Chapter 11

1.2K 164 46
                                    

KIT POV

Membosankan. Sampai kapan ia menyekapku disini. Memang sih semua terjamin, ada orang yang mengantar makanan untukku. Ming sudah pergi dari semalam. Semoga saja ia tak kembali lagi.

Aku menyantap sarapan pagiku, walau sebenarnya aku tak nafsu makan tapi mau tidak mau harus kupaksa demi mendapatkan energi untuk keluar dari tempat ini.

BRAKKK... suara pintu yang terbuka dengan paksa membuatku hampir saja mengeluarkan isi makanan di mulutku.

"P'Phun."

"N'Kit, kau baik-baik saja ?" Katanya menanyakan keadaanku.

"Aku baik-baik saja P, selain dikurung ditempat ini selebihnya aku baik-baik saja P."

"Syukurlah."

"Apa P disini untuk membebaskanku ?" Tanyaku berharap agar P'Phun dapat menolongku seperti yang dulu pernah ia lakukan.

"Iya, cepat habiskan makanmu Kit. Kita harus pergi dari sini."

"Baik P." Kataku tanpa bertanya lebih lanjut. Entah kenapa aku merasa P'Phun tak akan berbuat macam-macam padaku.

***

Kami segera pergi meninggalkan villa itu setelah P'Phun memberitahu pengurus villa agar mengunci villa dan memesan agar ia tak pernah melihat kami kepada siapapun yang bertanya.

P'Phun sangat pendiam sepanjang perjalanan dan aku tak berani menganggunya. Aku harus tahu diri, sudah cukup ia menolongku dari Ming.

"Kit" kata P'Phun membuka pembicaraan.

"Ya P'Phun."

"Kita tak akan kembali ke Bangkok sementara ini." Kenapa ? Kenapa tak kembali ke Bangkok ? Apa ini artinya petualanganku masih berlanjut. Aku hanya terdiam melihat P'Phun.

"Demi keselamatanmu." Lanjutnya.

"Sebenarnya apa maksud semua ini P'Phun ?" Tanyaku yang sudah tak bisa membendung rasa penasaranku.

"Maafkan P, P akan ceritakan nanti. Tapi P mohon agar Kit ikut kerumah teman P. Demi keselamatanmu."

"Aku sudah berada dimobil P, dan aku tak punya tenaga untuk menentang P. Terserah P saja." Kataku kesal.

"Terima kasih Kit. P janji akan melindungimu demi Ming."

Apa ? Melindungiku demi Ming. Hey P yang mengancamku itu si Ming atau kepribadian Ming yang lain bukan orang lain.

***

Kami tiba dirumah asing jauh dari kota Bangkok. P'Phun mengetuk beberapa kali tapi belum ada jawaban. Setelah menunggu lumayan lama, akhirnya pemilik rumah itu membukakan pintunya.

"Lama sekali." Bentak P'Phun ke pemilik rumah.

"Aku... sedang sibuk tadi P." Kata pemilik rumah cengegesan.

"Kenapa kau telanjang dada begitu Forth ?" P'Phun menunjukan dadanya yang tak terbungkus sehelai kainpun.

"Errr....aku..." jawabnya ragu.

PLAKK. Tiba - tiba P'Phun menamparnya. Menghadiahkan jiplakan tangan di pipi pemilik rumah ini.

"Sudah kubilang, jangan berbuat macam-macam padanya. Apa kau tak mengerti ?" Bentak P'Phun murka.

Dasar playboy, sudah jelas dari penampilannya ia baru saja meniduri seseorang. Pikirku sinis. Melihat tanda-tanda merah dibadannya, siapapun bisa menebak apa yang habis dilakukannya.

"P, aku hanya sekali melakukannya. Bukan salahku P, dia yang terlalu mengoda."

"Forth, kita disini melindungi mereka. Bukan mengambil keuntungan dari mereka. Apa kau ingin uang untuk pengobatan adikmu aku hentikan." Ancam P'Phun.

