Awal Semua Hal

14 4 0
                                    

Sevila Arthur, putri yang cukup bodoh untuk bisa tersangkut di sulur anggur tua di bawah pohon maple besar belakang rumahnya sendiri. Biasanya Collins bersaudara mencabuti gulma di sekitar kebun anggur saat pagi, Sevila bisa minta tolong pada mereka.


Mungkin Collins bersaudara sakit, pagi ini tak ada yang datang membantunya. Seorang yang sama bodoh dengan Sevila Arthur memburu seekor kelinci hitam, mengarahkannya ke kebun anggur Sevila. Ia tampak terkejut.


"ini memalukan. Tapi kau mau membantuku?"


"Ah, tidak. Kelinci itu mengutukmu!" ujarnya.


"Tolong saja aku! Kutukan-kutukan hanya ada dalam dongeng,"


Namanya Peter Travalgar. Pernah cukup bodoh untuk masuk ke jebakan ikan buatannya sendiri dan membuat celana dari jerami.


Ini menarik, Peter sepertinya punya banyak rahasia. Sevila ingin bergabung dengan semua rahasia itu.


"Jadi, Peter. Kau dari mana?"


"Dari Whimsy Wood belok kiri, di pertigaan ke-7 belok kanan, rumahku nomor 8 dari sungai,"


"Hah?"


"Kau ingin ikut aku?"


"Aku ingin tahu rumahmu, sepertinya seru,"


"Ya sudah, ayo! Andrew menunggu,"


"He, hei! Jangan menarik tanganku!"


Peter memasukkan kelinci hitam yang baru ditemukannya ke keranjang sepeda. Memasangkan kelinci itu semacam seat belt.


"Kau bonceng aku di belakang! Jangan pegangan bajuku, geli,"


"Mana seat belt-ku kalau begitu? Nanti aku jatuh, lalu-"


"Dasar amatiran! Kau mau tukar posisi dengan Clumsy?" itu nama kelinci hitam yang baru ditemukannya.


"Clumsy? Sejak kapan-"


"Namanya bagus, bukan? Yah, aku tahu,"


Peter Travalgar bukan pengendara sepeda yang baik, setiap belokan mereka hampir menabrak pohon sequoia.


"Kau payah! Aku pusing!"


"Heh, jangan marah padaku begitu. Ini semua karena sepedaku yang lain rusak!"


"Ya, ya,"


"Orang tuamu ke mana, Sevila? Kenapa kau terjebak di kebunmu sendiri tadi?"


"Mereka pergi. Aku tadi memanjat pohon anggur untuk mengambil layangan jadi, yah, aku tersangkut,"


"Pergi ke mana mereka? Kenapa mereka pergi?"


"kau sangat berisik, kepalaku semakin pusing. Antar saja aku ke rumah nomor 8 dari sungai-mu itu,"


Peter kembali menabrak pohon, pohon sama yang selalu ditabraknya. Puluhan menit kemudian, rumah nomor 8 dari sungai itu kelihatan. Rumah tua berwarna oranye, dan temboknya rusak ditembus ranting pohon beech yang terus-terusan tumbuh. Ada seorang laki-laki berdiri di depan sungai, menyiraminya.


"Andrew, sini. Lihat apa yang kutemukan tadi!"


Andrew Travalgar berbalik, tangan kirinya memegangi selang air dari bambu. Dia kidal, dan aneh.


"Wah, seorang kelinci!" ujarnya. Sevila menatapnya bingung.


"Ah, halo, Andrew? Aku Sevila Arthur, yang dibantu dari kesulitan melepaskan diri dari sulur anggur laknat. Terima kasih pada saudaramu,"


"Kamu tidak kena kutukan Clumsy, kan?"


Sevila yakin Peter baru menemukan Clumsy hari ini, bagaimana Andrew bisa tahu nama kelincinya?


"Tentu tidak, bagaimana kau tahu namanya Clumsy?"


"Kami melakukan telepati,"


Peter menarik tangan Sevila lagi, kali ini mencoba untuk membawanya masuk ke rumah oranye miliknya.


"Kami punya makanan, Sevila, kakakku memang pandai memasak,"


"Tidak ada makanan, ikannya baru saja mati,"


Travalgar bersaudara mencuil kayu dari rumah tua mereka, menjadikannya kayu untuk membakar ikan. Andrew menggesek-gesek sampul dari sebuah buku tua, mencoba membuat api.


"memangnya itu bisa?"


"Tentunya. Dasar amatiran, kau bahkan tak tahu hal sederhana semacam ini?"


"Terserah kau saja!"


Sampul buku itu berasap. Peter menggeseknya terus-terusan, sampai akhirnya muncul bara. Sedetik kemudian, angin meniup bara itu. Sedetik setelahnya, bara merah menyala itu mendingin, dan Peter jadi memanas.


"Sial! Sial sekali!" ujarnya.


"Ha ha ha. Dasar amatiran! Kenapa tidak minta korek api padaku saja? Primitif sekali kau! Ha ha ha,"


Peter menyambar korek api yang disodorkan Sevila. Andrew menusuk-nusuk mata ikan tangkapannya tadi. Kemudian menaburinya dengan garam.


"Apa yang kau lakukan?"


"Aku hanya takut melihat matanya,"


"Kau bisa memberikannya padaku kalau kau takut,"


"Sudah terlanjur, aku sudah tidak takut lagi, mata ikannya sudah ku tusuk,"


"Yah, mungkin lain kali,"


"Semoga beruntung dengan itu,"


"Apa?"


"Tidak ada apa-apa,"


Di semua imajinasi terliarnya, tak pernah ada bayangan bahwa tersangkut di sulur anggur akan membawanya ke sebuah perjalanan hebat, yang mengundang dirinya di masa tua untuk mengulang semuanya sekali lagi.

note: Clumsy berarti ceroboh :D

-Bersambung

whimsyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang