Tunggu

37 6 13
                                    

Suara bising dari sekumpulan orang yang sedang mengobrol dan menyantap makanan menjadikan tempat ini semakin ramai, tak jarang dari mereka berlari-lari untuk mengantri paling depan agar mendapatkan makanan lebih dulu. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri agar menemukan seseorang yang sedang kucari, namun nihil, dia tidak ada disini. Biasanya kami selalu makan disini jika kelas sudah selesai, namun kali ini dia tidak ada, biasanya dia juga yang selalu menungguku dipojok tempat ini agar mendapatkan suasana yang tidak terlalu ramai.

Aku berjalan ke tempat duduk yang biasa kududuki bersamanya lalu memainkan handphone-ku, menunggu kehadirannya dan selalu menanti kedatangannya, tanpa berfikir apakah dia juga menunggu dan menanti diriku.

Setengah jam aku menunggu, orang itu tidak sedikitpun menampakkan batang hidungnya, "kemana dia?"
Ini cukup membuatku lelah, sendirian diantara banyak orang, aku tidak suka. Aku benci sendirian.

Aku menarik kursi yang kududuki kebelakang dan berdiri untuk meninggalkan tempat ini, tapi tiba-tiba seseorang telah menepuk pundak ku dan berkata, "mau kemana lo?"

Dia datang. Orang yang ku nanti sejak tadi telah datang. Dia datang dengan senyuman manisnya yang selama ini ku nikmati secara gratis, dia selalu tersenyum.
Aku menatapnya marah lalu duduk dan diikuti olehnya, "lo kemana aja? Lama banget, gue tungguin juga."

"Yaelah bentar doang satt," ucapnya dengan santai, tanpa mengerti perasaanku yang marah. Dia berjalan kearah tukang bakso untuk memesan. Lalu kembali dengan dua mangkuk bakso ditangannya, yang biasa kami pesan.

"Yang laen pada kemana? Kok nggak pada kesini? Udah bosen ya sama jajanan kantin?" ucapnya seraya duduk dan memberikan satu mangkuk bakso untukku yang ada ditangannya.
"Pada dilapangan," jawabku singkat dan langsung menerkam makanan yang berada di depan ku.

"Lo nggak mau nanya gue abis darimana sampe telat kesini?" ucapnya dengan kunyahan bakso di mulutnya. Tumben dia ingin sekali aku tahu dia pergi kemana, biasanya jika ditanya, dia hanya membuat lelucon.
"Kenapa emang?" jawabku heran, bukan karena penasaran. Dia mempercepat kunyahan di mulutnya dan dengan cepat menjawabnya, "gue ketemu sama cewek, cantik, terus juga unik, kayanya gue suka deh sama dia."

Hanya dengan satu kalimat, kuulangi, satu kalimat, dia membuatku kecewa.

***

Makaseehh yang udah mau baca, kalo ada yg nggak jelas silahkan bertanya.
Bertanyalah sebelum dilarang.
Vote dan comment-lah sebelum dilarang. Wkwk;v

14/03/18

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PANTASKAH AKU?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang