"Karena yang pernah terluka terlalu parah pasti akan menemukan penyembuh dari rasa sakitnya"
"Jadi dimana otak jeniusmu saat ini sir? "
Gavyn memperhatikan sekelilingnya dengan wajah yang sama datarnya. Sejujurnya dia sangat malas untuk berbicara dengan wanita yang satu ini "Lalu dimana letak mulutmu saat ini ms Blueberry? "
Blue tersenyum meremehkan "Apa kau tidak bisa melihat mulutku? Atau jangan-jangan kau jadi tunanetra karena terlalu banyak diam? "
Gavyn mengernyitkan dahinya bingung, apa hubungannya orang tunanetra dengan orang yang terlalu banyak diam "Menurutku kau harus lebih banyak belajar lagi Miss Blueberry"
Blue tahu maksud ucapan Gavyn dia paham betul apa yang dimaksud oleh calon suami sialannya ini "Persetan dengan perkataanku"
"Bisakah kau lebih sopan sedikit dengan calon suamimu ini?" tanya Gavyn datar
Blue menaikan sebelah alisnya "Kau lihat sendirikan kalau aku tidak sopan? Jadi bisakah kau bilang kepada ibumu untuk menghentikan pernikahan ini? Katakan bahwa aku bukan perempuan yang baik untukmu atau katakan bahwa kau mempunyai calon lain-"
Gavyn memajukan langkahnya kearah depan, tangannya dia masukan kedalam saku celananya. Dia paham betul bagaimana sikap dari wanita didepannya ini. 3 bulan bersamanya, membuatnya mengerti bahwa wanita ini merupakan tipe wanita keras kepala
Blue memundurkan langkahnya kearah belakang saat Gavyn berjalan kearahnya. Demi apapun Blue yakin bahwa atasan sialannya ini sedang mencoba bermain-main dengannya
Blue menghentikan langkahnya saat merasa bahwa punggungnya sudah menyentuh tembok. Rasa dingin mulai merayapi tubuhnya, Blue menggelengkan kepalanya dia yakin ini semua terjadi karena ada manusia kutub dihadapannya
"Jadi-" Gavyn menghentikan kalimatnya. Matanya menatap kearah bahu telanjang Blue yang terbuka
"A-apa yang kau mau?" tanya Blue gugup
Gavyn mengeluarkan tangannya dari saku celana. Tangan kanannya dia gunakan untuk mengelus bahu telanjang Blue yang terbuka
"Sialan!" Blue menghempaskan tangan Gavyn kasar
Gavyn tersenyum meremehkan kemudian menarik pinggang Blue agar menempel dengan tubuhnya. Blue mencoba menekankan emosinya saat wajah mereka berdua saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat
"Apa maumu?!" ucap Blue dengan nada rendah namun terdengar tegas
Gavyn tersenyum "Kau"
Blue mendorong tubuh Gavyn namun percuma karena tenaganya jauh lebih kecil dibandingkan dengan tenaga Gavyn "Bastard! "
"Dengar" bisik Gavyn ditelinga Blue "Aku tidak tertarik padamu"
Dan setelah itu Gavyn mendorong tubuh Blue menjauh. Hanya ini yang dia ingin katakan kepada Blue bukan yang lain. Karena dari awal Gavyn tidak ingin terikat dengan yang namanya komitmen
"Bagus kalau begitu" ucap Blue "Itu artinya kau tidak akan menyentuhku setelah kita menikah nanti"
Blue berjalan keluar meninggalkan Gavyn yang masih terdiam ditempatnya. Entahlah Gavyn sendiri tidak mengerti ada apa dengan dirinya selama 3 bulan bersama dengan wanita keras kepala ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Gavyn
RomanceDont copy my story Namanya Blueberry , Kisahnya mungkin tidak semanis buah Cherry ataupun seabu-abu buah strawberry. Banyak hal yang dilaluinya setiap hari, bekerja adalah prioritasnya saat ini. Percayalah, dulunya semua bisa dimiliki oleh Blueberry...