Tiga Puluh Dua

942 47 4
                                    

Sudah akhir pekan, Yoo In memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan Eonni dan Oppanya di taman. Mereka minum kopi ditaman sambil melihat anak-anak kecil berlarian ditaman dan bermain bola salju. "Oppa, apa kau sudah menyatakan perasaanmu ke SeRa Eonni?" Dia melihat ke Woo In begitu juga Soo In. Woo In melihat mereka kedua saudaranya. "Ke-kenapa?" Gagap Woo In. Woo In tersipu malu, wajahnya memerah. Soo In menyipitkan matanya kearah Woo In. "Karena dia akan menjadi bagian dari keluarga kita. Jadi itu juga masalah buat kita." Kata Soo In, Yoo In pun mengangguk. "Um, well, Aku belum..." Tiba-tiba, terdengar suara yang bising. "APA?! KAMU BELUM MENYATAKANNYA?!" Teriak Soo In. Membuat beberapa pasang mata melihat kami. Dia membungkuk dan meminta maaf atas kebisingan yang sudah dibuat oleh Soo In. Woo In dan Yoo In terlihat kaget. "Kau belum menyatakannya ke SeRa?!" Soo In menggertakan giginya sambil berteriak dalam bisiknya. Woo In menganggukan kepalanya. "Bisa bisanya kau mempermainkan perasaan perempuan?! Kau tidak tau kalau itu begitu menyakitkan?!" Ucap Soo In masih dengan nada yang sama. "A-aku t-tidak P-punya keberanian u-ntuk m-menyatakannya ke SeRa." Jawab Woo In tergagap. Soo In kemudian mulai tenang dan dia menghela napas. "Jangan khawatir. Waktu itu akan datang." Kata Yoo In. Sambil meminum kopinya, Yoo In tiba-tiba melihat sosok yang sangat dia kenal. Dia menyipitkan matanya kearah sosok itu. 'Bukannya itu J-Hope? Apa yang dia lakukan sendirian? Dan kenapa dia terlihat sedih?' pikirnya dalam hati. Masih tetap melihatnya. "Umm, Eonnie, Oppa~ aku pikir aku akan pergi jalan jalan sendiri sebentar. Kalian juga bisa pergi kemanapun juga. Semoga harimu menyenangkan." Dia berlari menuju pohon besar dan bersembunyi dibelakangnya jadi Eonni dan oppanya tidak melihatnya. "ada apa dengan dia?" Tanya Soo In. Woo In melihat adiknya dan mengangkat bahunya tanda tidak tau. Kemudian mereka berjalan menjauh dari sana dan berjalan menuju jalan besar.

Setelah Yoo In meyakinkan kalau Eonni dan Oppanya sudah pergi, dia berlari menuju J-Hope. Dia sedang menangis jadi dia tidak menyadari kehadiran Yoo In yang sedang berdiri didepannya. Yoo In memasukan tangannya kedalam sweaternya dan mengambil tissue. "Mau tissue?" Katanya. J-Hope melihat nya dan terkejut karena kehadiran Yoo In. Dia melihat kearah tissue dan menerimanya. Dia menyeka air matanya. Yoo In duduk di sebelah J-Hope dan menggenggam tangan J-Hope. "Kenapa kau menangis?" Tanyanya sambil menyeka air mata J-Hope. J-Hope lalu memeluk Yoo In. Yoo In mengelus punggung J-Hope dengan lembut. "Tidak apa-apa. Menangislah sepuasnya." Kata Yoo In. J-Hope menangis tanpa terkendali. Dia sangat depresi memikirkan Yoo In belakangan ini. Dia bahkan tau kalau Jin pernah mencium Yoo In. Suga memberitahunya. Dia sangat menginginkan Yoo In. Dia ingin Yoo In menjadi miliknya selamanya tapi itu sangat tidak mungkin. Dia kemudian melepaskan pelukannya. Yoo In memegang wajah J-Hope dan dengan kedua jempolnya dia menyeka airmata J-Hope. J-Hope terisak. "Lebih baik?" J-Hope mengangguk. Yoo In mengambil beberapa tissued lagi dan menyeka wajah J-Hope. "Kau terlihat mengerikan." Yoo In tertawa. J-Hope mengeluarkan tawa kecilnya. Yoo In mengikat rambutnya kebelakang dan mencium pipi J-Hope. J-Hope terdiam. Dia merasa kalau pipinya terbakar. "Awh, kau merona." Kata Yoo In sambil mencium pipi J-Hope lagi. "Aish, perempuan ini." Desisnya. Membuat Yoo In tersenyum kepada J-Hope.

"Jadi untuk membuatmu merasa lebih baik, mari kita jalan-jalan disekitar sini. Aku akan menghabiskan waktu seharian ini bersamamu. Aku janji." Kata Yoo In. Menunjukan jari kelingkingnya ke J-Hope. "baiklah kalau begitu. Kau sudah berjanji." Kata J-Hope sambil melingkarkan jari kelingkingnya ke Yoo In. Kemudian mereka berdiri dan mulai berjalan-jalan di sekitar taman. Mereka berbicara banyak hal. Tertawa. Bercanda. Kemudian mereka pergi ke restaurant untuk makan siang. "Aigoo, perutku sudah berbunyi." J-Hope tersenyum sambil tertawa kecil ke Yoo In dan memesan makanan mereka. Pelayan memandang kearah Yoo In. Dia bahkan mengedipkan matanya ke Yoo In. J-Hope merasa terganggu dengan pelayan itu. "Um, apa kau sudah menulis apa yang aku pesan?" Pelayan itu melotot kearah J-Hope. "Apa yang kau ingin pesan Pak?" Dia mendesis sambil matanya tetap memandang kearah Yoo In. "Bisa aku pesan 'Pergi sebelum aku memanggil managermu' kopi?" Mata Yoo In tiba-tiba membesar. Dia tidak menyangka kalau J-Hope akan berkata seperti itu. Pelayan itu tersenyum menyeringai kearah J-Hope dan mencium pipi Yoo In sebelum dia pergi. "YAH!" Teriak Yoo In ke pelayan itu. Yoo In berjalan karah pelayan itu dan menampar wajah pelayan itu. "tidak kau lihat kalau pacarku marah? Aish, mana managermu? Yah!" kemudian managernya keluar dan J-Hope berlari kearah Yoo In dan menenangkannya. "Pak, kau harus memecat karyawanmu karena dia menciumku dan itu adalah hal yang tidak pantas karena pacarku ada disana. Tidak, maksudku tunanganku disana. Dia mungkin terluka karena hal ini. Jadi aku mohon~" Jelas Yoo In. J-Hope terkejut mendengar kata-kata Yoo In tapi dia merasa ada kupu-kupu yang sedang berterbangan bahagia di dalam perutnya. "Aku minta maaf, Nona, Aish anak ini. Kemari kau, dasar cabul!. Nona, kau bisa memesan apapun yang kau mau disini, kami akan memberikan discount." Kata sang manager. Yoo In menggelengkan kepalanya. "tidak, tidak apa-apa. Aku sudah kehilangan napsu makanku. Ayo, Hobi, kita pergi" Yoo In membungkukan badannya ke manager itu dan berjalan keluar restaurant.

I NEED YOU - BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang