Bermula dari bait kata yang kita ukir, mencari pelita tuk torehkan hal pasti. Kita, ibarat dua insan yang saling bertukar fantasi. Saling menepuk pundak walau hanya lewat sebuah kertas penuh goresan tak pasti. Ingin kutiup bayangmu, agar dipapah pergi bersama awan. Mengapa kau hadir dengan senyum secerah mentari? Saat mereka bilang cahayamu telah redup, kala ia pergi? Kenapa kau hembuskan semangat melalui lengkungan iblis itu? Kau ikhlas? Tulus? Atau hanya sekedar formalitas yang melandasi? Ini membingungkan! Jutaan kupu tanya meletup di dada. Entahlah... Sekalipun harapan semu semata, kau kan tetap jadi histori terindah. Terima kasih, untuk 540 menit yang kau lukis indah, di hati Sang Humairah, Sang Hamba Allah.
-Zahrah Najwa Sarahah
KAMU SEDANG MEMBACA
Syafaqna
Teen FictionSemilir kisah hidup remaja penghuni Dayah Haalatul Munirah, bersama semerbak kupu-kupu yang menggelitik di jiwa. "Bila Allah menginginkan dua hati untuk bersatu, Dia akan menggerakkan keduanya, bukan hanya satu." -Zahrah Najwa Sarahah "Hal yang pali...