"Maaf P, aku tak akan mengulanginya lagi."

"Sudah aku tak ingin memperpanjang masalah ini. Ini Kit, sementara ia akan tinggal disini. Ingat, kau tak boleh macam-macam dengannya atau kau akan kukebiri Forth."

"Tenang saja P, aku tak tertarik dengan anak ingusan."

"AKU JUGA TAK TERTARIK PADAMU" Kataku berteriak. Sungguh tak sopan si Forth itu. Betapa kurang ajarnya dia, dia pikir semua orang akan tertarik padanya.

"KITTT." Teriak seseorang dari dalam kamar dengan suara yang sangat ku kenal. Aku segera berlari menghampiri suara tersebut.

"BEAMMM" Teriakku melihat Beam terbaring di tempat tidur. Airmataku menetes melihat Beam, Temanku.

"Kit bagaimana kau bisa ada disini ? Apa si pak tua itu menculikmu juga ?" Tanya Beam.

"Pak tua ? Siapa ?"

"Siapa lagi kalau bukan si brengsek Forth."

"Forth ??"

"Iya, dia pasienku yang menipuku berpura-pura patah tulang."

"OMG, dia pasienmu " kataku tak percaya.

"Katakan padaku, kenapa kau bisa disini ? Aku tak ingin ia menyakitimu Kit."

"Aku disini dengan P'Phun. Katakan padaku apa dia yang ia lakukan padamu ?".

"Kami hanya melakukan sex ringan."

"APA???"

"Maaf mencela pembicaraan kalian berdua." Kata P'Phun yang masuk kekamar diikuti si brengsek Forth dibelakangnya.

"P'Phun ternyata kau dalang dibalik semua ini. Kau menyakiti temanku P." Tanya Beam sinis.

"Terserah kalian akan menganggapku apa, tapi demi kebaikan kalian aku harap kalian bisa tinggal sementara disini."

"P, ceritakanlah biar kami mengerti." Kataku kepada P'Phun, menagih janjinya untuk menceritakan hal yang sebenarnya padaku.

"Baiklah akan kuceritakan, sebelumnya Beam pakailah bajumu dan ikut kami keruang tamu." Kata P'Phun sambil menunjuk kearah Beam lalu berjalan keluar.

"Aku suka telanjang. P mau apa ?" Tantang Beam. P'Phun sudah tak menanggapi sikap kekanak-kanakan Beam.

"Beam.." kataku menahan Beam sebelum ia makin tak terkendali.

"Aku juga suka kau telanjang Beamnie tapi hanya boleh didepanku saja. Pakai bajumu." Kata Forth yang genit mengedipkan mata kepada Beam dan menyusul P'Phun keluar.

"Sialan." Beam melemparkan bantal kearah Forth.

Aku dan Beam segera menyusul mereka setelah Beam berpakaian. Kami duduk dengan diam mendengarkan P'Phun berbicara.

"Sebelum P menceritakan sebenarnya, Kit apa kau membenci Ming ?" Tanya P'Phun yang tiba-tiba mengagetkanku.

"Aku benci dia." Kata Beam.

"Aku tak tanya kau N'Beam. Aku tanya N'Kit."

"Aku menggantikan Kit berbicara." P'Phun hanya menghela nafas menghadapi bocah Beam.

"Aku tak tahu P." Kataku jujur.

"Oiii Kit, dia hampir memperkosamu dan kamu bilang tak tahu. Kamu itu gimana sih ?"

"Beam, awalnya aku membencinya tapi setelah kupikir-pikir yang kubenci adalah Mong bukan Ming. Ming itu butuh bantuan. Ia sakit Beam."

"Tak peduli." Kata Beam yang masih keras kepala.

"Maaf, sebagai kakaknya aku minta maaf atas perlakuan Ming."

"APAAA?? KAKAK??"

2. Private Doctor (Bahasa - Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang