27

2.1K 84 4
                                    

Ini sudah hari kedua sejak kejadian dimana Alex dan Carol terakhir kali berbicara dan selama dua hari ini baik Carol maupun Alex seperti menghindar satu sama lain terutama Alex dia menyibukkan diri dengan kegiatan OSIS yang sebenarnya memang sedang sibuk-sibuknya. Hari ini Alex sedang berkumpul dengan Jun dan Marco di kantin, mereka sedang menikmati makanan yang mereka pesan hingga sekelompok anak perempuan masuk ke dalam kantin dan diantaranya ada gadis yang sudah dua hari ini kalau bisa tidak bertemu dulu dengan Alex demi kesehatan jantungnya. Gadis itu duduk di sisi lain kantin ini ntah hanya perasaannya saja atau memang benar terjadi gadis itu sedari tadi melihat kearah nya duduk dengan sesekali berbicara dengan dua sahabatnya lalu tertawa dan kembali lagi memperhatikan kesini, kearah Alex dkk.

"ehhh...Carol dari tadi ngeliatin ke arah sini" ucap Abeng yang ntah sejak kapan sudah duduk di sebelah Jun dan itu membuat anak-anak yang lain yang duduk di meja ini selain Alex menoleh ke subjek pembicaraan dan dapat dilihat si subjek langsung memalingkan pandangannya. Benar insthink Alex bahwa memang gadisnya daritadi memperhatikan ke arah sini tetapi bukan ke dia melainkan pria di depannya yang sedang asik menikmati bakso dan es tehnya.

"ngeliatin lo tuh Lex" ucap Jun dan langsung dijawab dengan cepat oleh Alex dingin "bukan gua" setelah itu Alex berjalan meninggalkan kantin, ntah kenapa hatinya tiba-tiba saja panas melihat kejadian ini.

Jam istirahat pertama Carol dan beberapa temannya termasuk Tya dan Dea menuju ke kantin untuk mengisi perut mereka setelah mendengarkan ceramah panjang kali lebar selama 3 jam pelajaran tentang sejarah kerajaan dan sistem perekonomiannya. Sesampainya di kantin Carol melihat pria yang beberapa hari lalu sempat mengobrol dengannya dan berencana untuk membolos terang-terangan dan karena terlalu asik mengamati pria itu karena cukup menarik perhatiannya Carol sampai tidak mendengar panggilan Dea

"woiii gadis perawan, bengong aja masih pagi" ucap Dea di depan Carol yang langsung disambut tawa oleh teman-teman semeja mereka tetapi Carol hanya menoleh sebentar lalu kembali memperhatikan meja seberang mereka

"ihhh kacang rebus mahal ya woi ngalah-ngalahin sukronya bi Ulpah" ucap Dea karena Carol masih mengabaikannya hingga akhirnya Tya menyikut lengan Carol

"eheh apaan, bi Ulpah kenapa?jualan kacang?" tanya Carol

"kagak. Lo yang jualan kacang" jawab Dea yang lagi-lagi membuat beberapa temannya tertawa

"itu cowok siapa sih?" tanya Carol karena dia merasa asing dengan pria yang menarik perhatiannya itu

"yang mana?" tanya Tya

"itu yang depan Alex"

"itu Marco Marcelino anak pindahan baru tapi udah ketemu sama suster Levita. Kenapa?" tanya Tya dengan nada penasaran, begitu juga Dea yang terlihat dari wajahnya

"ahh enggak pernah ketemu aja kayaknya" jawab Carol sekenanya, baru saja Carol akan kembali melihat ke arah pria itu ntah apa sebabnya tetapi semua cowok yang duduk di meja yang sama dengan pria itu secara bersamaan menoleh ke arahnya yang membuatnya secara spontan menoleh ke arah lain

"ihh malu gua diliatin mereka" bisik Carol ke teman-temannya dan langsung di jawab oleh Dea "ya lo daritadi ngeliatin sana mulu gak kedip" dan langsung di tertawakan oleh yang lain

"dimana lo?" itu satu pesan yang masuk ke line Alex dari Marco, sahabatnya. Saat ini Alex sedang menikmati langit dari tempat tersantai dan ternyaman di sekolah ini, rooftop. Setelah kejadian tadi di kantin Alex memilih ke rooftop menjauh dari keramaian dan menenangkan diri yang merupakan bentuk pengontrolan emosinya.

"woiii bego. Dimana lo?" lagi-lagi linenya berbunyi dan menampilkan pesan dari pengirim yang sama dari sebelumnya tetapi jari-jarinya belum mau untuk membalas pesan-pesan itu bahkan Alex lebih memilih untuk memejamkan maja sejenak. Baru saja Alex ingin memejamkaan matanya kakinya sudah ditendang seseorang yang membuatnya harus bangun dari posisinya.

Perfect Enemy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang