10.'Kissmark in neck her

212 31 6
                                    

Setelah memiliki kesepakatan antar pihak saat rapat dan menandakan jika tugas luar kantor selesai, aku dan pak Kyung kembali kehotel.

Karena seharusnya tugasku yang menyiapkan tiket penerbangan setiap tugas luar, jadi aku segera memesan tiket melalui salah satu aplikasi handphone.

Untuk kejadian kemarin pak Kyung beneran marah, Ia bahkan tidak menegurku lagi ketika selesai rapat. Pak Kyung langsung masuk ke dalam kamarnya yang berada didepan kamarku. Tentu saja, sebagai bawahan yang takut dipecat aku selalu memberi hormat sambil menundukkan kepala walau Ia hanya memunggungiku.

Mungkin pak Kyung sedang tak ingin diganggu.

Aku masuk ke kamar ku untuk beristirahat sejenak, setelah itu aku akan membersihkan diriku. Lalu akan mengemasi pakaianku dan memasukannya kedalam koper.

Aku menghela nafas, bahkan untuk jalan-jalan saja tidak sempat. Jika telponku semalam masih tersambung dengan pak kyung, aku pasti sudah diajak jalan-jalan kota ini. Aku masih merutuki diriku sendiri.

Bodoh.

It's okay. Lagipula saat itu setidaknya aku dapat tidur nyenyak melampiaskan kelelahanku.

Aku memejamkan mataku dan mulai terlelap bersiap untuk mimpi indahku.

Jam weaker yang aku tempatkan pada nakas sampir kasurku berbunyi sangat keras. Ia seolah membangunkan mayat dengan paksa. Aku segera mematikannya sebelum congek dalam telingaku keluar.

Aku menggeliat sejenak seraya merenggangkan tubuhku dan mengambil segelas air putih lalu meminumnya.

Sudah kebiasaanku meminum air putih setelah bangun tidur, kemarin aku absen meminum air putihku karena terkejut tiba-tiba pak Kyung sudah didalam kamarku.

Aku segera bersiap-siap untuk pulang, sengaja lebih awal agar bosku yang cerewet itu tidak memburuiku. Setelah selesai aku menyalakan televisi yang ada dalam kamar hotel ini. Tiga hari dua malam aku disini, tapi aku belum menyalakannya. Rasanya tidak pas jika fasilitas kamar ini belum kusentuh sebelum aku pulang.

Dan benar saja lima belas menit aku menikmati salah satu tayangan ditelevisi, handphone disaku blezzerku berbunyi.

Siapa lagi pelakunya?

Bosku yang terhormat.

"Hallo pak." Aku menyapanya duluan.

"Kamu udah siapin tiket pulangnya?"

"Saya sudah siapin dari kemarin pak."

"Kamu sudah sarapan? Saya ga bisa sarapan diluar, kamu sarapan sama saya dikamar saya. Saya udah pesen makanannya."

"Baik pak saya akan segera kesana."

Tutt

Pak Kyung memutuskan panggilannya, aku segera bersiap kekamarnya. Aku bercermin sekali lagi, memastikan tampilanku hari ini tidak terlalu buruk untuk bertemu dengannya.

Aku menekan bel kamar pak Kyung, lalu pintu terbuka, menampakan seorang perempuan yang penampilannya seperti lusuh dan pakaiannya sedikit berantakan.

Perempuan itu berlalu meninggalkanku yang masih didepan pintu, aku melihat bekas darah pada lehernya serta banyak kissmark disana. Bahkan Ia sempat tak melirikku yang masih mematung didepan pintu.

Aku segera menyingkirkan pikiran negatif ku. Iya, tentang kissmark pada leher perempuan itu. Apa pak Kyung yang melakukannya? Ntah kenapa itu membuatku sedikit sakit.

Bos kaku ku ternyata pandai bercinta. See, bahkan leher wanitanya sampai berdarah Ia hisap. Keterlaluan.

Saat aku masuk kekamar, ku lihat pak Kyung yang sedang membaca buku dalam keadaan telanjang dada.

Saat aku masuk kekamar, ku lihat pak Kyung yang sedang membaca buku dalam keadaan telanjang dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memalingkan pandangan ku dengan menunduk memberinya hormat. Pipiku seketika merah saat bayangan adegan ranjang yang panas oleh pak Kyung dan perempuan itu.

"Sampe kapan kamu mau nunduk kayak gitu?" Pak Kyung memecahkan keheningan.

"Maaf pak, saya keluar dulu nanti saya kembali lagi." Kataku masih sambil menuduk. Jujur saja aku malu melihatnya seperti itu.

Pak Kyung yang seperti itu, aku yang malu.

"Ga usah sok polos. Udah duduk aja." Katanya sambil menunjuk salah satu sofa dikamarnya.

"Pak kalo boleh tahu boneka itu emang tidur disebelah bapak?" Tanyaku pada pak Kyung sambil menuju ke sofa.

"Bukan." Jawabnya singkat.

Aku diam tidak berani untuk menatap pak Kyung karena keadaannya yang seperti itu membuatku sangat malu.

"Saya mau mandi dulu, kamu duluan aja sarapannya saya nyusul." Katanya.

Saat pak Kyung beranjak dari tempat tidurnya, aku kembali menutup mataku. Ku kira pak Kyung tak memakai bawahannya(?)

"Pak celananya dipake dulu!" Aku berteriak pada pak Kyung.

"Saya emang pake celana ini. Kamu kira saya naked?!" Bentaknya lagi.

Mampus salah ngomong lagi.

"Maaf pak." Lalu pak Kyung berjalan menuju kamar mandi.



Falling In Love with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang