suerr dehh!!" Jawab dyra.
"G-gue sebenarnya udah mulai suka sama dika" ucap dyra gugup. Michel mengeluarkan tawanya saat mendengar kata-kata yang keluar begitu saja dari mulut sahabatnya. Sama halnya dengan kesya, sedangkan gisel menatap tajam ke arah dyra.
"Bukannya tadi lo udah cerita yahh sama kita, emang dasar lo tuh nggak bisa serius!!" Bantah gisel kesal. Dyra mengetuk kepalanya sambil berpikir ternyata yang diucapkan gisel ada benarnya, karena tadi saat di kantin sekolah dia sudah menceritakan semuanya kepada mereka.
"Ohh iyaa yahh" ucap dyar terkikik geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M Promise : (early)
Подростковая литератураbagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak mencintaimu? Celline eugeyne. seorang gadis remaja cantik yang harus merasakan betapa sakitnya, mencintai seseorang yang tidak sama sekali mencintai. mungkinkah seseorang yang di cintai celline akan m...