INNOCENT : PART 16

1.4K 91 8
                                    

Update lebih cepat karna mood lagi baik. Gak tau mau ilustrasikan part ini dengan apa, jadi tidak ada media.

Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak....
.
.

“Kami menemukan sidik jarimu di TKP. Dan kami sudah menyelidikinya bila sidik jari itu berada semenjak kejadiaan perkara berlangsung,” Ucap Opsir Lewis.

“Apa kalian mencurigaiku sebagai dalang semua ini karena hal itu?” Kata Adam dengan nada kesal.

“Kami hanya memastikan dugaan kami. Dan juga kami tidak mempunyai bukti yang kuat mengenai alibimu saat itu.”

Adam menghela nafas berat. Ia memandang sinis kepada Inspektur Edgard dan juga Opsir Lewis.

“Baiklah! Aku akan mengatakannya. Aku adalah murid dari korban. Dan juga akulah yang sebenarnya menemukan mayat korban untuk pertama kalinya. Maafkan aku karena aku tidak langsung memberitahukannya kepada kalian. Aku merasa shock melihat guruku dalan keadaan seperti itu. Aku sempat hilang keseimbangan saat itu dan menopang tubuhku dengan benda-benda yang berada di TKP. Karena itu kalian bisa mendapatkan sidik jariku disana. Dan mungkin bila kalian memeriksa semua area TKP, kalian bisa menemukan sidik jariku dimana-mana. Karena aku pernah berada cukup lama disana.”

Adam menjelaskan panjang lebar mengenai kejadiaan saat ia pertama kali menemukan mayat Prof. Creighton. Perkataan Adam tampak meyakinkan membuat Inspektur Edgard, Oprsir Lewis, dan Daniel saling berpandangan. Daniel yang dari tadi tidak mengeluarkan argumennya hanya diam dan mengamati raut wajah Adam. Pria ini cukup mahir dalam mengatur ekspresinya dan mengecoh lawannya. Daniel tersenyum dan menegakkan tubuhnya sambil menatap tajam kearah Adam.

“Baiklah, Tuan Layton. Terima kasih atas kerjasamanya,” Ucap Daniel sambil mengulum senyum.



“Selamat datang Dokter Patton. Nona Anastasia telah menunggu di kamarnya,” Kata Pelayan Harold sambil menunduk hormat kepada Jhon.

Jhon tersenyum. “Terima kasih. Aku akan segera kesana,” Jawabnya.

Pelayan Harold berjalan di depan Jhon sambil menunjukkan arah jalan ke kamar Anastasia. Jhon terus mengikuti pria setengah baya itu hingga ia telah berada di depan kamar Anastasia. Pelayan Harold mengetuk pintu kamar Anastasia sejenak. Lalu, saat mereka mendengar sahutan Anastasia, Pelayan Harold membukakan pintu kamar dan mempersilakan Jhon untuk masuk.

Jhon melihat Anastasia yang sedang duduk di ranjangnya sambil membaca bukunya. Gadis itu tampaknya sudah banyak mengalami perkembangan dengan dirinya. Dia sudah bisa beradaptasi dan juga menjadi normal seperti sebelumnya. Mungkin itu adalah hasil pengajaran dan didikan oleh Daniel dan juga orang-orang yang berada di rumah ini.

Anastasia mendongakkan kepalanya saat ia menyadari Jhon telah masuk ke kamarnya. Ia mengulum senyum kepada Jhon dan menegakkan tubuhnya dari sandaran ranjangnya.

“Jhon...” Panggil Anastasia lirih.

Jhon menghampiri ranjang Anastasia. Ia duduk di samping Anastasia dan mengamati setiap lekuk wajah Anastasia. Dia tampak lebih baik dari sebelumnya. Dan juga ia seperti tampak lebih hidup dan bahagia dari sebelum-sebelumnya. Apa ada hal yang ia lewatkan mengenai kabar Anastasia?

“Kau tampak lebih ceria dari sebelumnya,” Ujar Jhon.

Anastasia terkekeh. “Kau benar, Jhon. Aku cukup bahagia saat ini.”

“Bisa kau ceritakan kepadaku apa yang membuatmu senang?”

Jhon mengambil pergelangan tangan Anastasia dan mengamati denyut nadinya. Lalu, ia mengisyaratkan Anastasia untuk berbaring di ranjangnya agar ia bisa memeriksa Anastasia dengan stetoskop.

INNOCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang