Chapter 9

1.3K 166 12
                                    

BEAM POV

Beam membuka matanya dengan perlahan, kepalanya merasa sakit karena hang over. Beam mengarahkan pandangan ke tempat asing yang tak pernah ia temui sebelumnya.

Dimana ini ? Bagaimana aku bisa sampai kesini ? Apa wanita itu yang membawaku.

"Morning baby." Beam terkejut mendengar suara yang tiba-tiba masuk keruangan.

"Kau....old man." Beam sungguh tak percaya, orang yang dihadapannya adalah orang yang ia rawat selama seminggu ini dan orang itu berdiri serta berjalan dengan kakinya sendiri.

Bagaimana ia ada disini ? Lagipula bukankah ia sedang perawatan patah tulang.

"Ini breakfastmu." Kata Forth sambil menyajikan makanan di meja dekat Beam.

"Ini dimana ?"

"Sabar baby, gimana kalau kau makan dulu supaya kau punya tenaga untuk melawanku."

"Apa maumu sebenarnya ?"

"Makan dulu baby."

"Katakan padaku bajingan." Kata Beam yang mulai marah.

"MAKANNN!!!." Perintah Forth yang begitu tegas dan keras membuat Beam tak percaya. Forth tak peduli langsung pergi meninggalkan ruangan itu.

Apa yang sebenarnya terjadi ? Kenapa ia menahanku ? Aku sungguh tak mengerti.

***

MING POV

Kenapa ? Kenapa P'Kit ada dirumah itu? - Ming

Hanya aku yang berani melakukan apa yang kau inginkan. Hanya aku seorang. Jadi dia miliku. Milikku. - Mong

Apa? Tidak bisa. Aku juga mau bermain sama P'Kit. Kau ini jahat sekali Mong - Kim.

Kau tidak bisa melakukan ini Mong. Dia bukan copter dan kau tahu itu. Dia P'Kit. Seorang dokter bukan siapa-siapa kita. - Ming.

Tak peduli dia milikku Ming. - Mong.

Tok....tok..tokk...

"Masuk" Teriak Ming dari dalam kamarnya.

P'Phun melangkah masuk dengan wajah khawatir.

"Nyonya besar memanggilmu Ming."

"Grandma sudah pulang ?"

"Iya. Dia ingin menemui Ming."

"Baiklah, aku akan menemuinya." P'Phun menahan Ming untuk pergi menemui Nyonya besar.

"Apa kau yakin Ming ? Atau bagaimana kalau aku membuat alasan kau sakit jadi kau tak usah menemuinya."

"Aku tidak apa-apa P, aku tak bisa terus-terusan kabur dari masalah. Cepat atau lambat aku harus menghadapinya sendiri."

"Ming..." P'Phun sungguh tak tega membiarkan Ming menemui grandmanya. Phun sangat menyayangi Ming. "Panggil aku jika kau butun bantuan."

"Hahahaha... P, aku ini sudah besar. Aku yakin bisa menghadapinya. Tapi jika P menawarkan bantuan, bisakah P bantu aku menjaga P'Kit di villa itu."

"Villa ? Kau menculik N'Kit ?"

"Mungkin aku atau mungkin juga bukan aku P. Tapi yang pasti P'Kit ada di villa itu. Tolong lindungi dia."

"Ming..." Phun memandang wajah Ming sekali lagi.

"P, Please.." kata Ming memohon.

"Aku tak ingin kehilanganmu Ming."

"P, tolong jaga dia. Itu satu-satunya permintaanku dan P tolong pergi sekarang juga."

"Baiklah, kabari aku Ming."

"Terima kasih P'Phun."

***

"Kau tau apa yang kau lakukan ?" Teriak Grandma pada Ming yang baru saja masuk ke ruang kerja Grandma.

"Apa yang kulakukan Grandma ?"

"Jangan belagak bego, katakan dimana dia ?"

"Dia ? Dia siapa ?"

"COPTER" Grandma mendelik marah kearah Ming dan nafasnya memburu akibat kemarahan yang memuncak.

"DIA BUKAN P'COPTER , P'COPTER SUDAH MENINGGAL. SADARLAH." Ming balik teriak. Bagaimanapun Ming berjanji akan melindungi P'Kit.

"DIA COPTER. DAN SERAHKAN DIA PADAKU."

"TIDAK, TIDAK AKAN KUSERAHKAN."

"SEMUA SALAHMU MING, GARA-GARA KAU COPTER MENGHILANG DARIKU."

"BUKAN AKU YANG MEMBUNUH P'COPTER. BUKAN AKU. Bukan, bukan aku...hik." kata Ming yang mulai menangis.

"PERCUMA KAU MENANGIS, AKU AKAN MENGAMBILNYA. COPTER CUCUKU TERSAYANG."

"PENGAWAL" Teriak Grandma dari dalam ruangan. "KURUNG SI ANAK BRENGSEK INI DIBAWAH TANAH. JANGAN PERNAH BIARKAN IA KELUAR." Perintah Grandma yang dituruti langsung oleh para pengawalnya.

"Nikmati hari-harimu disana. Dan akan kupastikan, kau tak akan pernah keluar dari sana. Renungkan perbuatanmu."

Ming segera ditarik keluar oleh para pengawal. " Tunggu." Kata Grandma menahan para pengawalnya. "Dimana Phun ?".

"Phun sedang ada urusan keluar." Kata salah satu pengawalnya.

"Kau suruh kemana dia ?" Tanya Grandma kepada Ming tapi Ming tetap terdiam.

PLAKKK Sebuah tamparan keras menampar pipi kiri Ming. Grandma mendekati Ming dan berbisik " kau tak akan bisa menjauhkanku dari Copter."

"CARI PHUN SAMPAI KETEMU. JANGAN BIARKAN IA LARI. " Perintah Grandma.

***

PHUN POV

Aku tak tega meninggalkan Ming sendirian menghadapi Nyonya besar tapi aku juga tak bisa mengabaikan permintaannya. Walau aku tahu Ming akan celaka ditangan nenek sihir itu tapi jika aku terperangkap juga maka tak ada yang bisa menolong Ming. Aku harus mencari cara.

Phun mengendarai mobilnya dengan kecepatab penuh, ia tak peduli dengan bunyi-bunyi klakson dari mobil-mobil yang ia lewati. Setelah mengendarai cukup lama dan yakin tak ada yang mengikutinya. Phun segera menelepon seseorang.

"Halo Wayo, ini P'Phun."

"........."

"P minta bantuan Wayo, Ming dalam bahaya."

"........."

"Iya, Nyonya besar sudah pulang."

"........."

"Tolong awasi gerak gerik dari pengawal keluarga Varodom, dan cari tahu keberadaan Ming."

"........."

"P mohon bantuanmu Wayo." Phun mulai menangis.

"........."

"Terima kasih, jangan menghubungi P, P yang akan menghubungimu."

"........."

"Terima kasih telah menjadi teman yang baik buat Ming."

"........"

"P harus sembunyi dulu. Bye."

Phun menangis tak berdaya mengapa ia tak bisa melindungi Ming. Ia harus menghalalkan segala cara untuk menyelamatkan Ming. Walaupun ia harus mengemis mengesampingkan harga dirinya didepan seseorang.

"Hallo, Noh "

"........."

"Aku butuh bantuanmu."

2. Private Doctor (Bahasa - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang