Jam sebelas malam Yoongi baru pulang ke penginapan. Tujuannya hanya satu, yaitu beristirahat. Setelah berjam-jam mengudara dan melangsungkan meeting tanpa mengambil sedikit istirahat, Yoongi kuwalahan. Proyeknya sudah harus selesai saat ia berada di Bangkook, jadi saat ia pulang ke negaranya sendiri ia akan dapat mengambil proyek baru. Maklum saja, Yoongi adalah lulusan kebanggaan universitas. Sesaat setelah ia lulus, beribu proyek telah diajukan padanya. Belum lagi ia sudah seharusnya bekerja diperusahaan Seokjin walaupun orangtuanya telah memaksanya untuk mengambil beberapa pekerjaan ringan saja diluar perusahaan. Namun Yoongi menganggap ini sebagai pengalaman dan juga awal karirnya sebagai seorang arsitek. Ia tidak ingin teriming-iming oleh harta yang telah ia punya. Ia harus memulai semuanya dari nol. Oke, sepertinya kehidupan Yoongi terlalu banyak terungkap disini.
Penginapan murah adalah salah satu usahanya dalam meniti karir. Yoongi bisa saja meminta Bambam untuk memesankan kamar dihotel ternama, namun ia tidak melakukannya. Ia harus merasakan secara langsung bagaimana kerja keras yang berbuah keberhasilan. Entah itu akan memakan waktu bertahun-tahun.
"Nay!" panggil Yoongi dari sambil mengetuk pintu. "Nay? Udah tidur?" panggil Yoongi lagi.
Terdengar suara langkah kaki dari dalam. "Belum kok!" Kemudian pintu terbuka.
"Baru aja aku mau minjem kunci ca—wow...."
Mata sipit Yoongi sedikit membulat. Mulutnya mendadak kaku dan jantungnya berdegup kencang. Penampakan didepannya begitu menggairahkan. Paha mulus nan putih Nayeon yang tak tertutupi oleh kaos belelnya. Dan juga, gundukan dibalik kaos tipisnya yang sepertinya tidak terbalut oleh apapun. Heaven. Jangan lupa juga sedikit intipan dari si hitam segitiga yang Nayeon kenakan.
Apa cewek ini sedang menggodanya? Karena jika demikian, maka usahanya berhasil. Yoongi bukanlah seorang lelaki polos. Ia dewasa. Hal-hal berbau dewasa sudah sangat familiar padanya, tapi kali ini sedikit berbeda. Apalagi baju yang Nayeon kenakan adalah miliknya. Membuat cewek itu terlihat sedikit....seksi.
"Cepetan masuk! Nanti nyamuk pada masuk!"
Seruan Nayeon membuat Yoongi tersadar. Cepat-cepat ia masuk dan menutup pintu, menghembuskan nafas berat, berat pada mental dan fisiknya. Ia tidak boleh terlihat sange didepan Nayeon, itu hanya akan merusak reputasinya saja. Tahan Min Yoongi, tahan.
Cowok itu berbalik pada Nayeon yang sudah tertutupi selimut sambil sibuk bermain ponselnya. Ia matikan televisi yang sedari tadi menyala tanpa ditonton oleh siapapun. "Ka-kamu ngapain..." Sial. Ia terdengar gugup. Ini bukanlah Min Yoongi yang biasanya.
"K-kamu ngapain sih pake baju kayak begitu?!" paksa Yoongi pada dirinya sendiri. Tubuhnya terasa gerah.
Nayeon melirik malas. "Kenapa emang? Gue kepanasan. Kamar ini kagak ada AC-nya!"
"Tapi seenggak pakai celana pendek! Jangan cuman kayak begitu doang!"
"Celana lo pinggangnya gede semua!"
"Pake celana kamu sendiri bisa, kan? Pake celana jeans juga gapapa, asal jangan kayak begitu!" Karena gue hampir sange, Anjeng.
"Lo kenapa sih kayak gak pernah liat cewek pake bikini aja! Gue masih mending pake kaos ya! Atau lo mau gue buka semua, hah!?"
Yoongi pucat pasi. "Buat apa kamu buka-buka baju kamu didepan aku?!"
"Dasar sange-an!" sindir Nayeon.
SIAPA YANG GAK SANGE KALO DISODORIN BEGITUAN DIDEPAN MATA??!!
Yoongi menutup matanya kasar. Ini tidak bisa dibiarkan. Bahkan dengan wajah cemberut dan tubuhnya yang tertutupi selimut, Yoongi masih bisa membayangkan tubuh Nayeon tadi. Atau bahkan lebih. Pokoknya akan bahaya jika ia masih berada disana. Bisa-bisa 'adek kecil'nya bangkit. Memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Truth or Dare
FanfictionSemula hanya berawal dari kekesalan Nayeon terhadap tugas-tugas kuliah yang tak kunjung selesai, kedua orang tua cewek itu tahu bahwa Nayeon tidak pernah bersungguh-sungguh dengan penawaran yang dikatakannya. Namun saat sebuah kebetulan datang, Naye...