Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya aku sampai dirumah. Aku segera merebahkan diriku di kasur kesayanganku ini. Membenamkan diri ku dalam-dalam pada selimut kesayanganku. Selimut yang selalu ku pakai saat tidur.
Saat pada rapat di China kemarin, aku membawanya. Karena selimut ini mempunyai kenangan sendiri yang harus selalu ku ingat.
Ahh, kalian jangan berpikir macam-macam. Ini bukan kenangan panas adegan ranjangku. Percayalah, aku belum melepas status gadisku. Karena pria yang mau menikah denganku lebih memilih wanita lain untuk hidup bersamanya.
Ceklek
Pintu kamarku terbuka menampakan ibuku yang sedang membawa segalas air putih dan susu dengan nampan ditangannya.
"Yeri, kau sudah bangun?"
Aku menoleh pada wanita parubaya yang merawatku selama ini. Ibuku, sungguh aku menyayanginya.
"Minumlah air putih ini, lalu bersiaplah sayang." Ia meletakkan segalas air putih dan susu di atas nakas.
"Baik, eomma." balasku lalu beranjak dari kasur menuju kamar mandi.
"Aku akan menyiapkan pakaianmu, lalu segera lah turun saat kau selesai meminum susumu. Eomma dan appa menunggumu." Teriak wanita paruh baya itu saat aku telah memasuki kamar mandi.
"Baiklah, aku akan segera menyusul."
Aku mengenakan pakaian santaiku, karena hari ini adalah hari bonus ku untuk beristirahat.
Aku segera menuruni satu persatu anak tangga untuk menuju meja makan. Ayah, ibu, dan oppa ku sudah menungguku untuk sarapan.
"Lihatlah adikku ini telah tumbuh menjadi gadis yang cantik." Tutur oppaku sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Saat aku kecil pun aku cantik." Balasku lalu berlari dan langsung memeluk Suho oppa.
"Aigo..apa kau sangat merindukan ku?"
Aku mengangguk cepak dalam pelukannya.
"Mau jalan-jalan denganku?" Ajak Suho oppa kepadaku.
"Ayo kita per--" belum sempat aku menjawab pertanyaan oppa ku, eomma telah memotongnya.
"Kalian tidak boleh pergi sebelum sarapan." Eomma dengan cepat melarang ku dan Suho oppa.
"Arrgghh eomma jangan menarik telingaku seperti ini. Aarrgh sakit." Teriak Suho oppa ketika eomma menjewer telinganya.
Aku hanya tertawa sambil menuju meja makan.
"Araseo. Akan dan Yeri akan makan dulu." Lalu Suho oppa menyusulku.
"Bagaimana pekerjaanmu di Korea?" Tanya ayah pada Suho oppa.
"Baik aboji. Tetapi aku sangat kelelahan merawat pasien-pasienku." Jelasnya pada ayah.
Ayah menyesap kopi hitamnya dan meletakkan kembali ke atas meja. "Itu memang tugasmu Kim Suho."
Suho terkekeh mendengar jawaban ayahnya. Ia menyesap teh miliknya lalu mengoleskan selai coklat pada rotinya.
"Ya, itu memang tugasku. Tapi.." Suho oppa menggantungkan kata-katanya.
"Tapi apa?" Tanyaku. "Ah, tentang kau yang selalu di kerubungi gadis-gadis?" Aku segera menyambung pertanyaanku tadi.
"Benarkah Suho?" Tanya ayah kepada Suho oppa.
Suho oppa hanya mengulum senyumnya lalu memasukkan roti yang telah dia oles selai coklat kedalam mulutnya.
"Lalu kapan kau akan memberiku cucu?" Sambung ayah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love with You
Vampiros#62 [2552017] "Pak, kalo di hitung-hitung selama lima bulan saya kerja sama bapak cuma dua puluh kali kita bertatap muka" -Yeri "Kamu mau tiap hari ketemu saya? Yaudah jadi istri saya aja." -Kyungsoo "Ehhh bukan gitu pak maksudnya." -Yeri [PRIVAT]