#2 - Jujur

97 7 0
                                    

Tania x Je?

Cos-Ple

Tania mempunyai satu kakak laki-laki dan masing-masing satu adik laki-laki dan perempuan. Je, kakak laki-lakinya sudah lima bulan yang lalu lulus kuliah dan hingga saat ini masih menganggur. Sehari-hari yang Je lakukan hanya mengunci diri di kamar sambil menonton anime. Sesekali ia duduk di kursi depan rumah, diam-diam tanpa diketahui sang pemilik, Je menyambungkan koneksi wifi tetangga dengan laptop putihnya.
Seperti saat ini.

"Bang, ada yang mau gue omongin."

Je yang sedang fokus membaca manga online, akhirnya terusik begitu adiknya membuka mulut setelah sepuluh menit berlalu sejak Tania duduk disebelahnya.

"Lo mau bilang kalo lo naksir gue? Gue normal, Tan!"

Tania tak bisa kalau tak menjitak kepala kakaknya. "Geblek lu. Maksud gue, gue mau ngomongin sesuatu -yang pokoknya gimanapun caranya- jangan sampai ibuk sama ayah tau."

"Lo—enggak ada masalah yang bikin keluarga kita malu, kan?" tuduh Je seenaknya.

Tania menepis telunjuk Je yang mengarah padanya, seakan gadis itu seorang tersangka pelaku kriminal kelas kakap. "Gue gibeng lo! Jangan ngawur!"

Kini gantian Tania yang menunjuk Je. Alih-alih marah, Je malah terkekeh. "Ya abisnya, tumbenan sih elo kayak gini?"

Tania mendesah. Pikirannya kalut. Ia didera pemikiran-pemikiran buruk jika ia mengatakan yang sebenarnya. Tapi jika ia tak segera mengatakannya, ia takut keluarganya akan semakin marah saat mengetahuinya bukan dari Tania secara langsung.

Dadanya sesak. Kata-kata di otaknya tak segera berubah ucapan. Dan ditengah-tengah usahanya mengatakannya, airmatanya meleleh.

"Hweee.. Bang! Gue nangis!"

Je menundukkan kepalanya, menatap Tania begitu dekat sehingga yakin kalau air yang menetes bukan ingus. Iya juga sih, mana ada ingus keluar dari mata.

"Lo putus sama pacar lo?"

"Bukaaaaan!"

Setelah dipikir-pikir, Je tergelak sebentar. "Iya, ya, mana ada laki yang mau sama elo. Kalo jantan mungkin masih mau. Wedus."

"Abaaaaang!!"

"Aduh-aduh!"

Tania menulikan telinganya begitu Je mulai mengaduh karena jambakannya. Biarlah ia punya abang yang botak, yang penting Je harus bisa mengendalikan humornya disaat Tania ingin serius.

"Udah, Setan!" bentak Je dengan memanggil Tania 'Setan'. Itu berlaku jika Je sudah merasa sebal dengan Tania.

"Abisnya abang, ih! Gue kan pengen serius, elonya ngocol mulu!"

Je balik menjambak rambut sebahu Tania. Hanya sekali, namun mampu menimbulkan bunyi 'krak' dari tulang leher Tania.

Suara terdengar pelan dari laptop Je saat video yang sebelumnya buffering, kini mulai terputar secara lancar. Dan saat mendengarnya, Tania mendesah sebal.

Anime, lagi.

"Lo mau ngomong apa enggak?"

"Mau!!"

"Ya udah, ngomong. Gue kasih waktu satu detik. Satu. Udah."

Tania menuruti godaannya untuk mencubit paha Je. "Gue lagi serius, Bang."

"Ya udah, ngomong! Lo ribet amat, sih."

Namun, bukan rentetan kata yang kemudian di dengar Je. Tania berdiri, masuk ke dalam rumah untuk mengecek apa benar ibunya tertidur ditengah-tengah sinetron india yang ditayangkan salahsatu channel tv. Tania berpura-pura memanggil ibunya dengan tingkat kelantangan suara yang berbeda tapi ibunya tak bergerak barang seinci pun. Dan setelah yakin, Tania kembali keluar dan duduk setelah menceples paha Je -lagi.

Cosplay CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang