6. Cobalah untuk mengerti.

59 1 0
                                    


"Buat apa saling perhatian? Kalau tidak bisa saling mengerti satu sama lain."

❤❤❤

Lidia mengkerutkan kening saat menerima balasan pesan dari Sofian yang agak beda tidak seperti biasanya. Ia tak mengerti akan sikap Sofian yang tiba-tiba berubah.

Lidia.

Fian, kamu kenapa?

Send.

Di sisi lain Sofian menghela napas saat menerima pesan dari Lidia yang tidak pernah peka akan perasaannya sama sekali sebelum mengetikan sesuatu di benda pipih yang sering di pakai oleh setiap orang itu, apalagi jika ada kepentingan mendadak. Pasti barang ini selalu di bawa setiap saat.

Sofian.

Gak papa.

Send.

Lidia menggeleng pelan. Sungguh ia tak mengerti kenapa Sofian jadi bersikap dingin seperti ini. Apa mungkin ia punya salah kepada Sofian? Entahlah, Lidia tidak merasa ada salah sama sekali.

Lidia.

Tidak seperti biasanya kamu dingin seperti ini. Kamu kenapa, Fian? Apa aku ada salah? Tolong kasih tahu, bukannya cuek kayak gini. Aku lebih suka kamu jujur di banding dingin kayak es batu.

Send.

Hembusan napas berat yang Sofian keluarkan sekali lagi membuatnya harus semakin sabar menghadapi sikap Lidia yang seperti anak kecil. Mengingat Lidia itu manja, dan ingin menang sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain. Berkali-kali Sofian menghela napas sebelum kembali mengetikan pesan di ponselnya itu untuk menjelaskan yang sebenarnya kepada Lidia.

Kenapa perempuan semacam Lidia tidak pernah peka? Bukankah perempuan itu suka main kode-kodean ya? pikir Sofian dalam hati sambil mengetikan rangkaian kata perkalimat di ponselnya yang berwarna putih itu.

Sofian.

Kamu juga suka cuek sama aku. Seharusnya kamu itu mengerti, Lidia. Aku begini karena aku sakit hati saat kamu bilang jomblo jika ada temanmu yang nanya. Seakan-akan kamu itu menganggapku gak ada. Aku juga cemburu saat ada pria yang memberimu eskrim di sekolah. Cobalah untuk mengerti perasaanku, Lid.

Send.

Hati Lidia terenyuh setelah membaca pesan dari Sofian yang menandakan hatinya sedang terluka. Kini ia mengerti kenapa Sofian berubah. Ini semua di sebabkan oleh dirinya sendiri. Ya, ia terlalu egois. Mementingkan perasaannya sendiri tanpa memikirkan perasaan Sofian yang senantiasa menemani hari-harinya selama ini.

Lidia.

Maafin aku, Fian. Maaf aku terlalu egois sampai tidak memikirkan perasaanmu selama ini 😭 Aku mohon, aku ingin hubungan kita baik-baik saja seperti dulu.

Send.

Sudah berapa kali Sofian memaafkan Lidia yang sikapnya suka seenaknya. Tapi Sofian sadar diri bahwa hubungan mereka itu backstreet yang di karenakan Lidia belum boleh pacaran oleh orang tuanya sebelum lulus sekolah. Ia hanya perlu menunggu Lidia satu tahun setengah lagi. Mengingat Lidia sudah kelas XI SMK semester 2 yang sebentar lagi akan naik ke kelas XII.

Sofian.

Iya gak papa. Asal lain kali jangan di ulangin lagi ya.

Send.

Lidia bersorak dalam hati. Ia jadi semakin sayang kepada Sofian yang sangat pengertian dan baik hati kepadanya ini. Entah apa yang harus ia katakan, yang pasti untuk saat ini ia sangat bersyukur bisa memiliki kekasih sebaik Sofian yang selalu mengerti dirinya sampai sekarang dan mungkin nanti.

Cinta Sejuta Rasa (Kumpulan Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang