"Harapan Yang Bodoh"

17 2 0
                                    

Sudah 3 tahun aku mengenal Joshua. Aku mengenalnya waktu masih duduk dikelas 2 SMA. Berawal dari saling follow karena kami sama-sama anggota paskibra yang berbeda daerah yang berakhir dengan saling bertukar nomer WA. Joshua pria tampan, tinggi, putih, sipit, baik dan humoris. Dulu saat awal kami kenal aku sangat penasaran dengan dirinya. Hingga akhirnya kami bertemu di Jogja. Ia lebih tua dari ku satu tahun. Tetapi kami kini satu angkatan, karena dulu saat Ia baru lulus SMA  Ia langsung mendaftar menjadi tentara namum sayang tidak di terima. Dan akhirnya Ia memutuskan untuk kuliah. Sebenarnya aku tak percaya Ia kuliah di Jogja pasalnya dia pernah berkata pada ku bahwa Ia akan kuliah di Banjarmasin. Tapi ternyata Ia malah kuliah di Jogja.

Pada suatu hari handphone ku berdering, ada panggilan masuk. Dilayar handphone ku terterana nama Jo. Aku pun langsung menganggkatnya, "Hallo?". "Hallo, Deb kamu di mana ?" Tanyanya. "Em.. aku di kost, ada apa ? " tanyaku. "Nggak papa, lagi gabut aja" jawabnya. "Oh aku kira kenapa". "Kamu lagi apa?" Tanyanya lagi. "Nggak lagi ngapa-ngapain" jawab ku sambil merebahkan diri di atas kasur. "Oh kamu udah makan?" Tanya lagi. "Belom, aku mau ngerjain tugas tapi nggak ada pulpen biru. Soalnya dosen minta tugasnya di kerjain pake pulpen biru dia takut kalo kami copy-copyan tugas biasa anak kesehatan. Mau beli males banget" jawabku. " yaudah aku beliin aku kesana sekarang. Sharelok ya". "Ah nggak usah kost mu kan jauh". "Nggak papa, yaudah aku otw. Bye" Ia pun menutup telpon. Aku berpikir Ia hanya becanda, selang beberapa menit aku meneria pesan darinya  Ia mengirimkan foto dirinya yang sedang di jalan. "Deb sharelok ya" akhirnya mau tak mau aku mengirimkan lokasi ku. Tak lama kemudian aku mendapat pesan lagi darinya " Deb aku udah sampe". Aku pun segera keluar dari kost, dan untuk pertama kalinya aku bertemu dengannya. "Ini" sambil memberikan pulpen. "Kan aku udah bilang nggak usah, kasian kamunya kejauhan. Btw makasih ya". "Nggak papa, yaudah kamu kan belom makan juga. Kita cari makan sekalian ya" akhirnya kami pergi mencari makan berdua.

Mulai hari itu perteman kami menjadi lebih akrab. Kami sering telpon, chatting dan video call. Pada suatu hari aku tiba-tiba sakit, badan ku panas dan radang tengorokan ku kambuh. Dan waktu itu Ia lah orang pertama yang datang kekost ku dan mengatarkan ku untuk berobat. Entah dari situ juga aku menaruh sedikit harapan. Dia sangat perhatian pada ku. Tapi tak lantas aku langsung terlena dengan perhatiannya. Aku pun mulai menanyakan padanya apakah Ia memiliki pacar atau tidak. Dan jawabnya tidak, aku pun merasa senang. Lalu aku pun bertanya kembali apakah Ia sedang dekat dengan seorang wanita "Oh iya jo, gebetan kamu sekarang siapa ?" Tanya ku. "Adalah" jawabnya singkat yang membuat ku semakin penasaran. "Ya gitu sekarang, anak mana anak jogja juga?" Tanya ku kembali. "Kuliah di jogja, tapi asalnya bukan jogja" jawabnya. "Ohh siapa sih?" Akupun mukai penasaran, terlihat kepo tapi aku memang benar-benar penasaran. "Em Yessica" jawabnya, sontak rasa hati kecawa. Tapi yasudah lah tak masalah. Mungkin memang kami di takdirkan untuk hanya sebagai teman. "Oh nggak kenal hahah" aku mencoba menyembunyikan rasa kecawa ku.

Aku pun mulai mencoba untuk melupakan harapan yang pernah aku taruh padanya. Dan mencoba tetap terlihat baik-baik saja. Namum hari demi hari terlewatkan Jo berubah. Entah mengapa tiba-tiba Ia lebih perhatian pada ku. Hingga pada suatu hari Ia berkata bahwa Ia sudah mulai bosan dengan Yessica. Ia mengatakan Ia mulai muak dengan perlakukan Yessica yang cuek padanya. Entah mengapa aku mengagap ini suatu kesempatan dan mangagap ada harapan. Ia sangat-sangat perhatian, tak salah bila aku berharap padanya. Namum disisi lain aku juga merasa kasihan padanya karena Yessica yang terlalu cuek padanya. Apalagi di saat Ia petandingan fustal. Ia meminta Yessica untuk hadir mendukungnya namum Ia tak datang. Saat itu hanya aku yang datang mendukungnya. Waktu itu, pertandibgan antar jurusan. Aku diminta untuk hadir dan mendukungnya, akupun hadir dan ikut menyaksikan pertandingan. Setelah permainan selesai Ia pun mengirim pesan pada ku "Kamu nggak nonton aku ya?" Akuoun segera membalasnya. "Elah aku di depan mata mu" Ia pun langsung menghampiri ku. "Aku kita kamu nggak jadi nonton aku" ujarnya. "Ya nggak lah" kata ku singkat. "Kamu langsung pulang ? " tanya ku. "Masih nunguin temen" jawabnya. "Oh" tak lama teman-temannya kelaur menuju parkiran. Akupun di kenalkan pada temen-temannya. Entah aku marasa aku sangat senang, bisa di kenalkan oleh teman-temanya yang lain.

Aku pun semakin tinggi mengantukan harapan padanya. Tapi tiba-tiba Ia mulai berubah lagi, aku merasa Ia mudah sekali berubah. Ia tiba-tiba menjadi kurang perhatian pada ku. Aku cukup kecawa disaat aku mulai banyak berharap Ia malah berubah. Dulu Ia selalu ada disaat aku senang di saat aku sedih dia selalu ada. Memang kami masih berhubungan seperti biasa namum sikapnya berubah. Aku pun tak tau mengaoa. Aku berpikir bahwa Yessica mulai baik pada Jo. Mungkin itu alasan Jo berubah, tapi yasudah lah tak apa. Tapi jujur hati ini tak bisa di bohongi rasa cemburu ada sedih ada kecawa apa lagi. Rasa marah pun ada, karena aku sudah terlalu banyak berharap. Dan harapan itu hanya berakhir sia-sia. Aku mengabtungkan harapan yang tinggi harapan yang bodoh bisa bersamanya. Tapi aku tak pernah menyesal bisa mengenal tak apa ini akan ku jadikan pelajaran. Aku cukup senang mengenal luka. Cukup senang memiliki harapan yang bodoh.

Harapan Yang BodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang