Part 48 : The Truth (Part 4)

3.4K 79 12
                                    

Readers, jangan lupa untuk follow @/gisel.thewriter_ yaa... untuk tau sneak peek setiap cerita Author:)

🚫PERINGATAN!!🚫
ADA BEBERAPA KATA KASAR DI PART INI

Ps Note : Readers, kata-kata kasar dipart ini jangan dipakai ya di kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini digunakan untuk keperluan cerita ini saja😊

Happy Reading~~

*****

Tak berapa lama, Ristof keluar untuk menghampiri Rio dan melempar beberapa kertas kearah wajah Rio. Begitu kertas itu berserakan di depannya, Rio mulai mengamati kertas-kertas itu. Kertas yang dilempar tadi bukan sembarang kertas. Ternyata kertas itu adalah kumpulan foto-foto.

Baru saja ingin mengamati foto-foto tersebut, tiba-tiba Ristof melepaskan ikatan tali yang ada di tubuh Rio. Rio sempat kaget dengan apa yang baru saja Ristof lakukan kepadanya. Namun, Rio kembali fokus pada foto-foto yang berserakan di depannya itu.

Ketika matanya sedang menatap foto-foto tersebut, ada dua foto yang menarik perhatiannya. Foto yang pertama memperlihatkan sebuah mobil yang hancur akibat menabrak pohon di depannya. Lalu, foto kedua memperlihatkan tempat peristirahatan terakhir dari seseorang yang ia kenal.

"Tof, ini apa? Maksud foto ini apa, hah? Kenapa ada nama Vara di sana? Ini ga mungkinkan?" Yang ditanya justru diam.

"Jawab gue, Ris!" bentak Rio yang membuat Ristof akhirnya membuka suaranya kembali. "Semua itu mungkin, Yo! Karena kenyataannya emang kayak gitu. Kenyataannya emang sekarang Vara udah pergi buat selamanya!"

Jeritan Ristof terdengar sangat dalam seperti ada luka di sana. Tapi, Ristof memang merasakan luka itu ketika sedang membicarakan hal yang menyangkut Vara, adik kecilnya itu.

Rio yang mendengar penuturan Ristof seketika diam mematung dan pikirannya seketika hilang entah kemana.

Malam ini, Rio benar-benar kehilangan pikirannya. Pasalnya, semua kebenaran yang ia tahu malam ini sangat membuatnya terpukul. Bahkan ia masih tidak percaya bahwa Vara sudah tidak ada.

"Sejak kapan, Ris?" tanya Rio masih dengan tatapan kosongnya. Ristof menghela nafas kasar dan menjawab, "Sejak enam tahun yang lalu."

Lagi-lagi jawaban Ristof membuat Rio semakin terpukul dengan kenyataan yang ada. Jujur, Rio bingung mengapa malam ini ia harus mengetahui sebuah kenyataan pahit. Jika Rio bisa memilih, ia memilih untuk tidak mengetahuinya daripada ia harus merasa sedih seperti ini.

"Vara meninggal karena apa? Apa jangan-jangan karena ini?" ucap Rio sambil menunjukkan sebuah foto yang menggambarkan sebuah mobil yang hancur menabrak pohon.

Dengan perlahan, Ristof menganggukkan kepalanya membuat Rio mengusap wajahnya dengan frustasi. Tiba-tiba tangan Rio terkepal sambil menahan emosinya.

"Siapa yang berani nyelakain dia, Ris? Jawab gue! Gue harus tau siapa orangnya." Ristof kembali menutup mulutnya seperti ragu untuk mengatakan sesuatu.

"Jawab gue, Ris! Jawab!" paksa Rio yang membuat Ristof menjawab, "Pelakunya itu lo sendiri. Puas lo!"

Satu kalimat dengan empat kata itu membuat pertahanan Rio runtuh. Ia menggelengkan kepalanya untuk menyadarkannya bahwa semua yang dialaminya malam ini hanyalah mimpi.

"Engga, ga mungkin gue yang bunuh Vara. Ini pasti salah. Ga mungkin gue, Ris!" Ristof yang mendengar elakkan Rio seketika menampilkan senyum mengejeknya kepada Rio.

"Lo ga bisa ngelak, Yo. Karena kenyataannya memang lo yang bunuh ade gue! Lo yang bunuh Vara!" bentak Ristof tepat di depan wajah Rio. Merasa masih tidak percaya dengan semua yang diutarakan Ristof, Rio mulai berusaha mengingat-ingat kecelakaan kala itu.

My Lovely Sister (S1) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang