"Kau.. seharusnya aku tak pernah mengenalmu.."
.
.
"Astaga chan hyung, seungmin" felix terkejut melihat keadaan kamar yang berantakan dan chan terduduk dilantai dengan seungmin didekapannya dengan keadaan yang bisa di bilang tidak baik baik saja.
"Apa yang terjadi, hyung?" Felix berkata seraya berjalan mendekat, chan yang ditanya hanya menggeleng tanpa mengalihkan tatapannya.
"Pergi.. jangan datang lagi, aku sudah memaafkan mu, tapi berhenti menemuiku.. kehadiranmu membuatku semakin sakit."seungmin berkata lemah seraya menangis dan menatap ke depan, felix pun mengikuti arah pandang seungmin, dan disana ada seorang pria tinggi.
"Aku mohon, bantu aku seungmin-ah, untuk kali ini, ku mohon" ujar pria tersebut memohon.
"Tidak kah kau merasa malu? Kau membuatku hidup menderita dipanti,dan setelah 5 tahun kini kau punya keluarga tapi kenapa masih menemuiku untuk meminta pertolongan?"
"Mungkin aku tak tahu malu sampai dengan berani menemuimu tapi hanya dirimu yang bisa membantuku, apa kau tidak menyadari bahwa aku tidak terlihat oleh yang lain?"
Seungmin terdiam, menyadari bahwa ternyata pria dihadapannya ini bukan manusia. Mungkin efek badannya yang sedang sakit sehingga baru menyadari hal itu.
"Aku bisa melihatmu." Ujar felix yang sejak tadi terdiam memperhatikan pembicaraan seungmin dan pria tersebut.
Seketika semua mengalihkan pandangannya pada felix.
" benarkah? Kau bisa melihat dan mendengarkanku?"
Felix mengangguk.
"Jangan mau menolongnya" tegas seungmin.
"Atau chan hyung bisa dalam bahaya..." lirih seungmin
"Mengapa aku terlibat? Siapa yang kalian ajak bicara?"
Chan pun angkat bicara. Namun sebelum ia mendapat jawaban, seungmin sudah menutup rapat kedua matanya, seketika chan pun panik dan meminta felix membantunya membukakan pintu dan ia membawa seungmin ke mobilnya untuk dibawa ke rumah sakit. Felix ikut menuju rumah sakit.
.
.
Seoul national university hospital
"Bagaimana keadaanya dok?"
"Hanya masalah dengan lambungnya, dan tekanan darahnya yang rendah, mohon untuk memperhatikan pola makannya, dan sepertinya dia mengalami stress ringan jangan biarkan dia tertekan, selebihnya dia baik baik saja, jika infusannya sudah habis dia bisa pulang"
"Terima kasih banyak dok."
"Ini resepnya tuan, silahkan ditebus obatnya dan tolong administrasinya diselesaikan."
"Terima kasih suster."
Dokter dan susternya pun berlalu, chan berjalan menghampiri ranjang seungmin.
.
Di lobby rumah sakit felix terdiam, tadi dia kehilangan jejak chan. Dan disana ada pria yang ia lihat di kontrakan seungmin
"Jadi..?"
"Aku hyunjin, teman seungmin di panti dulu. Ya, walaupun sebenernya tidak bisa dikatakan temen mengingat hal yang pernah ku lakukan 5 tahun lalu makanya seungmin begitu membenciku saat ini"
"Ah, aku felix, akupun teman seungmin ya walaupun baru kemarin ku mengenalnya tapi ku anggap begitu."
"Hmm, pantas aku baru melihatmu. Jadi apa kau mau membantuku?"
Felix terdiam, dia ingin membantu tapi dia mengingat peringatan seungmin.
"Entah lah aku bingung hyunjin, mengingat peringatan seungmin, aku ragu "
"Kau hanya perlu membantuku menemukan siapa yang membuatku terbaring di rumah sakit,dengan begitu aku bisa kembali ke tubuhku."
"Jadi kau belum mati?"
"Haha... kau berpikir aku sudah mati?"
Felix mengangguk dengan polosnya yang membuat tawa hyunjin semakin keras.
"Aku terbaring koma di rumah sakit ini, ada diruangan 477 jika kau bisa berkunjunglah sesekali, aku kesepian haha...tapi aku ingin segera bangkit dari tidurku namun aku tidak bisa kembali ketubuhku sebelum menemukan siapa yang berusaha untuk membunuhku. Dan waktuku 1 bulan lagi dari sekarang, jika tidak aku benar benar tidak bisa kembali ketubuhku" ujarnya sedih.
Felix yang mendengarnya menjadi berempati, seperti melupakan peringatan seungmin, dia menyetujui permintaan hyunjin untuk membantunya.
.
"Felix, kamu dimana?"
"ah, hyung maaf aku tadi kehilangan jejakmu, aku masih di rumah sakit hyung, kau dimana? Apa seungmin baik baik saja?"
"Hyung di UGD, seungmin baik baik saja, nanti jika cairan infus sudah habis dia diizinkan pulang. Oh iya kau akan pulang duluan? Bisakah hyung meminta tolong padamu"
"Entahlah hyung, memang kenapa?"
"Bisakah kau kembali kerumah seungmin dan ambilkan beberapa pakaian untuk seungmin, ia akan menginap dengan kita di apartemen"
"Ah seperti itu, tentu hyung felix bisa"
"Terima kasih felix"
Chan mematikan ponselnya dan kembali mendekati seungmin yang terlelap.
.
"Hyunjin aku pulang dulu ya, nanti aku akan mampir kesini."
"Tidak perlu lix, aku yang akan menghampiri mu, boleh kan?"
"Oh, tentu. Aku bekerja ditempat yang sama dengan seungmin "
"Baiklah sampai ketemu besok"
Saat akan keluar ruangan, seorang wanita masuk kerungan tersebut.
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya wanita itu sambil menyelidiki felix dari atas sampai bawah.
"Dia ibuku" bisik hyunjin di telinganya. Felix pun menunduk sopan
"Selamat sore eommonim, saya felix temannya hyujin, saya kesini untuk berkunjung"
"Benarkah? Aku baru melihatmu" masih dengan nada mengitimidasi dan menyelidiki felix.
Merasa tidak nyaman, felix pun hanya tersenyum dan kembali menunduk sopan untuk berpamitan pulang.
Felix berjalan dilorong dengan lega, sejujurnya dia takut dituduh hal yang aneh aneh atau ditanya tanya oleh eommanya hyunjin mengingat dia pun baru mengenal hyunjin beberapa menit yang lalu.
Tanpa disadari, di ujung lorong seorang wanita menatap penuh amarah kepada felix.
.
.
.
TBC
Akhirnya kembali setelah hiatus selama 3 bulan :'))
Kini ku kembali,Ku usahakan untuk up cepat dan selesaiin cerita ini, semoga suka..
Vote and comment juseyo^^
KAMU SEDANG MEMBACA
broken compass ✔
FanfictionKisah perjalanan seorang felix, anak yang lahir dan dianggap sebuah kesalahan menjalani hidup untuk mencari ibunya Warning!! -Judul ga sinkron sama cerita -slow update