Akhir-akhir ini Savira dapat melihat lingkaran hitam di sekitar mata Rafa, tampak sekali Rafa kurang istirahat.
"raf, kamu kenapa?" Tanya Savira memulai.
"aku baik-baik aja, hanya kurang tidur"
"mending kamu pulang, istirahat di rumah daripada kayak gini. Memang kamu ngapain sampe kurang tidur?"
"malam tadi aku gak bisa tidur"
"kemarin-kemarin juga kamu terlihat seperti ini"
"sudah ya, sekarang kita berangkat. Nanti aku istirahat di kelas aja"
Hening melingkupi suasana diantara mereka cukup lama hingga tak terasa mereka telah memasuki area parkir sekolah. Masih tersisa 15 menit lagi sebelum masuk kelas, tampak geng Reza berkumpul di taman depan kelas. Rafa menarik savira menghampiri teman-temannya.
Percakapan diantara mereka mengalir dengan lancar, hingga sebuah pernyataan dari Reza membuat Savira bertanya-tanya.
"raf, jangan lupa nanti malam" Reza menatap Rafa dalam
"iya pasti"
Savira ingin menyampaikan pertanyaan namun bel masuk memutus moment nya. Mereka bergegas masuk ke kelas masing-masing.
'apakah jika aku bertanya langsung rafa akan menjawab? Atau aku coba korek info dari teman-teman aja ya?' Savira menimbang dalam hati dan dia lebih memilih pilihan kedua.
"don, doni" savira memanggil Doni yang sedang melewati ruang kelasnya sambil membawa setumpuk buku. Ia yakin lelaki itu sedang kena hukuman guru.
"apa?" Tanya Doni menoleh ke belakang
"tungguin dong" savira berusaha mengejar Doni yang berada di depannya.
"kamu ngapain ngikutin aku? Kamu suka sama aku ya? Jangan deh saf, nanti aku kena marah rafa" Doni menatap jahil savira.
"siapa juga yang ngikutin, kamu mau ke kantor guru kan? "
Doni mengangguk
"yaudah barengan aja. Aku tebak pasti kamu kena hukuman?" Tanya savira memastikan dugaannya.
"hehehe...tahu aja"
"oiya, ngomong-ngomong nanti kalian ada acara apa sih?"
"kenapa? Kamu mau ikut? Eh, kayaknya gak boleh deh sama rafa"
"emangnya ada acara apa sampe rafa gak bolehin?" Tanya Savira memancing.
"emmm...itu, kami mau ikut kebut malam"
"maksudnya? Semacam jerit malam?" Savira mencoba menebak.
"bukan, emm...gimana ya? Itu seperti motor yang melaju kencang"
"maksudmu bal..." ucapan Savira berhenti karena dipotong doni.
"sssttt jangan kenceng-kenceng ngomongnya, itu aku kasih perandaian karena disini banyak murid dan dekat kantor guru"
"oiya, iya" angguk savira mengerti apa yang akan mereka lakukan malam ini.
Savira merasa dirinya menjadi detektif gadungan hanya untuk tau apa yang dilakukan pacarnya. Ia bahkan mencari kontak Doni untuk memastikan jam berapa mereka mulai, karena Savira tidak mendapat informasi apapun dari Rafa. Apalagi setelah mengantar Savira pulang,Rafa tidak sekalipun membalas sms nya dan saat malam menjelang savira sering menghubungi rafa dan hasilnya nihil.
Rafa dan yang lainnya baru saja tiba di lokasi, dia mematikan motornya dan mengambil hpnya. Rafa ingin mematikan hp nya dan ia melihat banyak pesan dan telpon berulang dari Savira, Rafa tidak menyadarinya karena hp nya dalam mode silent.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive and Arrogant
Teen Fiction"and now, I know you are possesif girl" dari seorang lelaki. "and now, I know you are arrogant boy" untuk kali kedua di pertemukan dalam pertandingan yang sama dan dibalas dengan kata-kata yang hampir sama. Vereyza, Savira dan Refandra