Chap 10 ; (berantem)

9 3 2
                                    

"Dasar jalang lo"

"Apa lo bilang, gue jalang? Nggak salah denger yah!!"

"Emang benerkan lo jalang, buktinya elo malah sok kecentilan sama Devan yang jelas nggak suka sama lo"

"Duhh dunia kebalik kali yah"

Sejak tadi adu mulut antara dyra dan lita belum juga selesai, kedua musuh itu masih bertengkar di belakang kantin. Untung saja ini masih jam istirahat, kalau tidak. Sudah pasti kedua musuh itu akan di urus di ruang konseling.

Oliv dan kesya hanya bisa menatap pertengkaran itu, tidak ada yang bisa mereka lakukan jika berhubungan dengan lita. Bukannya mereka takut hanya saja ratu drama itu bisa melakukan apa saja demi image nya.

"Bitch!!" Pekik lita tertawa puas.

Dyra membulatkan matanya, ingin sekali dia menampar gadis di hadapannya ini. Namun dia harus menahan rasa kekesalannya itu jika tidak mau dikeluarkan dari sekolah.

"You Are The Bitch!!! Hahaha" lita tertawa puas, dia cukup puas melihat ekspresi wajah dyra saat ini.

Dyra ingin sekali memukul lita tapi entah kenapa tangannya begitu kaku untuk di angkat ke hadapan lita.

"Lo tau nggak, lo itu lebih dari yang namanya iblis" balas dyra kesal.

Lita sendiri hanya menanggapinya dengan mengedikan bahunya acuh dengan perkataan dyra barusan.

"Iblis itu kayak lo dyra, dan lo itu jalang"

Suara itu mampu membuat dyra ternganga, gisel yang biasanya membantunya untuk melawan lita, kini ikut membantu musuhnya sendiri. Gisel bahkan menatap lurus ke arah dyra, dengan tatapan kesal. Gisel sungguh berubah seratus persen.

Kesya dan oliv saling tatap, keduanya mulai kebingungan. Bahkan kesya masih saja tak percaya bahwa itu benar-benar gisel.

"Kenapa?" Pekik gisel saat menunggu perkataannya sama sekali tidak dibalas oleh dyra.

"L-lo k-kok gini sih sel?"

"Seharusnya pertanyaan itu ditujukan ke elo, kenapa lo dengan teganya mengambil semua kebahagian gue, lo itu bukan sahabat gue, bukan sahabat gue dyra!!" Teriak gisel frustasi.

Dyra terpaku ditempatnya, dia tahu apa yang dimaksud gisel. Yup, dyra sudah menyesalinya, dia tahu itu pasti sangat sakit dirasakan gisel. Dan untuk semua kekacawan ini, dyra menyalahkan vano dan dirinya sendiri. Sedangkan lita tertawa licik, gadis itu puas melihat pertengkaran kedua sahabat.

"Gue selama ini cuman bisa diem, nggak bisa ngelakuin sesuatu karena gue bukan siapa-siapa dia, orang yang udah lo rebut dari gue!!!. Ingat satu hal yah.."

Sebelum gisel melamjutkan perkataannya dyra sudah menampar gadis itu duluan. Gisel awalnya kaget namun senyuman licik kembali timbul di wajah cantiknya.

"dan sekarang lo nampar gue, sadar diri lo..dasar perempuan jalang!"

Gisel menampar wajah dyra hingga kemerahan, dyra sendiri terdiam di tempatnya. Tangannya begitu kaku untuk digerakan, entah kenapa staminanya berkurang. Oliv dan kesya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, jika saja disini ada celine ataupun michel masalahnya tidak akan separah ini.

Gisel mengangkat tangannya, bersiap untuk menampar dyra yang kedua kalinya. Namun tanggannya terhenti di udara, seseorang telah menahan lengannya. Gisel tentu kaget saat melihat siapa orang tersebut.

Itu adalah vano, vano baru saja tiba bersama michel dan celine, kedua sahabat gisel dan dyra itu tampak sangat was-was. Vano menghentakan tangan gisel ke udara. Raut wajah cowok itu begitu jelas menimbulkan kekesalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'M Promise : (early)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang