Sudah lima belas menit Bintang berdiri di depan cermin yang menampakkan dirinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Merasa aneh, karena sekarang Bintang sudah memakai dress putih polos yang diberi Papanya. Dress nya sangat nyaman dipakai, tapi tetap saja aneh untuk Bintang.
Bintang menghela napas kasar. Sekali lagi, ia memperhatikan penampilannya di depan cermin. Rambut yang dikuncir kuda, sudah biasa. Dress yang panjangnya selutut dan ukuran lengan di atas siku, tidak biasa.
Bintang mengangkat bahunya acuh. Ia memakai jaket jeans berwarna hitam. Lalu, memakai sepasang flat shoes berwarna senada dengan jaketnya.
Bintang menuruni anak tangga. Di ruang tamu sudah ada Mama dan Kakak laki-lakinya. Bintang menghampiri Mama yang tengah mengobrol dengan Kakaknya.
"Berangkat sekarang?" tanya Bintang sambil duduk di sebelah Mamanya.
"Tunggu Satriana. Dia lagi make-up," jawab Mama.
"Ck, ngapain sih di make-up? Cuman ke bandara jemput Papa ribet banget."
"Biarin aja, dari pada lo gak pernah make-up. Punya muka tuh urus biar gak kusam!" Satriana yang baru saja keluar dari kamarnya, menyahut Bintang.
"Yuk, berangkat!" Satria menengahi Bintang dan Satriana. Sebelum ada pertumpahan emosi, lebih baik Satria segera mengajak keduanya untuk segara berangkat.
Mama mengangguk lalu, berjalan mengikuti Satria. Bintang dan Satriana ikut mengekor. Mereka masih bercekcok, tapi hanya dengan gerakan mulut, tanpa ada suara. Mereka tidak ingin mendapat kemarahan Kakak laki-lakinya, Satria.
✩✩✩
"Serius lo? Mau ikut jemput bokapnya Bintang? Gak takut ketemu David?" Sedari tadi Anggi terus meyakinkan Kayla yang sedang bersiap-siap untuk ikut menjemput Papa Bintang. Anggi dan Kayla sudah menganggap Papa Bintang seperti orang tuanya. Jadi, tidak heran jika mereka berdua ingin menyambut kepulangan Papa Bintang.
"Iya. Bodoamat!"
Anggi menghela napas lelah. Ya sudah, kalau Kayla tetap memaksa ingin ikut. Anggi sudah tidak peduli jika nanti Kayla akan bertemu dengan David.
Anggi mengeluarkan kunci mobil dari saku jaketnya, saat Kayla menginterupsi kalau ia sudah siap berangkat.
✩✩✩
Bintang dan keluarga sudah sampai di bandara lima menit yang lalu. Bintang tidak tahu kalau sahabat-sahabatnya akan ikut menyambut kepulangan Papanya. Ia tahu karena tadi David menelepon kalau David, Bagas, dan Bryan akan telat datang.
Anggi dan Kayla tersenyum saat melihat Bintang. Mereka mengayunkan kakinya menghampiri Bintang yang sedang duduk sembari memainkan ponselnya.
"Bin," panggil Kayla, Bintang mendongak lalu, mengerutkan alisnya.
"Sori, kita gak kasih tahu lo dulu. Kalau kita pengin ikut jemput bokap lo," lanjut Anggi.
Oke, sekarang Bintang mengerti. Ternyata bukan sahabat cowoknya saja yang ikut datang, sahabat ceweknya Anggi dan Kayla juga ikut datang.
Bintang menghela napas, "Ya udah, kalau gue suruh kalian balik, kalian gak akan balik 'kan?"
Anggi dan Kayla nyengir kuda. "Oh iya, nyokap lo sama Kak Satria mana?" tanya Kayla, karena saat mereka datang, mereka tidak melihat Mama Bintang dan Kakak pertamanya. Hanya Satriana yang mereka lihat, tapi mereka tidak ingin mengganggu Satriana karena ia sedang membaca novel. Satriana juga memilih tempat yang sedikit tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Jatuh [End]
Teen FictionBintang Cahya dan Rafa Aditya sudah kenal 11 tahun yang lalu. Saat mereka kecil, kejadian yang tak diduga membuat mereka terpisahkan. Setelah 11 tahun lamanya, mereka dipertemukan kembali. Tapi mereka tidak saling mengenal. Dengan cara yang tak did...