Lucid menatap mata Alexa yang masih sendu. Ia melupakan sebentar rasa sakit dipipinya.
"Alexa..."
Gadis itu pergi.
Lucid menatap kepergian Alexa. Lalu menatap kedua temannya secara bergantian.
"Kejar Cid" Ujar Kevin pelan.
Lucid mengangguk. Ia berlari keluar sekolah. Berharap Alexa belum pulang.
Dihalaman sekolah....
Ia menatap sekelilingnya. Tak ada orang.
"Sial!" Dengus Lucid.
Ia berlari keparkiran. Memasuki mobilnya, dan melaju menuju rumah Tania.
---
"Gua ga tau rumah Alexa. Dia sekolah kan baru beberapa hari. Belum cerita apa-apa tentang rumahnya" Jawab Tania.
Lucid memukul tembok rumah Tania. Ia tak tau harus berbuat apa sekarang. Shit, ia bahkan tak tau kesalahannya dimana.
Tania menatap Lucid yang terlihat marah. Hidungnya kembang kempis. Tangannya mengepal dan rambutnya acak-acakan.
"Ada apa emang?" Tanya nya.
Lucid menggeleng. "Yaudah makasih. Gua duluan ya" Tanpa menunggu jawaban Tania, ia langsung berbalik dan pergi meninggalkan rumah Tania.
---
Jam menunjukan pukul 06.15 wib.
Lucid sudah disekolah. Kemarin David mengatakan kalau Alexa selalu datang pagi sekali kesekolah. Dan itu menjadi waktu sempurna untuk menanyakan hal yang terjadi kemarin kepada gadis itu.
Lucid berdiri diambang pintu kelas XI IPA 2. Menunggu Alexa dengan perasaan tak karuan.
ALEXA POV
"Jadi kemarin dia kerumahmu?" Alexa menatap Tania yang berjalan disampingnya.Tania mengangguk. "Nanyain rumah lo. Emang ada masalah ya Lex?"
Alexa mengangguk. "Gua benci sama laki-laki yang ngingkarin janjinya. Munafik"
Alexa menatap kearah depan. Matanya menangkap sosok lelaki berambut kemerahan berdiri dipintu kelasnya.
"Lucid?" Tanya Alexa. Tania menatap kearah yang ditatap Alexa.
"Wah iya. Kesambet apa tuh bocah. Tumben amat berangkat pagi" Ujar Tania.
Alexa tak menggubris ucapan temannya itu. Matanya menatap Lucid dan kejadian kemarin masih terngiang dikepalanya.
2 detik kemudian, Lucid menoleh dan mata mereka bertemu.
Lucid berlari kearahnya.
"Lex soal yang kemarin... gua minta maaf" Ujar Lucid saat sudah dihadapan Alexa.
Alexa mundur beberapa langkah. Hendak pergi dari tempat itu sebelum Lucid menarik tangannya.
"Plis jangan ngehindar lagi Lex" Kata Lucid.
Alexa menatap mata Lucid "Kemarin lo bilang kalo lo ga bakal nyakitin orang lain lagi. Katanya lo ga bakal bully orang lagi. Lo.... ga bikin gua seneng sama sekali Cid"
"Ya ampun karena itu" Gumam Lucid. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Sumpah gua lupa Lex. Lagian kemarin emang Rasya yang salah. Kita lagi jalan eh dia main nabrak" Lucid membela diri.
"Ga usah ngeles. Lo kemarin main pukul aja ga nanya alesannya dulu" Balas Alexa. Ia melepaskan genggaman Lucid dari pergelangan tangannya.
Lucid menghela nafas. "Lex..."
"Nyokapnya Rasya meninggal" Alexa memotong omongan Lucid.
"Eh?" Lucid tak mengerti ucapan Alexa tadi.
"Gua kemarin ketemu bokapnya Rasya. Katanya nyokapnya Rasya dirumah sakit. Habis kecelakaan." Sambung Alexa.
Ia menatap kearah bawah. Dan.... menangis lagi.
"Gara-gara lo ngebully Rasya kemarin, dia jadi ga sempet nemenin dimasa-masa terakhir ibunya" Alexa terisak.
"Lo bicara apa sih?" Tanya Lucid.
"Gua pernah ada diposisinya. Nyokap gua udah ga ada Cid. Dan gua ga sempet nemenin dimasa terakhirnya. Ga sempet minta maaf. Ga sempet mandang mukanya dia. Gua nyesel Cid"
Lucid tertegun. Tangannya mengelus rambut Alexa. "Gua minta ma..."
"Kemarin Rasya masih punya waktu. Tapi gara-gara lo dia jadi ga punya waktu"
"Udah bikin dia babak belur. Udah bikin dia ga sempet nemuin nyokapnya. Lo... bisa mikir ga sih"
"Ya ampun Lex. Gua bener-bener ga tau kalo kemarin Rasya buru-buru karena nyokapnya kecelakaan." Kata Lucid.
"Lo ga nanyain dulu." Balas Alexa.
Lucid menghela nafas. "Jangan nangis lagi Lex. Gua ga tahan ngeliatnya"
Lucid memeluk Alexa. "Maaf udah buat lo jadi inget ibu. Maaf udah ngingkarin janji gua. Dan maaf udah bikin lo nangis" Bisik Lucid.
Alexa tak menolak pelukan itu. Ia menangis didekapan Lucid.
"Lo bilang ga tahan kalo gua nangis. Padahal lo yang bikin gua nangis"
"Sekarang gua janji. Ga bakal nyakitin orang lain lagi. Janji Lex" Ujar Lucid.
Tangannya mengelus rambut panjang Alexa. Berharap perempuan itu menghentikan tangisnya.
"Ga usah bikin gua iri, setan" Ujar Tania tiba-tiba.
Alexa melepaskan pelukannya. Menoleh menatap Tania, lalu tertawa.
"Ga bisa baca situasi nih anak" Kata Lucid sambil menatap Tania.
---
☆☆☆
Nb : yang nulis ikut baper:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)
Romantizm'Gua ga punya sedikitpun nyali buat ngomong cinta sama lo. Maaf' ~David Saputra Ranggana. 'Ga peduli udah ratusan kali lo nyakitin gua, ga peduli lo ga pernah nganggep gua ada, percayalah, gua tetep cinta sama lo' ~Alexandra Gabriella Putri. 'Gua di...