Satu

2 1 0
                                    

Bunga tidak hanya memiliki bentuk dan warna yang menarik serta aroma harum saja, tetapi juga tersirat makna yang dalam.
Tidak heran jika kemudian bunga banyak digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan emosional seseorang kepada orang lain.
 

"mba unge, ini ada yang order satu bucket tulip putih. Aku accept tapi lupa persediaan kosong." ucap Eno sepupu dari Jasmine, yang membantu Jasmine mengelola toko bunganya, Jasflorist.

Jasmine yang sedang menyusun deretan pot gantung bunga Anggrek pun menoleh,"kamu tuh kebiasaan deh. bukannya di cek dulu. Jangan- jangan kamu belum input data stock ke komputer juga lagi." tanya Jasmine. Eno hanya tersenyum menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

" Maaf mba, lupa. Terus gimana mba. Mba yang telpon customernya aja ya. Please..." Eno memohon mengedipkan matanya.
Jasmine berdeham mengiyakan. Bukan perkara besar sebenarnya kalau hanya mengkonfirmasi masalah ini ke customer, tapi lain hal bagi Eno, dia pernah dibentak salah satu customernya  dulu saat mengkonfirmasi persediaan stock habis, terlebih itu adalah kesalahan eno tidak mengecek persediaan masih ada atau tidak dan langsung menerima orderannya begitu saja, bisa dibilang ceroboh.
Eno memang anak yang sensitif, sangat kelewat sensitif. Maka dari itu dia tidak bisa bekerja ditempat lain. Disindir sedikitpun dia akan menangis. Semua keluhan pelanggan di toko bunga ini Jasmine yang menangani.

Bunga Jasmine atau Unge biasa dipanggil oleh orang terdekatnya. perempuan berusia 30 tahun kelahiran jakarta ini membuka bisnis toko bunga yang diberi nama JasFlorist. Diambil dari singkatan namanya jas-mine.

Perempuan berkulit sawo matang namun eksotis yang mempunyai tinggi 163cm dengan berat 50 kg itu membuka toko bunga ini sejak 5 tahun lalu. Kecintaannya kepada seseorang membuat dia mempertahankan toko bunga ini.

"kamu harus kuat mas." ucap bunga terisak. Laki-laki yang sedang terbaring lemah diatas tempat tidur rumah sakit itu hanya tersenyum. Wajahnya sangat pucat, bibirnya hampir kebiruan karna efek chemoteraphy. Bunga menangis dalam diam. Air matanya mengalir tidak berhenti. Di usapnya pipi  chuby jasmine dengan lembut, menghapus jejak airmata yang tidak berkesudahan sejak tadi. Bahkan sejak delapan bulan terakhir,

Aldo Dewangga Putra, laki- laki yang setahun lalu memintanya untuk menjadi pendamping hidup nya kini terbaring lemah akibat Leukimia yang dideritanya sejak delapan bulan lalu.

"Maaf," ucapnya lirih sembari tersenyum. Jasmine menggeleng kuat.

"aku yakin kamu pasti sembuh. Tiga bulan lagi kita akan berdiri dipelaminan mas." jasmine menggenggam erat jemari Aldo.

"kamu harus bahagia. Terimakasih untuk segalanya." tidak lama kemudian monitor detak jantung menunjukan garis lurus. Pertanda kehidupan seseorang dihadapannya ini sudah berakhir.

"waktu kematian pukul 17:30. Sabtu 14 februari 2013." ucap salah satu dokter yang menangani Aldo.

Seluruh pertahanan Jasmin runtuh seketika, air matanya semakin mengalir deras.

"mba.. Hallo..mbaa..." ucap seseorang mengayunkan tangannya di depan wajah Jasmine. Jasmine tersadar dari memori yang mengiksa bathinnya. Saat tersadar segera saja menghapus air mata di pipinya.

"maaf mas, saya nggak engeuh" Jasmine tersenyum, "cari bunga apa mas?" tanyanya tersenyum.

laki-laki di depannya mengernyit sejenak lalu tersenyum, "Tulip biru."











Pemanasan ya. Cerita baru lagi ni ada diotak. Kesian cerita yang lain terlantar. Tapi emang gadapet ide sih. Jadi kubiarkan berdebu.
Aku Bayangin bentuk badannya si unge kayak Yunita siregar pemain Ftv. mungil mungil agak tinggi sedikit chubby. Terserah imajinasi kalian aja unge kayak gimana. Tapi kalo fisik tubuh aku terpaku ke si kak yunita.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flower Meet JunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang