8th (Dancing With The Devil)

2.6K 218 30
                                    

10 years ago....

Yoongi berlari kecil menuju kelas Jennie. Pemuda itu merasa bersalah karena semalam ia batal bertemu dengan Jennie. Sebaliknya, Yoongi justru mendapati Jisoo di hadapannya pada malam itu. Dan Yoongi juga tahu bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan yang mungkin mampu membuat Jennie marah besar. Maka daripada itu, Yoongi sedang berusaha untuk memastikan bahwa Jennie baik-baik saja. Atau paling tidak, Yoongi akan membujuk Jennie agar gadis itu berhenti marah padanya jika Jennie memang marah padanya karena peristiwa yang terjadi tadi malam.

Setibanya di kelas Jennie, Yoongi melambaikan tangannya pada Jennie dengan gerakan yang bersemangat. Jennie tampak sedang merapikan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Yoongi pikir, Jennie akan membalas lambaian tangannya dan berlari menghampirinya kemudian bergelayut manja seperti biasanya. Namun, sepertinya Yoongi terlalu banyak berharap. Karena, gadis itu kini memberikan tatapan yang terkesan luar biasa dingin pada Yoongi. Bahkan, gadis itu ketara sekali enggan tersenyum kepada Yoongi.

Sorot mata kucing milik Jennie menampakkan kilat amarah yang membuat nyali Yoongi seketika menciut. Well, wajar saja jika Jennie marah padanya. Bukankah dirinya sudah mengingkari janjinya dengan Jennie pada malam itu?

Jennie berjalan menghampiri Yoongi dengan dagunya yang terangkat ke atas, menampilkan ekspresi pongah yang biasanya hanya ia perlihatkan di depan orang-orang yang dia benci. Tunggu, apa itu maksudnya Yoongi sudah termasuk ke dalam kategori orang-orang yang dibenci oleh Jennie? Tapi, tidak mungkin kan? Bukankah Jennie begitu mencintai Yoongi? Tidak mungkin kan rasa cinta gadis itu pada Yoongi berubah menjadi benci hanya dalam sekejap?

Yoongi memberanikan dirinya untuk tersenyum pada Jennie yang masih saja menatap pemuda itu dengan tampang datarnya. “Jennie−ya, sedang bersiap-siap ya? Ayo pulang sekolah bersam—“

PLAKKK!                                                         

Yoongi tidak dapat melanjutkan kalimatnya karena pemuda itu merasakan sebuah tamparan yang begitu keras di pipi kirinya. Bahkan, tamparan itu meninggalkan bekas kemerahan dan membuat pipi Yoongi terasa nyut-nyutan. Yoongi meringis kesakitan. Pemuda itu sama sekali tidak menyangka bahwa Jennie akan menamparnya seperti ini. Jennie, gadis yang lebih dulu mendekatinya dan menyukainya akan bersikap sejahat ini padanya. Memangnya, kesalahan yang telah Yoongi perbuat begitu besar hingga membuat Jennie menjadi berbalik membencinya seperti ini?

Jennie menatap Yoongi dengan sorot matanya yang penuh kebencian. “Jangan sok akrab denganku, Min Yoongi. Ingat lah, kamu bahkan bukan siapa-siapa di sekolah ini kalau bukan karena aku. Jangan sok baik di hadapanku jika kamu hanya ingin menjilat popularitasku. Ironis sekali. Manusia rendahan sepertimu benar-benar tidak tahu dimana seharusnya kakinya berpijak. Manusia rendahan sepertimu menyapaku dengan cara yang santai seperti itu? Memangnya kamu siapaku? Kamu pikir, kamu sudah cukup dekat denganku hingga memberimu hak untuk bertingkah sok akrab denganku? Jangan mimpi! Kamu itu hanya lah bagian dari kaum minoritas di sekolah ini!”

Yoongi membulatkan kedua matanya kala dirinya mendengar serentetan makian yang dilontarkan oleh Jennie padanya. Yoongi tidak pernah menyangka bahwa pada akhirnya, dirinya akan menggantikan target Jennie yang lama dan menjadi target Jennie yang selanjutnya. Tapi, kenapa? Kenapa gadis itu tega menyakiti hatinya? Bukankah seseorang tidak akan tega menyakiti hati orang yang dia cintai?

“Jennie Kim, kenapa kamu menjadi seperti ini? Kumohon, dengarkan penjelasanku. Bukankah kamu mencintaiku? Kenapa kamu menamparku jika kamu mencintaiku?” Yoongi yang gelagapan, mengeluarkan segala isi pikiran yang berkelebat di benaknya.

Jennie tertawa sumbang. “Aku mencintaimu? Jangan mimpi kamu! Memangnya siapa dirimu hingga aku dengan mudahnya jatuh cinta padamu? Kamu pikir, kamu mudah menaklukan diriku? Ha. Kamu ini terlalu banyak berkhayal, Min Yoongi. Bahkan, aku sanggup memperlakukanmu dengan kejam sebagai target baruku. Bersiap lah. Mulai hari ini, hidupmu di sekolah akan terasa seperti neraka yang tak hentinya membakar dirimu hingga kamu melebur, diciptakan kembali kemudian dibakar kembali,” tukas Jennie dengan nada bicaranya yang tidak hanya terdengar ketus tapi juga memberikan kesan bahwa Yoongi memang sudah melakukan sebuah kesalahan yang fatal.   

Baby, Good Night (Jennie Kim & Privated) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang