Chapter V - Changed

34.9K 3.6K 201
                                    

"Ya, tentu saja."

Antusias yang Luna Serra rasakan begitu kuat. Dia mencecar Steven segera untuk mengetahui lebih lanjut. Rasa kesal karena hari pentingnya diusik oleh kakak beradik yang bertengkar pudar sudah. "Siapa? Siapa gadis beruntung itu?"

Steven terkekeh pelan melihat Ibunya. Juga sang Ayah, yang mati-matian menahan ekspresi penasaran di balik topeng datar. Sekuat tenaga tak membuat wibawa seorang Alpha yang dimilikinya luntur. "Dia—putri Beta Aaron."

Ungkapan terkejut orang-orang serentak terdengar menciptakan keramaian. Di saat seperti ini, seorang Calon Alpha harus memberikan senyuman terbaik yang dimiliki. Mereka semua pun mulai menduga-duga, siapa gadis yang dimaksud mengingat Beta Henry memiliki dua Anak gadis yang kebetulan baru saja menciptakan keributan. Tak terkecuali Yunani, ini mencemaskan nya. Steven bilang dia akan diakui ketika prosesi pengangkatan laki-laki itu menjadi Alpha sekitar dua tahun lagi. Itu artinya, tidak sekarang bukan?

Segala spekulasi menghadang otak. Yunani khawatir bila apa yang akan didengarnya, tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Petunjuk ambigu tentang siapa mate Pria itu terlalu beresiko. Dia memang putri Beta Henry tetapi pertanyaannya, apa dirinya kah yang dimaksud? Atau, makhluk lain?

Dari tempatnya tersungkur dapat Yunani perhatikan sudut bibir calon Alpha terangkat. Meski samar namun tampak jelas di matanya. Itu pertanda tak baik. Dan Snow pun ikut waspada.

"Ibu, Ayah, kenalkan. Dia Kimberly Aaron, putri bungsu Henry Aaron."

Perih mengeksploitasi raga ke titik terdalam. Yunani menundukkan kepala praktis karena tak ada tenaga. Netra lembu yang selalu memancarkan kasih sayang, membola dengan petir penghantar badai. Sebelum setetes hujan turun dan membanjiri tanah Golden. Bersama nyanyian luka yang bersenandung, menyorot pasang mata untuk menatap.

Yunani menangis. Merintih dengan bibir bergetar. Sorakan kaget beserta ungkapan selamat terputus dengan suara pilu tersebut. Tak ada yang mampu melihat wajah tertunduk itu tetapi bahu yang terguncang juga alunan melodi tersayat, membuat setiap jiwa yang bernapas tahu bahwa gadis itu menangis. Mereka semua tak tau mengapa, tapi tangisan itu terdengar menggetarkan hati. Seperti luka si gadis, dapat mereka rasakan juga.

Henry dan sang Istri termenung sesaat. Tujuh belas tahun mereka merawat sang Anak, tak pernah sekalipun Yunani menangis sepilu ini. Tetapi rasa kecewa memang membutakan. Di mata seorang Ayah dan Ibu itu, Yunani pantas merasakannya akibat kesalahannya sendiri.

Mata berkilau yang sesaat tadi ungu, kembali menunjukkan warna aslinya. Menatap sayu pada seseorang di sana. Memohon penuh pengharapan.

"Steven..."

"Paman Henry, aku tidak tau kau memiliki putri yang tak beretika. Dia merusak kesenanganku bersama pasanganku. Bahkan menyeret wanitaku keluar dalam keadaan bugil. Kau tau, itu sangat melukai harga diriku."

Penjelasan yang terlampau sakit. Yunani memperhatikan respon orang tuanya. Mengharap sedikit belas kasih namun yang diterima tak terprediksi. Sedikit saja tak ada rasa ingin membela putri mereka. Henry justru percaya pada segala kelicikan yang diciptakan oleh Kimberly bersama calon Alpha. Ini tak adil baginya di saat semua yang disayangi membelot pada iblis jahanam berbungkus wanita pelacur. Yunani kembali termakan emosi mendapati kenyataan semuanya kini menyalahkannya. Dia tak peduli apa pun lagi, selain membunuh wanita laknat itu. Wanita, yang merebut segala posisi yang dimilikinya.

Dia menerjang. Melesat cepat ingin mengoyak leher Kimberly yang berlagak menangis sesenggukan. Tangannya terulur panjang, siap meraih leher jenjang bertabur tanda kemerahan.

Terhenti.

Seseorang menahan tangannya. Mematahkannya hingga Yunani memekik sakit. Matanya beralih menatap sang pelaku. Terkejut, dia tak percaya.

YUNANI : A Rebellious Luna [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang