06.

38 6 11
                                    

   "Lihatin aku makan sampai selesai"

   "HA??"Celine gak percaya terkena jebakan Teo lagi.

   Teo memakan makanan tersebut dengan ekspresi yang dibuat buatnya, menunjukkan seakan akan makanan itu lezat sekali. 2 Lemon tea dingin dihabiskannya sendirian tanpa membiarkan Celine meminumnya sedikitpun. Padahal di cuaca terik seperti ini lemon tea adalah minuman musim panas favorite Celine.

   "Sabar Celine,sabar si tuan sialan ini akan selesai makan sebentar lagi. Huh.. Aku lebih senang kalau dia tersedak" Guman Celjne dalam hati

   Kruucch~

   "Malunya"

   Suara perut Celine kembali terdengar bahkan terdengar lebih kuat.

   "Kau lapar?"

   "Enggak" Jawab Celine dengan ego tingginya dan membuat wajahnya seolah olah gak lapar.

   "Makanlah"

   "Serius??" Refleks Celine menjawabnya dengan mata yang berbinar binar penuh harapan.

   Beberapa detik setelah itu Celine tersadar dan langsung menarik diri atas perkataannya tadi. Membuat ekspresi kembali seperti orang yang fresh.

   "Tadi katanya gak lapar. Makanlah aku serius,sebelum aku berubah pikiran"

   Celine langsung melahap nasi goreng yang ada di depannya. Teo menandangi Celine yang makan dengan lahapnya.

   "Pedas?!"

    "Kok pedas banget sih, kamu campur apa? "Tanya Celine dengan tergesa gesa sambil mencari air untuk diminum.

    "Pelayan" panggil Celine

   "Pesan Coffee hitamnya"Teo langsung memesan agar Celine tidak sempat mengatakan pesanananya.

   Muka Celine yang mulai memerah akibat pedas dan emosi yang dirasa langsung pergi ke toilet.

   "Hah.. Apa dia minum air keran?" tawa kecil Teo

   Di dalam Celine menggunakan air wastafel untuk kumur kumur, menghilangkan sedikit rasa pedas di lidahnya.

Tok tok tok..

   Teo mengetuk pintu toilet wanita untuk mengecek keadaan Celine. Dia pikir kalau candaannya kali ini melewati batas.

   "Kau gak papa? " Tanya Teo langsung ketika Celine keluar dengan pipi menggelembung.

   Puuufft~

   Celine menyemburkan air yang ada di mulutnya ke wajah Teo. Refleks Teo yang hanya bisa menutup matanya.

   "Apa yang kau lakukan" Geram Teo

   Para pengunjung restoran mulai memperhatikan kearah mereka. Teo yang merasa mereka menjadi pusat perhatian menarik tangan Celine untuk keluar dari sana. Celine melepaskan genggaman Teo dan menamparnya.

Plakk~

   "Puas rasanya. Huh" Celine langsung keluar meninggalkan Teo yang diam membatu.

   Belum pernah sekalipun Teo menerima perlakukan sekasar itu dari seorang wanita. Wanita yang biasanya selalu mengejar ngejarnya, dan menginginkannya sebagai pacar sekarang malah disembur dan ditampar.

   Dia segera mengejar Celine yang pulang namun tidak naik mobilnya.

   "Kau ini apa apaan sih? Puas bikin malu? " kata Teo sambil menghalangi jalan Celine.

   "Asal kamu tau aku udah seberusaha mungkin menahan emosi. Dan aku senang banget bisa nampar kamu" Celine senyum jahat dan menunjukkan jari jarinya yang gereget.

   "Haa, udah ngomongnya.Sekarang pulang"

   "Gak. Aku gak mau pulang bareng kamu"

   "O yaudah"Teo gak menahan Celine dan kembali ke mobil.

   "Hah, apa apaan dia? Jahat banget.  Kenapa banyak cewek yang ngejar ngejar si cowok jahat satu ini" Guman Celine dalam hati

   "Dia sudah gak waras. Jalan pak"

   "Tapi tuan muda, bagaimana dengan nona? "Tanya pak supir

   "Dia pulang sendiri"

   "Baiklah"

   Mobil Teo melaju melalui Celine.

   "Hah, aku benar benar di tinggal. Apa dia gak pernah bujuk wanita sebelumnya? " kesal Celine

   "Gak mungkin. Dia playboy gitu,cih. Oo astaga.. Malang banget nasibmu Celine. Sebaiknya kita minta tolong seseorang sekarang"

  
   Celine mengotak atik telpon genggamnya utuk mencari nomor seseorang yang bisa diminta tolong.

   "Gak mungkin papa, apalagi mama"

   Dia kembali mengscroll layar telponnya.

   "Halo Moses, maaf ganggu. Tapi aku dalam masalah sekarang,aku lagi di luar dan gak tau dimana dan aku gak bawa uang"

   "Oh, cari pamflet atau tanda di sekitarmu akan segera ke sana sekarang." Moses segera pergi menjemput Celine.

   Celine menunggu kedatangan Moses dengan mengaktifkan GPS telponnya agar Moses bisa mengetahui keberadaannya sekarang. Dia duduk di tempat duduk yang berada di bahu jalan.

***

   Sebuah mobil warna biru tampak berhenti di depan Celine. Pengemudinya yang tak lain Moses menyapa Celine dengan senyuman.

 

Jangan lupa Vote & commentnya 😋

MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang