"Kalau kau memang tak percaya pada ku yasudah! Aku juga tak masalah! Kau pikir aku akan mengemis-ngemis kepadamu agar kau percaya padaku? Tidak akan Park Jimin! Tidak akan! Aku tak masalah jika dirimu dan sifat kekanakanmu itu --"
Brak!
Ocehan serta omelan dari pria manis itu terputus saat melihat sang kekasih keluar dengan membanting pintu studio itu, sang pria manis hanya bisa menghela nafas panjang.
Bukan, bukan hanya sekali mereka bertengkar karena saling cemburu. Oke kali ini mungkin dirinya sangat keterlaluan dengan sang kekasih, tetapi sifat sang kekasihnya itu membuat dirinya sedikir jengah dan muak, dia tau dan paham kalau sang kekasih cemburu, tapi ayolah hanya masalah sebuah rumor dirinya dengan seorang Noona yang ia bantu untuk comeback terbarunya, tapi ternyata sang Noona malah terjebak dengan pesonanya, siapa suruh huh!.
.
.
"Hey Min Yoongi! Kemana Jimin? Aku tidak melihatnya dari pagi, tumben sekali dia biasa dia selalu mengitili mu" Yoongi yang mendengar pertanyaan pertanyaan dari Hoseok pun terdiam, iya juga ya pikir Yoongi saat merasa sang kekasih sedang menghindarinya.
"Mana ku tahu Kuda! Seharusnya tanpa kau tanya kau sudah tau karena dia roomate mu!" lain di mulut lain juga di hati, itulah Min Yoongi. Mulut pedasnya berkata seolah dia tidak perduli dengan kekasih bantet nya tetapi jauh dilubuk hati terdalamnya dia merasa cemas dengan kekasihnya.
"Aish si Sialan itu!" umpat Yoongi saat otaknya dipenuhi dengan kekasih bantetnya Park Jimin
.
.
.
"Yak Park bantet Jimin! Sadar lah! Kau sudah menari selamat 15 Jam 25 Menit 13 Detik dan kau belum beristirahat!" sebagai sahabat seperbangsatan serta teman satu group paling tertampan Kim Taehyung, ia juga memiliki rasa kasihan melihat sahabat tercinta terpuruk karena sang kekasih, mengingat kekasih sahabatnya ini membuat dia berdecak sebal, apa susah nya sih seorang Min Yoongi meyakini seorang Park Jimin yang sedang goyah akan pendiriannya, bukannya dihibur malah ditambah dengan mulut si Hyung Pucat kesayangan Jeon Jungkook kekasihnya.
"Sudah lah Tae biarkan aku sendiri lebih baik kau urusi saja kekasihmu itu" usir Jimin dengan nada dinginnya, Taehyung yang mendengar pun langsung menahan umpatannya karena melihat Jimin yang sedang bersandar di dinding dengan lemah dan wajahnya yang makin pucat.
"Terserah kau bantet! Mau kau pingsan, mau kau sekarat, mau kau mati pun aku tak perduli!" umpat Taehyung dan hanya dibalas senyuman miris dari Jimin.
"Ya memang siapa yang peduli dengan ku? Kekasih ku saja tak peduli denganku apalagi dirimu, benarkan?"
BUGH!
"Ya Park Jimin! Jika kau memiliki masalah dengan kekasihmu itu jangan bawa-bawa diriku! Manusia sialan! Sialnya aku terlalu mengkhawatirkan mu karena keadaanmu! Dan nyatanya? Ini balasanmu? Dasar manusia brengsek!" maki Taehyung seraya mencengkram kerah baju milik Jimin
"Kau tidak tau Tae, kau tidak paham! Kau mempunyai kekasih yang sangat-sangat memperhatikan mu! Sedangkan aku? Mungkin jika aku sekarat pun dia tidak akan perduli! Mungkin dia akan menjenguk diriku saat aku sudah dikubur dalam-dalam" jelas Jimin dengan nada sedikit bergetar dan menahan tangisnya, sementara Taehyung yang melihat keadaan sahabatnya ini sedikit luluh lalu merangkulnya
"Hey! Aku minta maaf sungguh, tapi kenapa kau seterpuruk ini Jimin-ah? Apa hanya dengan masalah seperti ini membuatmu sangat terpuruk? Hey dude, ceritakan padaku, ceritakan semua keluh kesah mu kepada seorang Kim Taehyung, Jimin-ah!" Park Jimin yang mendengar Kim Taehyung mencoba menyemangati serta menghibur dirinya hanya bisa tersenyum kecil. Ya setidaknya ada 1 orang yang peduli padaku disini begitulah pikirnya.