"Mina~" Yoojung memanggil kemudian memeluk Mina erat. "Pagi-pagi bengong aja."
Mina menoleh, "Kaga bengong. Lagi mikir gue."
"Hah? Mikir apaan?" Yoojung melepaskan pelukannya kemudian melepaskan tasnya dan menaruhnya di atas meja. "Mikirin gue ya? Hehe."
Mina langsung menjentikkan jarinya di kening Yoojung. "Asal ngomong aja."
Yoojung ketawa, "Eh, iya Min! Gue buat cokelat lho! Ini buat lo." Yoojung memberikan bungkus cokelat berwarna merah muda pada Mina. "Cokelat persahabatan."
Gadis itu kemudian mengeluarkan kotak berwarna merah, "Nah, yang ini buat Mark hehe."
"Apaan buat Mark?" Lucas yang baru datang langsung bertanya.
Yoojung menoleh sambil memeluk kotak berwarna merah miliknya. "Cokelat, tapi gak ada buat lo. Soalnya lo nyebelin."
Lucas langsung mencibir, "Idih, siapa juga yang mau cokelat dari lo?"
Lucas bohong. Lucas malah maunya Yoojung ngasih cokelat ke dia. Ah, padahal Lucas memiliki hadiah juga untuk Yoojung. Mina melirik, jika Yoojung akan memberikan cokelat kepada Mark, apakah Mina harus memberikan cokelat buatannya untuk Lucas?
"Mark!" Panggil Yoojung ketika Mark masuk ke kelas. "Istirahat nanti, gue mau ngobrol ya. Hehe."
Meski bingung, Mark mengangguk. Tapi Lucas ketar-ketir. Aduh, kalau Mark nerima Yoojung gimana? Eh, tapi kalau ditolak gimana? Lucas seneng sih kalau Mark nolak Yoojung, tapi gak suka liat Lucas sedih. Gimana dong? Lucas galau.
••
Yoojung menunduk, menatap sepatunya sendiri. Mark di hadapannya juga diam, tak tahu apa yang harus ia katakan. "Mark, aku suka kamu. Bukan karena kita sekelas tapi jauh sebelum itu. Aku suka kamu karena kamu terlihat keren ketika main basket. Aku suka kamu sejak kita kelas 9. A-"
"Maaf." Mark memotong dengan cepat. Dia langsung membungkuk, 90 derajat. "Maafkan aku Yoojung. Maaf. Maaf. Maaf."
Yoojung menggigit bibir bawahnya, kencang. Menahan mati-matian agar ia tak menangis. "Ah, begitu? Gak apa-apa Mark. A- Gue senang udah ngasih tahu gimana perasaan gue ke lo. Makasih." Yoojung ikut membungkuk kemudian berbalik, menjauhi Mark.
Dia takut, takut jika menangis di hadapan Mark. Sampai akhirnya ia menabrak seseorang, "Lucas?"
"Lo kena-"
"Lucas, huhuhuhu." Yoojung langsung menangis sementara Lucas hanya bisa menepuk punggungnya. "Gue ditolak."
Lucas harus menahan dirinya untuk tidak tersenyum. "Ya, soalnya lo emang bukan tipe Mark."
"Sialan!" Yoojung memukul dada Lucas, "Kurang apa sih gue tuh?"
Yoojung duduk di kursi taman, Lucas mengikuti. "Kurang diem." Lucas memberikan sapu tangan ke arah Yoojung, "Buat Mark mah, lo banyak kurangnya. Kalau buat gue lo udah pas banget."
Yoojung diam, melirik Lucas. "Paan sih? Kaga usah bercanda, elah."
"Serius gue." Lucas bersungguh-sungguh, "Buat gue lo udah pas banget. Lucu, manis, imut, minta ditabok, bawel, ngeselin."
Yoojung langsung menjitak Lucas. "Lo muji apa ngehina, nyet?"
Lucas langsung ketawa, "Hehe. Ya pokoknya kalau buat gue lo udah pas banget. Makanya sama gue aja, gak usah sama Mark."
Yoojung mengerjap, bingung. Baru saja tadi dia ditolak, sekarang dia ditembak? Ini Yoojung bingung mau deg-degan apa gimana?
"Lu bercanda apa gimana sih? Heran gue. Aneh tahu gak?" Yoojung sebal sendiri, masih ingat tentang kejadian di mcd soalnya.
Lucas mendecak, menarik tangan Yoojung dan menaruhnya di dada kirinya. "Gue udah deg-degan kaya gini masih dibilang bercanda? Buset dah, emang gue kerjaannya bercanda mulu? Gue serius." Tatapan mata Lucas bikin Yoojung diam.
Bentar, kok Lucas keliatan beda ya? Kalau serius kaya gitu jadi aneh, tapi ganteng gitu. Yoojung langsung menggeleng kemudian menarik tangannya. "Apaan sih, Cas?"
Dia memainkan jarinya, melirik ke arah Lucas yang terlihat kecewa. "Maksud gue, tar dulu apa ngegasnya. Gue abis patah hati begini mau langsung lo gas. Hati gue kaget ini."
Lucas langsung tersenyun, cerah. "Hehe, kasih gue kesempatan kalau gitu?"
"Boleh. Tapi lo gak boleh berubah. Tetap jadi Lucas yang nyebelin dan Lucas yang gue kenal. Soalnya kalah lo tiba-tiba jadi diam atau cheesy, mending gue balik suka sama Mark." Yoojung menyilangkan tangannya, "Eh, tapi jangan terlalu nyebelin ya. Gue tendang lo nanti!"
Lucas menutup mulutnya dengan tangan. "Huhu, Yoojung keren banget!"
Yoojungnya langsung berdiri, meninggalkan Lucas. "Bikin malu, gue tinggal. Bye!"
"Ih! Manisku, tunggu!" Lucas sibuk mengejar, Yoojung sibuk menutup telinga.
••
"Sakit ya, ngeliat mereka bareng?" Mark menyandarkan dirinya di sisi dinding.
Mina menoleh, tersenyum kecil. "Biasa aja."
Mark mendekat, mengangkat wajah Mina dengan lemarinya. "Kalau biasa aja, kenapa nangis?"
Mina cepat-cepat menghapus air matanya. "Kelilipan gue."
Mark jadi ketawa, "Jangan bohong. Mina, gue nolak Yoojung. Lo ditolak Lucas. Kalau lo kasih gue kesempatan kaya Yoojung kasih kesempatan buat Lucas, gimana?"
Mina diam. Gadis itu masih menunduk, tak yakin. "Jangan dibuat stres. Lo bisa kasih gur jawaban kapan aja. I'll wait."
Mina tak mengejar Mark saat itu. Gadis itu hanya menatap punggung Mark yang semakin menjauh. Mungkin bukan sekarang, tapi nanti Mina akan mempertimbangkan tawaran Mark. Saat ini, Mina ingin menikmati kesendiriannya.
f i n
yessss, kelar!
hehehe
no next or lanjutan ya hehe
akhirnya aku jadi buat cerita pakai lag heart shaker hehehe
ku senanggggg~
-amel