01

34 2 0
                                    

Hari apa ini? Rasanya baru kemarin berseragam putih biru, dan sekarang putih abu-abu sudah terpasang di tubuhku yang kecil ini.

Gumam Viola yang terlihat terburu-buru melangkah menuju sebuah ruangan yang belum pernah dia datangi sebelumnya. Alunan bunyi sepatu Viola semakin mengecil dan hampir terhenti saat dia sudah hampir didepan ruangan itu. Kakinya seakan tidak punya rasa malu untuk mencoba memasuki ruangan itu, suara ramai terdengar dari ujung pintu. Viola melihat sebuah tempat kosong dibagian depan, dia tak perlu berlama-lama berpikir dan segera duduk disamping seorang perempuan berkuncir kuda dengan kacamata minus menghiasi matanya.

"Apa harus aku dulu yang memulai pembicaraan, dia kenapa sih kok diam terus, apa aku salah duduk disini."

Viola memikirkan sesuatu tentang perempuan yang saat ini hanya berdiam diri duduk di sampingnya. Rasanya aneh sekali jika bersebelahan tidak mengenal satu sama lain.

"Hai, aku viola, kamu siapa?" Akhirnya Viola memberanikan diri.
"Oh, hai, aku Naira."
"Aku boleh kan duduk disini."
"Tentu saja boleh, kalo tidak boleh sudah aku usir dari tadi." Kata naira sambil tertawa kecil menghiasi wajahnya yang kecil.

Tak perlu waktu yang lama, ternyata perempuan berkuncir kuda itu mempunyai selera obrolan yang sama dengan Viola. Mereka mungkin akan menjadi sahabat yang dekat kedepannya, doakan saja. Karena selama ini Viola sama sekali belum mempunyai sahabat satu pun, entah karena apa, tapi Viola lebih menyukai melakukan hal yang dia sukai sendirian, sambil berkhayal dia mempunyai seorang peri yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi.

Viola melihat sekeliling kelas, dan... tunggu, mata Viola seperti berhenti memandang dan, mengenal seseorang yang duduk di bangku kedua. Mereka berdua tidak asing untuk Viola, yang satunya sudah lama sekali tidak bertemu, mungkin sudah 10 tahun yang lalu. Dan yang satunya Viola pernah melihatnya di rumah teman ayahnya, atau dimanapun itu tetapi otak kanannya seakan menunjukkan gambar orang tersebut, mungkin dia juga tidak asing dengan wajah Viola.

___***___

Ah suara bel memang tidak asing lagi di lingkungan sekolah, coba saja digantikan dengan suara yang lain, suara burung yang sedang bernyanyi misalnya, mungkin seluruh murid bukan hanya senang mendengar tanda istirahat atau pulang. Tapi merasa senang karena seakan mereka sedang berada di taman, bukan di ruangan dengan tulisan-tulisan berterbangan di kepala mereka.

"Kamu naik apa pulangnya?." Tanya Viola kepada teman barunya itu.
"Naik kaki."
"Ih, apaan si Nai," Nampaknya Viola sudah menemukan panggilan yang pas untuk teman barunya itu.
"Haha, aku jalan kaki, rumahku dekat dari sini, kapan-kapan kamu harus main."
"Boleh?."
"Bolehlah, kamu kira rumahku kantor polisi apa."
"Hehe, siap."

Jalan terasa begitu sesak dengan kerumunan orang-orang berseragam putih abu-abu. Langkah-langkah kaki saling berebutan menuju pintu gerbang yang sudah terbuka lebar sejak bel dibunyikan. Langkah Viola terhenti di depan pos satpam, dia harus menunggu seseorang menjemputnya, ya siapa lagi kalo bukan Ayahnya. Naira sudah berlalu sejak tadi karena sepertinya dia terburu-buru dan tidak ingin berlama-lama di sekolah barunya itu.
Tetapi kebanyakan murid sekolah lain, ingin sekali memasuki bahkan berlama-lama di sekolah yang di tempati Viola saat ini. Katanya... Sekolah favorit, dengan gedung yang luas, dan fasilitas yang memadai, tapi hanya nilailah yang berkuasa untuk bisa mendobrak pintu gerbang SMA SEKAR JAYA itu.

"Coba saja aku benar-benar mempunyai peri, atau hewan yang bisa berbicara, pasti pulang sekolah bakal menyenangkan sekali, rasanya pengin jadi Alice in Wonderland saja"

"Viola!"
Mata Viola mencari sumber suara yang memanggil namanya. Tak jauh dari tempat Viola berdiri, seorang laki-laki dengan alis tebal dan mata yang tajam dan.... Cukup ganteng, berjalan menghampirinya.

"Oh, eh.. iya." Jawab Viola terlihat kebingungan.
"Kamu Viola kan?"
"Iya,"
"Aku Diyo, kakak kelas yang kemarin dampingin kelompok kamu pas Masa Orientasi, masa lupa?."
"Ohhhh, iya iya inget." Jawab Viola yang masih mencari-cari wajah bernama Diyo didalam otaknya itu, karena Viola tidak begitu memperhatikan kakak kakak kelas pendampingnya saat Masa Orientasi kemarin.

"Kamu ngapain di sini sendirian?." Tanya Kakak kelas yang bernama Diyo itu.
"Nunggu jemputan."
"Sekalian deh aku juga nunggu jemputan."
"Iyaa."

"Sebenarnya tidak ada salahnya mengenal orang baru bukan? Orang baru justru akan memberi kita hal baru, tapi kita tidak akan tau hal baru yang seperti apa."

FindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang